Adelene Dé Cloups

By bonbonsusucoklat

41.5K 2.9K 47

Series 1 start : 30 Juni 2023 finish : --- Petualangan Adelene. Marga Dé Cloups adalah yang terkuat. Adelene... More

#01
#02
#03
#04
#05
#06
#07
#08
#09
#10
Baca ini!
Thanks
#11
#12
#13
#14
#15
#16
#17
#18
#19
#20
#21
#22
#23
#24
#25
#26
#27
#28
#29
#30
#31
#32
#33
#34
#35
#36
#37
#38
#39
#40
#41
#42
#43
#44
#45
#46
#47
#48
#49
#50
#51
#53
#54
#55
#56
#57
#58
#59
#60
#61
#62
#63
#64
#65
#66
#67
FYI
#68
#69
#70
#71
#72
#73
#74
#75 (short story)

#52

351 25 0
By bonbonsusucoklat

Phalia adalah yang terpanas

-Adelene Dé Cloups-

Hari ini adalah hari ke sembilan belas mereka berkelana. Tinggal beberapa hari lagi bulan biru akan muncul dan membuat geger penghuni Drovato. Mereka kini telah sampai dan tinggal sementara di sebuah rumah yang berada di pusat kota Kerajaan Phalia. Pemilik rumah ini merupakan saudagar kaya. Salah satu teman Veronica.

Beruntung sekali mereka kenal dengan seorang yang teramat kaya di Kerajaan Phalia ini.

Hanya saja, mereka semua kini terbaring di lantai marmer yang dingin. Suhu yang berbeda membuat mereka berkeringat sangat banyak. Adelene tidak merasakan apapun, tubuhnya tak bereaksi sama dengan teman-temannya yang lain.

Yang paling kasihan adalah Alesya. Ia terkapar tak berdaya di samping Felix.

Adelene berdecak, belum juga satu hari mereka sampai di Kerajaan ini. Adelene mengeluarkan sihir airnya. Kemudian ia urungkan saat merasa akan sia-sia.

Berada dalam satu ruangan yang cukup luas. Hawa panas terasa menyakitkan kulit mereka. Serasa melepuh, untung saja lantai marmer mendinginkan kulit mereka semua.

Gadis bersurai putih keperakan itu melihat keluar jendela. Ia melihat efek fatamorgana yang membuatnya pusing. Kerajaan Phalia kenapa bisa sepanas ini?

"Apa kalian ingin berenang?" tanya Adelene tanpa membalikkan tubuh. Ia menutup tirai dan ruangan gelap seketika.

Merek mengangguk lemah sebagai jawaban.

Adelene cekikikan sendiri melihat mereka terkapar tak berdaya. Ravi telah membuka baju luarnya.

"Kau tak malu tubuhmu dilihat oleh Felix dan lainnya?" celetuk Adelene.

Ravi mengibaskan tangannya, ia benar-benar gerah dan tak memperdulikan ucapan Adelene. Adelene tersenyum tipis, ia keluar dari ruangan tersebut dan menutup pintu dengan pelan.

Hendak berbalik, sosok wanita yang mengenakan gaun mewah memanggil Adelene.

"Adelene, apa kalian kepanasan?" tanya wanita itu.

Adelene mengiyakan. Matanya menyusuri lorong terang yang tak ada siapapun yang hilir-mudik. Matanya kembali menatap paras tegas dari wanita dewasa yang berada di depannya saat ini.

"Teman-teman ku yang berada di dalam kepanasan. Aku tidak merasakan apapun," jelas Adelene.

Wanita itu bernama Arlene. Ia tersenyum simpul menatap Adelene. "Kau ingin kemana saat ini?" tanyanya.

Adelene diam sebentar. Ia menghela nafas dan menatap Arlene dalam diam. Ingin berbicara namun, Veronica yang tiba-tiba saja datang menyela.

"Arlene, apa Kerajaan Phalia sepanas ini? aku dan Joan tidak betah berlama-lama di dalam ruangan yang tertutup." Terlihat jelas keringat yang mengucur dari dahi Veronica.

"Kau tak kepanasan?" tanya Veronica kepada Adelene. Mendapat jawaban gelengan kepala dari Adelene helaan nafas terdengar dari Veronica.

Veronica membuka pintu. Ia tercengang sesaat kala melihat Felix dan lainnya terkapar di lantai. Menggelengkan kepalanya tidak habis pikir. Ia juga merasa panas yang amat dahsyat, tapi tidak seperti mereka yang berbaring di lantai.

Arlene mengintip. Ia terkekeh pelan melihat tamu-nya itu kepanasan hingga seperti ikan yang terpanggang. Kakinya melangkah masuk ke dalam ruangan, melihat ke-enam orang itu kasihan. Arlene berucap, "apa kalian ingin berendam?" tanya Arlene.

Dengan kompak mereka menoleh. Tidak ada tenaga lagi mereka untuk menjawab pertanyaan dati Arlene.

Adelene yang melihatnya tertawa kecil, "kalian seperti ikan bakar," cetusnya. Ia tertawa melihat wajah masam Ravi yang kepanasan.

"Bersiaplah, aku menunggu kalian di bawah dan kita akan ke pemandian yang berada di sekitar sini." Arlene berbalik dan keluar dari ruangan yang berisikan Adelene dan teman-teman nya.

"Aku akan ke bawah terlebih dahulu. Adelene urus mereka ya ..." Veronica berlari kecil meninggalkan mereka yang kepanasan.

Adelene merasa kasihan. Apalagi melihat kulit Alesya yang sudah memerah. Mengeluarkan sihir airnya, gelembung besar berubah menjadi setitik air yang bergerombolan jatuh ke lantai dan membasahi mereka yang berada di bawahnya. Melihat wajah bahagia mereka karena merasa panas berubah menjadi dingin karena air yang turun dari sihir Adelene. Gadis yang melakukannya hanya tersenyum kecil. Raut sengsara teman-temannya tidak lagi terlihat.

"Ayo keluar, kalian sudah baik-baik saja sekarang."

Adelene keluar terlebih dahulu. Disusul Ravi dan yang lainnya di belakang. Baju-baju mereka yang basah mendadak kering saat kaki melangkah keluar dari pintu. Semuanya telah keluar, air-air yang tadi menyerupai hujan juga berhenti setelah Adelene tak lagi dekat dengan lokasi.

-Adelene Dé Cloups-

Mereka berada di pemandian air. Pemandian air yang menjadi satu-satunya sumber mata air abadi yang dimiliki oleh Kerajaan Phalia. Memang musim yang berada di Kerajaan Phalia adalah panas, panas yang membakar kulit dan beberapa orang juga melihat efek fatamorgana akibat suhu yang terlalu panas.

Pemandian air abadi. Cukup besar dan luas. Terdapat dua kolam yang berbeda luas saja. Untuk yang paling besar menjadi sumber mata air yang sering di ambil oleh orang-orang yang membutuhkannya. Yang satunya untuk mandi, berendam ataupun berenang. Tenang saja, pemandian air abadi ini tidak akan kering airnya biarpun suhu di seluruh wilayah Kerajaan Phalia hampir membuat Ravi dan lainnya mati kepanasan.

Terlalu berlebihan memang.

Ravi sudah lebih dahulu menceburkan diri. Dinginnya air membuat Ravi tertawa dan mengajak teman-temannya yang lain turut menceburkan diri.

Kecuali Alesya yang ragu untuk berenang walaupun diri nya juga sangat kepanasan.

Adelene memperhatikan mereka yang asik berenang kecuali Alesya yang masih berada di tepi.

"Kenapa kau tidak menceburkan diri?" tanya Adelene pada Alesya penasaran.

"Ini pemandian umum. Aku ragu untuk menceburkan diri."

Di tempat itu hanya ada mereka dan juga Arlene serta beberapa pelayan yang ia bawa untuk mengurusi hal untuk mereka, seperti cemilan dan juga minuman.

"Nyonya Arlene, apa aku bisa berbicara sebentar?"

Mendapatkan jawaban yang diinginkan olehnya. Adelene menghampiri Arlene yang duduk sedikit jauh dari keberadaan dia semula.

"Sebenarnya temanku yang belum menceburkan diri itu adalah seorang mermaid. Ia takut jika ada orang lain masuk dan mengetahui keberadaannya."

Arlene sedikit terkejut. Dapat dilihat dari raut wajah Arlene yang mudah sekali untuk ditebak. Adelene menatap Arlene dengan jantung yang berdebar.

Arlene yang paham akan ucapan Adelene ia hanya tersenyum menanggapi. Wanita itu meletakkan kain rajutannya ke nampan yang sedang dipegang oleh pelayan. Kembali menatap Adelene, "tenang saja saat aku disini orang lain tidak akan ada yang berani masuk. Di depan sana ada beberapa pengawal pribadi milikku yang berjaga. Lagipula tadi prajurit suruhan Ayah mu juga ikut, 'kan?" Arlene menjelaskan.

Adelene sedikit lupa dengan keberadaan banyak prajurit yang selalu mengikuti kemanapun mereka melangkah. Ia meringis kecil, menatap Arlene dengan tampang bodohnya.

"Maafkan aku, aku lupa ..."

"Tidak perlu meminta maaf. Kau tidak melakukan sebuah kesalahan apapun. Kemari, duduk lah di samping ku, aku ingin mengatakan suatu hal kepadamu."

Adelene menurut. Ia duduk di samping kanan Arlene yang memang kosong. Melihat wajah Arlene yang tegas namun, tak jauh dari kata cantik dan anggun. Mata elang yang dimiliki Arlene mampu membuat Adelene terpana, sebenarnya Arlene itu wanita seperti apa?

Arlene seperti memiliki dua sisi yang berbeda walaupun hanya dilihat dari fisik.

"Kenapa kau melihat diriku seperti itu?"

Adelene terkesiap. Menampilkan cengiran lebarnya, ia merasa malu saat ketahuan memperhatikan Arlene dari tadi.

"Adelene ... apa kau ingin mendengarkan cerita tentang diriku dan leluhur ku?"

Adelene diam dan menatap Arlene kembali dengan perasaan yang tidak enak.

-Adelene Dé Cloups-

Continue Reading

You'll Also Like

270K 25.3K 44
Han ji ya seorang gadis modern yang memiliki sifat tomboy dan pemberani tiba-tiba bertransmigrasi hanya karena menggangu orang pacaran. Han ji ya be...
95.4K 12.1K 54
| TAMAT- CHAPTER MASIH LENGKAP| Impian Remaja, adalah salah satu judul novel yang memuat tentang perjuangan seorang gadis bernama Savana sampai titik...
299K 32.8K 71
[Bukan Novel Terjemahan - END] Putri Cahaya, begitulah mereka memanggil Key. Key mati karena terbentur dinding ketika mengejar kucingnya yang berteng...
414K 55.7K 50
SUDAH TAMAT (Bukan Novel terjemahan, 100% original) ------ Dasha Abella, seorang gadis muda yang sedang pusing memikirkan tugas akhirnya itu, tidak...