Adelene Dé Cloups

By bonbonsusucoklat

41.4K 2.9K 47

Series 1 start : 30 Juni 2023 finish : --- Petualangan Adelene. Marga Dé Cloups adalah yang terkuat. Adelene... More

#01
#02
#03
#04
#05
#06
#07
#08
#09
#10
Baca ini!
Thanks
#11
#12
#13
#14
#15
#16
#17
#18
#19
#20
#21
#22
#23
#24
#25
#26
#27
#28
#29
#30
#31
#32
#33
#34
#35
#36
#37
#39
#40
#41
#42
#43
#44
#45
#46
#47
#48
#49
#50
#51
#52
#53
#54
#55
#56
#57
#58
#59
#60
#61
#62
#63
#64
#65
#66
#67
FYI
#68
#69
#70
#71
#72
#73
#74
#75 (short story)

#38

407 32 1
By bonbonsusucoklat

Ness dan penjelasan

-Adelene Dé Cloups-

"Liat, dia sangat lucu."

"Apa ini dinamakan monster?"

"Lucu sekali, Ness ternyata sangat jinak."

Mereka sudah sampai di dermaga Kerajaan Selatan. Matahari hampir menampakkan diri, Ness memundurkan tubuhnya. Ravi, Adelene dan Eliza yang tadi mengelus kepala Ness mendesah kecewa.

Monster baik hati seperti Ness sangat sulit untuk dijumpai.

"Sebentar lagi matahari muncul, Ness harus kembali ke dasar laut kalau tidak seisi Kerajaan mungkin akan terkejut dengan keberadaan Ness."

Monster Ness menundukkan kepala, seakan memberi salam dan ucapan terakhir kepada mereka. Setelahnya, Ness kembali berenang menuju ke dasar laut.

Adelene mendesah pelan, "aku tidak menyangka kalau ada monster sebaik Ness." Kakinya melangkah menuju pintu keluar dari kapal, disusul ketiga gadis lainnya.

Mereka berjalan bersama, Adelene dan Alesya paling depan sisanya di belakang.

"Ness tidak pernah diketahui keberadaannya. Maka dari itu, sebelum matahari terbit Ness harus segera kembali ke dasar laut."

Mendengar penjelasan Alesya, mereka semua mengangguk mengerti.

Masih terbayang dengan rupa Alesya sebenarnya. Ekor yang indah dengan warna yang mencolok dan juga cantik. Adelene menatap Alesya dari samping.

"Padahal rambutmu sangat indah Al, kenapa kau harus merubah rambutmu menjadi warna coklat?" tanya Adelene penasaran.

"Kau kan yang menyuruh untuk merubah diri menjadi seperti manusia biasa?"

Adelene meringis. Ia lupa akan hal itu.

Mereka turun dari kapal bergantian. Saat menginjakkan kaki nya ke pasir pantai yang lembut, Adelene tersenyum. Ia melihat sekeliling, hanya merekalah yang berada di sini. Apa mungkin masih terlalu pagi untuk beraktivitas?

Adelene berjalan terlebih dahulu. Kuda-kuda mereka telah turun dari kapal. Adelene menghampiri Joan dan Veronica.

"Paman, kita akan tinggal dimana selama berada di Kerajaan Selatan?" tanya Adelene. Gadis itu mengamati para awak kapal yang menurunkan banyak barang berat.

"Apa kau mendapati petunjuk siapa orang yang dapat memegang batu foir?"

"Aku belum mencobanya." Adelene mendongak, butiran-butiran salju kini perlahan turun, pasir yang tadinya berwarna kuning keemasan sedikit demi sedikit mulai tertutup oleh salju.

"Ini salju?" tanya Adelene.

Mereka semua menatap Adelene. Pertanyaan itu seperti seorang yang tidak pernah mengetahui apa itu salju sebenarnya. Keenam makhluk legenda berjalan menghampiri mereka.

"Ada apa ini?" tanya Ravi memecah keheningan.

Adelene menoleh dan menatap mereka, "apakah bulir putih ini adalah salju?" tanya Adelene sekali lagi. Raut wajah polos seperti tak tahu menahu membuat mereka meringis.

Mereka lupa akan kejadian anggur saat pertama kali datang ke Drovato.

Ravi merangkul Adelene, "kau benar ini memang salju. Tapi, lebih baik kau harus bergegas menaiki kuda mu."

Melihat dirinya ditinggal oleh rombongan nya. Joan, Veronica dan beberapa prajurit telah lebih dahulu pergi meninggalkan dermaga. Adelene dengan cepat menaiki kuda dan menyusul mereka.

Ravi dan lainnya diam dibelakang.

"Apa yang kalian tunggu?" tanya Griz.

Keenam orang itu langsung saja berlari dengan cepat menyusul Adelene dan lainnya yang sudah jauh di depan.

"TUNGGU KAMI!"

-Adelene Dé Cloups-

Adelene dan lainnya sudah sampai di desa buangan. Desa yang berisikan orang-orang dari Kerajaan lain yang memilih tinggal di Kerajaan Selatan.

Desa pertama yang menjadi pijakan orang-orang yang ingin memasuki kawasan Kerajaan Selatan lebih dalam.

Tidak ada bedanya dengan Kerajaan Slyx. Desa disini lebih padat dengan rumah-rumah dan tidak ada pohon besar yang sering dilihat di Kerajaan Slyx. Turunnya salju pada hari ini mungkin membuat aktivitas orang-orang yang tinggal terhenti dan memilih untuk masuk ke dalam rumah mereka masing-masing.

Hanya ada beberapa orang yang berlalu lalang.

Mengenakan seragam prajurit.

Dan beberapa orang lainnya adalah pedagang dan orang penting. Dapat dilihat dari pakaian yang mereka kenakan.

"Kita akan menginap dimana?" tanya Adelene.

Tidak ada jawaban dari Veronica dan Joan. Adelene memilih diam. Tidak banyak bicara dan terus melanjutkan perjalanan. Mungkin, Joan sudah mengetahui tujuan mereka saat ini.

Penginapan.

Sebuah rumah yang cukup besar. Adelene mengerenyitkan dahinya, rumah ini bukan seperti sebuah penginapan.

Apa mungkin rumah dari salah seorang bangsawan?

"Kita menginap di kediaman Marquess Deiv. Turunlah, aku akan memanggil nya."

Adelene turun dari kuda. Kuda milik nya dan juga milik Veronica dan Joan dibawa oleh prajurit. Kereta kuda mereka juga ikut pergi dari hadapannya menuju suatu tempat.

Joan masuk bersamaan dengan Veronica. Gerbang yang tidak terlalu tinggi itu terbuka sendiri. Adelene sedikit terkejut melihatnya.

Adelene dan ke-enam makhluk legenda mengekor di belakang.

"Deiv, kau dimana?" teriak Joan.

Bukankah itu tidak sopan saat memasuki rumah seseorang walaupun sudah kenal?

Adelene menatap Joan tidak mengerti.

Lebih tidak mengerti lagi saat seorang pria besar bertopeng tiba di hadapan mereka semua dengan cara berteleportasi.

Sungguh mengejutkan!

"Selamat datang di kediaman ku Saintess dan Sainess dan juga yang terpilih ..." pria bertopeng itu melihat Adelene. Matanya yang berwarna hitam menatap Adelene cukup lama, setelahnya kembali menatap Joan dan Veronica. "Silahkan masuk, aku akan menyiapkan kamar kalian dan yang lainnya." Pria itu menghilang seketika.

Joan dan Veronica menghela nafas.

Mereka berdua menatap Adelene dan lainnya.

"Masuklah dan aku akan ceritakan siapa itu Deiv." Joan melepaskan tudung kepala. Menatap sekeliling seakan mencari sesuatu.

Mereka menurut, mengekori Veronica dan Joan yang berada di depan.

Masuk ke dalam rumah yang sangat luas dari perkiraan Adelene. Apakah semua bangsawan memiliki rumah seluas ini?

Bahkan, kediaman Baron Predix kalah dengan kediaman Marquess Deiv.

Kakinya menginjak lantai. Pilar-pilar kuno dengan lukisan yang sangat banyak di dinding. Adelene tentunya terkejut saat melihat lukisan yang sama dengan lukisan yang berada di paviliun istana Kerajaan Slyx.

"Lagi-lagi jam pasir dan bola kristal," monolognya. Ia menatap lamat lukisan-lukisan yang terpajang. Ada rasa aneh saat melihat lukisan abstrak bak zombie. Lukisan manusia yang tak terlihat wujudnya seperti apa. Hanya dengan bentuk abstrak dengan mata yang terlihat sedikit jelas.

Iris mata yang berwarna jingga dan juga seperti iris mata kucing.

Adelene bertanya-tanya. Siapa sosok yang menjadi objek lukisan tersebut?

"Hai gadis manis, kau menyukai lukisan-lukisan itu ya?"

Suara yang tiba-tiba muncul membuat Adelene tersentak kaget. Kakinya mundur dua langkah saat melihat pria bertopeng bernama Deiv itu berdiri tak jauh darinya.

Ia bernafas lega.

"Kenapa Tuan kemari?" tanya Adelene gugup.

"Ini kediamanku ya terserah ku ingin kemana."

Adelene diam dan sedikit menggeram. Kata-katanya mengingat kan dirinya dengan Chris yang selalu menjawabnya dengan perkataan yang menyebalkan untuk di dengar.

Tunggu.

Kenapa jadi Chris?

Adelene memukul kepalanya.

"Hei, kenapa kau memukul kepalamu sendiri?" tanya Deiv tidak mengerti.

Adelene diam, tangannya sudah ia letakkan di samping tubuhnya. Gadis itu menatap Deiv dengan kesal.

"Terserah ku, kepala-kepala ku!"

Adelene meninggalkan Deiv sendirian. Teman-temannya sudah terlebih dahulu menuju kamar.

Deiv mematung di tempat. Gadis itu sangat mirip dengan seseorang. Deiv terkekeh pelan saat ingatan masa mudanya teringat. Teringat sosok wanita yang menjadi kesayangan nya sampai saat ini.

Walaupun wanita itu sudah memiliki tambatan hati dan juga buah hati.

Tapi, Deiv tetap dengan pendiriannya. Satu cinta sampai mati. Sampai saat ini ia masih terus melajang. Walaupun, umurnya hampir menyentuh kepala lima.

Deiv langsung saja menghilang entah kemana.

Joan yang melihat dari balik pilar terdiam dengan pikiran yang mengelana.

-Adelene Dé Cloups-

Continue Reading

You'll Also Like

270K 25.3K 44
Han ji ya seorang gadis modern yang memiliki sifat tomboy dan pemberani tiba-tiba bertransmigrasi hanya karena menggangu orang pacaran. Han ji ya be...
414K 55.7K 50
SUDAH TAMAT (Bukan Novel terjemahan, 100% original) ------ Dasha Abella, seorang gadis muda yang sedang pusing memikirkan tugas akhirnya itu, tidak...
58.9K 8K 32
COMPLETED - SPIN OFF OF VILLAINESS' REVENGE Kekuatan besar tidak selamanya mendatangkan kebaikkan. Ya, itulah yang dirasakan oleh Kenice Azalea Vorxo...
435K 37.6K 61
[JANGAN LUPA FOLLOW WATTPADKU] ✨Bukan Novel Terjemahan✨ 👉SEDANG REVISI👈 TRANSMIGRASI STORY Leona, gadis cantik berambut hitam yang mencintai tunang...