Adelene Dé Cloups

By bonbonsusucoklat

41.4K 2.9K 47

Series 1 start : 30 Juni 2023 finish : --- Petualangan Adelene. Marga Dé Cloups adalah yang terkuat. Adelene... More

#01
#02
#03
#04
#05
#06
#07
#08
#09
#10
Baca ini!
Thanks
#11
#12
#13
#14
#15
#16
#17
#18
#19
#20
#21
#22
#23
#24
#25
#26
#27
#28
#29
#30
#31
#32
#33
#34
#36
#37
#38
#39
#40
#41
#42
#43
#44
#45
#46
#47
#48
#49
#50
#51
#52
#53
#54
#55
#56
#57
#58
#59
#60
#61
#62
#63
#64
#65
#66
#67
FYI
#68
#69
#70
#71
#72
#73
#74
#75 (short story)

#35

434 33 0
By bonbonsusucoklat

Pangeran Dezar?

-Adelene Dé Cloups-

Adelene sudah berkemas, merapikan barang-barangnya kembali dan menyuruh beberapa prajurit untuk menaruh di kereta kuda. Adelene melirik Darco yang sedang berbincang dengan Joan dan salah seorang prajurit.

Setelah selesai, ia melangkahkan kaki menghampiri mereka.

"Aku sudah selesai berkemas, kita akan berangka ke Kerajaan Selatan atau Utara terlebih dahulu?" Joan menoleh. Adelene menatap keduanya sambil mendengus.

"Kita ke Kerajaan Selatan. Tapi, apa kau tahu batu apa yang berada di sana?"

Mengangguk dan berjalan menjauhi Joan dan Darco.

"Semalam aku sudah mencobanya, di Kerajaan Selatan ada batu Foir."

Lalu, tubuh Adelene telah menghilang di balik tembok. Joan dan Darco saling tatap. Keduanya mengerutkan dahinya tak mengerti.

"Bukankah Kerajaan Selatan memiliki musim dingin?" Joan bertanya.

Darco berdehem singkat. "Tak banyak pepohonan berada di sana, apalagi sekarang Kerajaan Selatan sedang bersalju."

Joan diam, ia melangkah menyusul Adelene yang entah sudah berada dimana. "Pergilah Darco dan carilah rumah untuk kedua saudara itu, ini perintah Adelene karena gadis itu menjanjikan kepada Joan dan Jeremy." Joan telah menghilang sepenuhnya dari pandangan Darco.

Pria bertubuh tegap itu menghela nafas sejenak, tak tanggung-tanggung ia sering bolak-balik ke kediaman Baron Predix dan juga akademi. Masih untung dirinya menemu jalan pintas yang tak memakan waktu lebih dari tiga jam.

"Kalian pergilah dan jaga Adelene!" titah Darco kepada dua prajurit yang terdiam. Kedua prajurit itu mengangguk mantap.

Darco melangkahkan kakinya keluar dari lorong bangunan yang merupakan kamar-kamar untuk seluruh guru ataupun tamu.

Adelene sekarang berada di ruang makan bersama Jeco dan Jeremy. Keberadaan gadis itu cukup mengundang banyak pertanyaan orang-orang yang melihatnya. Apalagi disusul Joan yang berjalan cepat menyusul Adelene.

"Kau menyusul ku?" tanya Adelene heran.

Joan duduk di samping Jeremy. "Aku hanya ingin mencegah mu untuk membuat masalah."

Adelene mencibir, ia duduk berhadapan dengan Jeremy tepat di samping Jeco.

Gadis itu menatap sekeliling yang ramai. Waktu istirahat memang diharuskan bagi para murid untuk berada di ruang makan. Tepat saat matahari berada di atas kepala.

"Terima kasih atas bantuan kalian yang kemarin," ucap Adelene tulus.

Jeco dan Jeremy tersenyum.

"Tidak masalah, lagipula kami akan melakukan apa yang kau suruh untuk kedepannya."

Mendengar pernyataan Jeco, Adelene bernafas lega. Ia melihat beberapa pelayan memberikan mereka makanan yang cukup banyak. Adelene menatap pelayan itu heran dan penuh tanya.

"Siapa yang menyuruh anda mengantarkan semua makanan ini?" Joan yang bertanya.

"Tuan Darco yang berpesan kepada kami untuk menyajikan Saintess dan Sainess serta gadis berambut putih banyak makanan. Kami hanya melakukan apa yang Tuan Darco suruh."

Mendengarnya, Adelene tersenyum sumringah. Bahagia sekali dirinya dihadapkan dengan berbagai macam makanan yang sudah di depan mata.

Ingatkan dia untuk berterimakasih kepada Darco nantinya!

"Veronica dimana?" tanya Adelene. Ia mulai mengambil satu tangkai anggur.

Joan menatap gadis itu horor, tidak ada malunya ia mengambil langsung satu tangkai anggur dan memakannya tanpa melakukan sebagaimana seorang bangsawan makan.

Apalagi satu meja panjang ini dapat memuat dua puluh orang. Jadilah, Adelene menjadi pusat perhatian karena memakan satu tangkai anggur.

"Kenapa kalian semua melihatku?!" tanyanya galak. Mereka yang melihat Adelene atau sekedar meliriknya langsung membuang muka.

"Kau tak menjawab pertanyaan ku, Joan!"

Joan tersadar dan tersenyum masam. "Veronica sedang menemui guru yang mengajar panah."

Adelene hanya mengangguk dan memilih fokus untuk memakan anggur diselingi dengan memakan makanan lainnya. Mulutnya telah penuh dengan berbagai macam makanan yang ia makan sedikit.

Ia menelannya dengan susah payah.

"Wah, kalau tahu begini aku harus membuat paman Darco membayar semua makanan ku yang aku beli."

Riuh ricuh suara beberapa murid terdengar. Adelene sedikit terganggu mendengar nya. Di depan pintu masuk ada seorang laki-laki yang tersenyum ramah kepada siapapun yang menyapa laki-laki itu.

Lain halnya dengan Adelene. Ia melihat laki-laki itu dengan tatapan datar dengan otak yang mulai berpikir keras.

"Aku seperti pernah melihatnya. Tapi, dimana?" batinnya bertanya.

Ia menatap laki-laki itu yang duduk tak jauh dari dirinya berada. Adelene menatap laki-laki itu dari kejauhan.

"Kau memperhatikan pangeran Dezar?" tanya Jeco sedikit berbisik.

"Pangerang Dezar?" tanya Adelene tanpa sadar. "Hah pangeran?!" pekiknya saat tersadar dengan apa yang Jeco katakan.

Joan meringis sendiri saat gadis itu berteriak dan menjadi tontonan orang-orang.

"Diamlah Adelene, kau sekarang menjadi tontonan semua orang yang berada di sini."

Adelene menatap Joan. "Pangeran Dezar itu berasal dari Kerajaan mana?" tanya Adelene pelan kepada Joan.

"Kau tak tahu?" tanya Joan memastikan.

Adelene menggeleng pelan. "Kalian tak pernah memberitahukan kepada ku."

"Pangeran Dezar adalah adik dari Putri Azalia."

Adelene mengangguk tanpa sadar. "HAH?!"

-Adelene Dé Cloups-

Laki-laki yang menjadi adik kandung Putri Azalia.  Dezar, mendekati Adelene yang sudah berada di depan gerbang akademi. Netra keperakkan itu menatap Dezar lamat.

"Hai."

Terdengar canggung untuk Dezar. Membuat mual bagi Adelene. Gadis itu menatap aneh Dezar yang menatap Adelene seperti takjub melihat gadis yang memiliki netra indah.

"Kenapa kau senyum-senyum sendiri?" tanya Adelene sedikit --- ketus.

Ia menatap aneh Dezar. Wajahnya memang duplikat Putri Azalia. Versi laki-laki.

Dezar menatap Adelene sedikit ragu. "Apa kau akan pergi ke istana Kerajaan Slyx?" tanyanya.

Adelene menaikkan satu alis. Ia menaiki kudanya dan menatap datar Dezar. Satu hal yang mencolok dari Dezar. Laki-laki itu mengenakan jubah yang tak asing, Adelene merasa pernah melihat jubah putih yang memiliki tudung dan terdapat corak emas di bagian bawah yang lumayan terlihat oleh mata telanjang.

"Aku akan pergi kemana, bukan urusanmu." Adelene mulai menunggangi kuda. Namun dicegah oleh Dezar yang menghadang.

Dezar mendongak ke atas, matanya menatap tepat mata Adelene. Adelene mendengus sebal.

Jika disuruh memilih, Adelene lebih memilih Chris dibandingkan Dezar. Ya karena terpaut umur namun juga aura mereka sangatlah berbeda.

Netra Adelene tak sengaja melihat luka yang berada di punggung tangan kanan Dezar. Ia merasa pernah melihat nya, atau memang dia yang salah?

"Aku seperti pernah melihatmu. Tapi, ini pertemuan pertama kita. Dan luka itu-"

"Ah luka ini adalah luka bakar yang aku dapatkan beberapa tahun yang lalu." Dezar langsung menjawab dengan cepat.

Adelene menatap Dezar semakin aneh. Tawa hambar yang Dezar keluarkan hanya membuat penilaian dari Adelene untuk Dezar semakin buruk.

"Kau aneh."

Tak mau menyia-nyiakan waktu, Adelene segera menunggangi kuda nya. Menuju dermaga yang letaknya juga cukup jauh dari keberadaan mereka sekarang. Meninggalkan Dezar yang melihat kepergian Adelene dan rombongannya dengan tatapan menghunus tajam. Tatapan yang dapat membuat orang bergetar menahan rasa takut saat melihat netra yang semulanya hitam berubah menjadi jingga.

Dermaga yang akan membuat mereka dapat mendatangi Kerajaan Selatan. Kerajaan yang dipisahkan lautan dari kerajaan kerajaan lainnya.

Sepeninggalan mereka semua, Darco yang melihat dari kejauhan langsung meninggalkan tempatnya sekarang dan kembali ke suatu tempat.

Dadanya yang semula terdapat lambang pedang telah hilang. Sumpahnya pada Adelene seakan tak pernah terucap walaupun dirinya juga tak ingin membocorkan siapa Adelene sebenarnya.

-Adelene Dé Cloups-

Continue Reading

You'll Also Like

279K 735 9
konten dewasa 🔞🔞🔞
435K 37.6K 61
[JANGAN LUPA FOLLOW WATTPADKU] ✨Bukan Novel Terjemahan✨ 👉SEDANG REVISI👈 TRANSMIGRASI STORY Leona, gadis cantik berambut hitam yang mencintai tunang...
46.6K 4.1K 52
"Kau tahu, di langit tersimpan sebuah rahasia. Rahasia besar mengenai pewaris tahta. Jika kau mau tahu, suruh mereka bercerita. Maka mereka akan berc...
299K 32.7K 71
[Bukan Novel Terjemahan - END] Putri Cahaya, begitulah mereka memanggil Key. Key mati karena terbentur dinding ketika mengejar kucingnya yang berteng...