Adelene Dé Cloups

By bonbonsusucoklat

41.4K 2.9K 47

Series 1 start : 30 Juni 2023 finish : --- Petualangan Adelene. Marga Dé Cloups adalah yang terkuat. Adelene... More

#01
#02
#03
#04
#05
#06
#07
#08
#09
#10
Baca ini!
Thanks
#11
#12
#13
#14
#15
#16
#17
#18
#19
#20
#21
#22
#23
#25
#26
#27
#28
#29
#30
#31
#32
#33
#34
#35
#36
#37
#38
#39
#40
#41
#42
#43
#44
#45
#46
#47
#48
#49
#50
#51
#52
#53
#54
#55
#56
#57
#58
#59
#60
#61
#62
#63
#64
#65
#66
#67
FYI
#68
#69
#70
#71
#72
#73
#74
#75 (short story)

#24

543 39 0
By bonbonsusucoklat

Kenyataan yang mengejutkan

-Adelene Dé Cloups-

Siapa sangka?

Kekhawatiran Adelene tentang Ibunya adalah suatu hal yang sia-sia. Gadis itu dan juga Ersta kini telah berada di hutan perbatasan Kerajaan Slyx dan istana kekaisaran. Bertiga dengan Chris tentunya, berada di rumah pohon yang ternyata milik Ersta.

"Jadi, rumah pohon ini milik Ibu?" tanya Adelene mendapatkan anggukan dari Ersta.

Ersta mengambil sebuah buku yang tersembunyi. Ia mengeluarkan buku tersebut dari sebuah lukisan yang terpajang. Mata Adelene membola karenanya.

"Bagaimana bisa?" tanya Adelene tak percaya.

"Karena Ibu mu ini adalah orang yang spesial."

Dahi Adelene mengernyit. "Maksud Ibu?" tanyanya tak mengerti.

Ersta tersenyum simpul, ia kemudian membuka buku tersebut. Cahaya biru keluar saat Ersta membuka buku tersebut setelah sekian tahun tak membukanya.

"Adelene kau ditakdirkan untuk menjadi penyeimbang dunia immortal dan portal," jelas Ersta tiba-tiba.

Sebuah pola berbentuk lingkaran dan juga beberapa simbol yang sering Adelene lihat. Simbol pedang Ares (sumpah atas nama Zeus), jam pasir, bola sihir dan terakhir adalah kunci.

Adelene melihat nya tak mengerti. "Aku sama sekali tak mengerti," lirihnya. Ia mendesah pelan, kepalanya sedikit sakit saat melihat simbol-simbol itu terlalu lama.

"Cepat atau lambat peperangan di dalam kekaisaran akan terjadi dan hanya kau yang dapat menghentikannya. Membuat kedamaian kembali hadir di kekaisaran Drovato." Ersta menatap anaknya penuh sayang.

"Kau tak mengerti maksud Ibu?" tanya Ersta pelan.

Mendengarnya hati Adelene berdesir, ada rasa senang saat mendengar Ersta memanggil dirinya sendiri dengan sebutan Ibu.

"Aku tak mengerti namun, aku tahu pasti aku yang akan mengembalikan kedamaian kekaisaran." Adelene lalu terdiam, ia mendongak dan menatap Ibunya. "Ibu kenapa bisa sangat dekat dengan Ratu Ular dan kau juga aku lihat sangat akrab dengan Raja Slyx itu. Tolong jelaskan padaku tentang apa yang sebenarnya terjadi padamu!"

Ersta mendengar nya hanya tertawa kecil, "sebenarnya aku sudah tahu kalau aku menjadi alat tukar bagi Predix. Tapi, bodohnya Predix ia tak menyadari kalau Raja Slyx waktu itu adalah teman masa kecil Ibu. Lagipula, Raja Slyx mengurungku di penjara karena aku yang menyuruh."

Adelene menatap tak percaya. Ersta mengelus kepala anaknya itu dengan sayang.

"Karena tujuanku adalah dirimu Adelene. Kau telah membuka segel Lardfort saat kau melewati lorong menuju ruanganku waktu itu." Ersta mengeluarkan sihir nya. Kemudian, sebuah gambar jam pasir dan bola kristal terlihat.

"Aku pernah melihatnya saat perjalanan ke istana. Eliza juga menampakkan gambar jam pasir dan bola kristal itu." Adelene nampak bersemangat, Ersta kemudian terdiam dan menatap horor Adelene.

"Eliza?" Adelene mengangguk.

"Cepat jelaskan padaku kenapa kau begitu dekat dengan Ratu Ular!" desak Adelene penasaran. Ersta tersenyum tipis tapi, sedikit kesal dengan anaknya sendiri.

"Karena aku berteman dengannya. Lagipula, Ratu Ular tersebut tempatnya bukan berada di hutan Kerajaan. Entah kenapa ia bisa bertelur dan mengerami nya di wilayah manusia."

Adelene mengangguk saja. Ia mengerti, otaknya sekarang memikirkan tentang dirinya sendiri dan juga perintah kakeknya dulu.

Tunggu ... kakek?

Adelene menatap Ibunya, "segel Lardfort itu seperti apa dan apa hubungannya dengan ku?"

Ersta menutup buku itu dan kembali menyimpannya menjadi sebuah lukisan. Ia menatap Adelene sedikit lama.

"Segel yang mengunci jiwa penyihir putih yang mengutuk kekaisaran Drovato."

-Adelene Dé Cloups-

Adelene berada di perpustakaan Joan. Ia mencari-cari buku tentang sejarah kekaisaran Drovato. Mungkin, ia juga bisa menemukan beberapa buku tentang dirinya atau apapun yang menyangkut dirinya sendiri.

Suara buku terjatuh.

Tak hanya satu melainkan dua. Adelene menoleh ke belakang, dua buku yang bercahaya membuat Adelene melangkah dan mengambil buku tersebut.

"Kutukan Amber," ucap Adelene membaca buku yang memiliki simbol jam pasir dan bola kristal. Matanya beralih ke buku yang berada di tangan kanannya. "Ramalan darah suci Dé Cloups."

Adelene merasakan perpustakaannya bergetar tiba-tiba. Buku-buku berjatuhan, Adelene mencoba untuk keluar dari perpustakaan. Ia terjatuh berkali-kali, memeluk erat kedua buku itu.

Tak hanya Adelene yang merasakan.

Seluruh benua Drovato bergetar. Tanah seakan mengumandangkan bahwa darah suci Dé Cloups telah hadir. Pohon pohon menundukkan diri, para binatang buas, sihir dan sebagainya diam dan duduk memberi hormat.

Burung-burung berkicau, angin berhembus kencang.

"Darah murni Dé Cloups," kata Sang Ratu Ular. Ratu Ular menghilang.

Kedelapan orang yang berada di ruang tengah kediaman Joan. Mereka terjatuh dan saling tatap, enam makhluk legenda kemudian merapalkan mantra secara bersamaan.

Guncangan dari tanah semakin tak terkendali. Suara jeritan para rakyat memekakkan telinga, suara tangis anak-anak yang ketakutan terdengar jelas.

Di istana kekaisaran sendiri. Kaisar terdiam kaku dengan jantung yang berdegup kencang. Guncangan ini menimbulkan kericuhan di istana nya.

Di satu ruangan, jam pasir sudah terlihat kosong di bagian atas. Bola kristal retak sempurna dan bunyi ledakan terdengar di seluruh penjuru benua.

Adelene terdiam kaku, "apa yang sebenarnya terjadi?"

Dua orang yang berbeda tempat. Mereka terdiam. Farshein dan seorang laki-laki bertudung lantas saling pandang dan wajah keterkejutan mereka terlihat jelas.

"Jiwanya sudah mulai lepas, lebih baik kita menghampiri mereka Farshein."

Keduanya berteleportasi dan menghilang tanpa jejak.

Ersta hanya terdiam dengan wajah datar. Ia menatap Predix yang terduduk di lantai, "aku akan membantu Adelene saat waktunya tiba."

Predix melotot, "jangan gila Ersta!" sentak Predix tak terima.

"Ini adalah tugasku Predix. Kalaupun aku mati demi menyelamatkan anakku, aku tak masalah." Ersta turut menghilang, Predix terdiam dengan pikiran yang kacau.

Saat keenam makhluk legenda selesai mengucapkan mantra, guncangan mulai mereda. Suara kicauan burung tak lagi terdengar.

Adelene perlahan membuka matanya, ia menatap sekeliling nya yang sudah rapih seakan tak terjadi hal yang sedikit mengerikan seperti tadi. Buku-buku tak ada yang berjatuhan, sama seperti saat ia memasuki perpustakaan.

"Aku harus pergi."

Adelene berjalan menuju kamarnya. Kedua buku tersebut masih dalam pelukan, Adelene bisa bernafas legal saat ini.

Joan dan Vero saling tatap.

"Seperti nya Adelene telah membaca judul buku itu," kata Veronica. Nafasnya tercekat saat keenam makhluk legenda itu kini di selimuti aura yang kuat.

"Kalian-"

Eliza tersenyum tipis, "kami akan ke alam kami selama beberapa hari. Mungkin, disana akan lebih kacau dari perkiraan ku saat ini."

Keenam makhluk legenda menghilang secepat kilat di hadapan Vero dan Joan.

"Bulan biru sebentar lagi Joan dan kita belum memberitahu Adelene untuk mempersiapkan diri," risau Veronica.

"Aku yang akan memberitahukan kepada nya, kau tidurlah tenangkan pikiran dan pulih kan tenagamu."

Joan beranjak dan mulai berjalan menuju kamar Adelene. Veronica sangat banyak berharap kepada Adelene.

"Aku harap semuanya baik-baik saja setelah ini. Karena kekacauan sebenarnya akan terjadi saat Adelene mengucapkan judul buku itu."

Veronica kemudian beranjak dan kembali ke kamar. Sosok misterius dengan jubah putih berdiri tepat di depan rumah Joan. Laki-laki itu menyeringai lalu menghilang dengan tiba-tiba.

Menyisakan mana listriknya yang menyentuh tanah.

Ini adalah awalan dari semua kerusakan yang akan terjadi.

-Adelene Dé Cloups-

Continue Reading

You'll Also Like

46.6K 4.1K 52
"Kau tahu, di langit tersimpan sebuah rahasia. Rahasia besar mengenai pewaris tahta. Jika kau mau tahu, suruh mereka bercerita. Maka mereka akan berc...
219K 28.9K 48
(Tersedia versi E-book) [Maaf, beberapa part telah di hapus untuk kepentingan E-book. Silahkan tinggalkan cerita ini jika kalian tidak ingin kecewa...
38.7K 5.2K 60
[Fantasy & (minor) Romance] Bukan salahku menjadi seorang gadis ceriwis yang suka banyak tanya. Lagi pula, bertanya adalah kebiasaanku sejak kecil...
643K 98K 72
[ BEBERAPA PART TERAKHIR DIHAPUS UNTUK KEPERLUAN PENERBITAN ] Naomi Ryunei, seorang manager kantor biasa pada umumnya, kini dia berusia dua puluh sat...