Adelene Dé Cloups

bonbonsusucoklat tarafından

41.4K 2.9K 47

Series 1 start : 30 Juni 2023 finish : --- Petualangan Adelene. Marga Dé Cloups adalah yang terkuat. Adelene... Daha Fazla

#01
#02
#03
#05
#06
#07
#08
#09
#10
Baca ini!
Thanks
#11
#12
#13
#14
#15
#16
#17
#18
#19
#20
#21
#22
#23
#24
#25
#26
#27
#28
#29
#30
#31
#32
#33
#34
#35
#36
#37
#38
#39
#40
#41
#42
#43
#44
#45
#46
#47
#48
#49
#50
#51
#52
#53
#54
#55
#56
#57
#58
#59
#60
#61
#62
#63
#64
#65
#66
#67
FYI
#68
#69
#70
#71
#72
#73
#74
#75 (short story)

#04

1.1K 82 0
bonbonsusucoklat tarafından

Lady Adelene

-Adelene Dé Cloups-

Mereka semua di undang untuk makan malam di rumah Lix, pengawal yang sempat berbincang dengan Joan dan juga Veronica. Adelene hanya mengikuti saja, lagipula ia tidak terlalu mengenal tempat ini dan belum juga ia dekat dengan keenam orang yang sekarang telah duduk di kursi.

Mereka kini telah berada di ruang makan milik Lix. Ternyata bisa menampung mereka yang jumlahnya tidak sedikit. Meja panjang dan juga banyak tersaji makanan yang sangat nikmat sepertinya. Makan malam ini sangatlah nikmat karena disajikan makanan enak.

Adelene masih mengenakan jubah dengan tudung kepala yang masih ia kenakan. Bahkan sehelai rambut pun tidak terlihat.

"Joan, siapakah orang itu?" tanya istri dari Lix. Seorang wanita berambut coklat yang di sanggul. Nampak anggun dengan dress yang wanita itu kenakan.

Joan menatap Adelene yang masih menutup dirinya sendiri.

"Aku rasa harus memberitahu kalian tentangnya," kata Joan yang membuat Lix tidak mengerti. 

Veronica yang berada di sebelah kiri Adelene menepuk pundak Adelene. Adelene menghela nafas berat, perlahan ia melepaskan tudung kepala nya. Rambutnya yang tadi ia sembunyikan sekarang mengembang sempurna dengan indah. Matanya menatap ke depan nampak berkilauan.

"Gadis itu-" kata istri Lix tidak percaya. Tiba-tiba istri Lix beserta Lix menunduk hormat terhadap Adelene.

"Salam hormat Lady Adelene," ucap keduanya serempak.

Adelene menatap keduanya tidak mengerti. Ia menatap Veronica penuh tanya dan meminta jawaban atas apa yang didengarnya tadi. Sungguh, Adelene merasa sangat asing saat mereka melakukan penghormatan kepadanya dengan sebutan Lady.

Adelene pernah diberitahukan oleh Farshein tentang kaisar, raja, bangsawan kelas atas dan menengah beserta yang lainnya.

"Sebenarnya siapa aku sebenarnya?" tanya Adelene. Akhirnya Adelene berani mengeluarkan suara. Ia menatap sepasang suami istri itu penuh tanya.

"Anda adalah anak dari Baron Predix dan Barchioness Ersta dan kau adalah putri bungsu mereka," jelas istri Lix yang tidak Adelene ketahui namanya. Wanita itu duduk di samping kanan Adelene.

"Aku Vahmiya, senang bertemu kembali denganmu Lady." Senyum tulus yang diberikan Vahmiya membuat Adelene merasa sedikit lega. Ia menemukan orang baik setelah sampai di desa pertama.

"Kalian makanlah terlebih dahulu setelahnya aku akan menceritakan tentang Lady Adelene kepada kalian," ucap Vahmiya.

Setelahnya mereka semua memakan makanan yang tersaji dengan tenang tanpa bersuara. Melihat mereka semua makan makanannya membuat senyum lebar dari Vahmiya terukir.

-Adelene Dé Cloups-

Sekian menit mereka semua selesai menghabiskan makanannya. Vahmiya lantas menatap mereka dengan tersenyum, wanita itu menatap Adelene lama, ia tidak menyangka bisa melihat Adelene kembali setelah belasan tahun berpisah dengan gadis itu.

"Adelene, saya adalah yang mengasuhmu sewaktu anda masih bayi," ucap Vahmiya dengan nada bergetar menahan kesedihannya.

Adelene menatap Vahmiya lembut, "kenapa anda menangis bibi Vahmiya. Aku berterimakasih kepada dirimu yang telah mengasuhku sewaktu aku bayi."

Vahmiya menangis, wanita itu mengelus wajah Adelene dengan air mata yang terus mengalir. "Aku tidak menyangka anda akan tumbuh menjadi gadis cantik seperti ini. Adelene saya harap, anda  tidak akan tinggal kembali ke keluarga kandung anda."

Adelene terdiam ia mengangguk dan membalasnya dengan senyuman manis, "aku tidak akan kembali walaupun mereka memaksa. Lagipula, aku akan melakukan tugas dari kakekku."

Kini, Vahmiya yang terdiam. Wanita itu menatap Veronica dan Joan yang kini telah membuang mukanya. Vahmiya sebenarnya sedikit kesal kepada mereka berdua, dua orang yang terlalu banyak tingkah menjadi Sainess dan Saintess apalagi keduanya selalu berdebat saat bertemu.

Kenapa tidak orang lain saja yang menjadi Sainess dan Saintess?

Ingin mengeluh namun, ini bukan ranahnya. Lagipula kekuatan mereka berdua tidak perlu diragukan lagi.

Kembali menatap Adelene, ia tidak begitu mengerti dengan apa yang diucapkan oleh Adelene.

"Kakek? kau mempunyai kakek? bukannya kau berada di pulau terkutuk ah dan kenapa kau bisa keluar dari sana?"

Terlalu banyak pertanyaan yang mungkin akan ditanyakan oleh Vahmiya nantinya. Lix langsung berpindah tempat di samping sang istri untuk menenangkan istrinya itu.

"Lebih baik jelaskan saja tentang Adelene sewaktu kecil dan keluarganya seperti apa," kata Lix memberi saran kepada istrinya itu.

Vahmiya mengangguk mengerti, ia telah duduk tenang dan kembali menatap mereka yang sedari tadi menunggu cerita dari Vahmiya.

"Baron Predix dan istrinya dulu membenci Adelene karena perbedaan yang Adelene miliki. Maka dari itu, Baron menyuruhku untuk mengurus Adelene sewaktu bayi hingga ia diusir saat berusia 5 tahun. Mereka menganggap Adelene adalah monster tapi aku menganggap Adelene adalah gadis kecil yang sangat cantik. Setelah beberapa hari atas pengusiran bahkan pengasingan untuk Adelene di pulau terkutuk itu Baron dan Barchioness mengangkat seorang Putri yang berambut coklat dan memiliki sihir yang sama dengan mereka. Namun, rakyat dibawah kuasa Baron Predix tidak menyukai Putri angkatnya yang selalu bersikap angkuh dan seenaknya."

Vahmiya diam setelah bercerita panjang lebar, ia tersenyum simpul saat mereka menyimak dengan serius apa yang dia ceritakan.

"Namanya adalah Stereva, Lady Stereva terkenal angkuh dan anak bangsawan lain tidak ingin berteman dengannya. Oh ya, kau juga memiliki satu kakak laki-laki yang selalu menunggu dirimu pulang Adelene. Bahkan, ia menentang keras Baron Predix saat mengetahui adiknya diasingkan tanpa sepengetahuan dirinya. Sekarang keadaan pangeran Neolan sangat memprihatikan, ia selalu mengurung dirinya tanpa ingin berinteraksi dengan siapapun dan parahnya lagi Baron yang muak dengan sang anak malah membuangnya ke suatu penjara khusus pihak bangsawan. Aku tidak mengerti lagi tentang isi otak yang mulia Baron."

"Memang dia tidak mempunyai otak," sahut Eliza. Gadis itu telah berubah wujud menjadi seorang pria berkepala botak.

"Eliza, jaga sikapmu!" kesal Ravi.

Eliza berubah wujud kembali seperti semula. Gadis cantik berambut pirang, ia memakan buah anggur yang berada di meja dengan tenang.

"Kenapa kalian melihatku?" tanya Eliza. Eliza tidak memperdulikan tatapan mereka hanya sibuk memakan anggur yang berada di depan matanya.

"Eliza, jangan memakannya sendirian aku juga mau!" sungut Griz.

Eliza melempar satu tangkai anggur kepada Griz dan Griz menangkapnya dengan tepat. "Waw, tangkapan yang bagus Griz."

"Diamlah El!" lagi-lagi Ravi yang kesal.

Vahmiya dan Lix terkekeh melihat interaksi mereka. "Teman-teman mu lucu," ucap Vahmiya.

Adelene tersenyum kikuk. Teman ya?

Adelene menatap Eliza yang memakan anggurnya dengan nikmat. "Eliza, aku juga mau," pinta Adelene.

Eliza menyerahkan satu tangkai anggur kepada Adelene karena jarak mereka yang dekat.

"Terima kasih, Eliza!"

Eliza menjawabnya dengan dehaman.

Adelene menatap buah itu dengan teliti. Ia tidak mengetahui apa yang kini ia pegang. Ia meminta dengan Eliza sebab penasaran.

"Bibi, ini buah apa?"

Pertanyaan yang dikeluarkan oleh Adelene mampu membuat mereka yang tadi berdebat siapa lagi kalau bukan Joan Vero dan juga Ravi Eliza terdiam. Tidak hanya mereka, yang lainnya termasuk Lix menatap Adelene dengan tatapan aneh.

Gadis itu tidak mengetahui buah anggur?

"Kau benar-benar tidak mengetahuinya?" tanya Vahmiya hati-hati.

Adelene menggeleng cepat, ia kemudian memasukkan satu anggur ke dalam mulutnya. Mengunyah dan merasakan rasa manis dari anggur tersebut.

"Wah ini sangat manis, buah apa namanya?" tanya Adelene antusias. "Cepat beri tahu aku bibi! aku ingin memakannya setiap hari!"

Mereka semua menatap Adelene sedikit prihatin. Jadi, selama ini Adelene tidak pernah memakan anggur?

"Ah, namanya adalah anggur. Kalau Adelene menginginkannya lagi nanti bibi mengambilnya," jawab Vahmiya. Wanita itu mengelus kepala Adelene lembut.

Eliza, Ravi, Alesya, Felix dan Kalio saling tatap. Seakan mengerti apa yang satu sama lain pikirkan, mereka menyerahkan semua buah-buahan yang berada di dekat mereka kepada Adelene.

"Ini cobalah semua buah-buahan nya Adelene, aku yakin kamu akan menyukai semuanya!" seru Alesya dengan senang.

Mata Adelene berbinar, "wah benarkah? selama di pulau itu aku hanya memakan daging daging yang kakek dapatkan dari berburu dan aku hanya memakan buah semangka yang memang banyak tumbuh di pulau itu," jelas Adelene. Mereka semua akhirnya mengerti kenapa Adelene menanyakan hal yang mungkin terdengar konyol.

Entah terbang kemana cerita tentang keluarga Adelene. Sekarang hanya interaksi hangat mereka yang masih berada di ruang makan keluarga Lix.

-Adelene Dé Cloups-

Okumaya devam et

Bunları da Beğeneceksin

362K 63.9K 59
Aku tertidur memilih menyerah untuk tidak memainkan game itu lagi. Bagaimana lagi?! ini sudah 10 kali aku kalah!!! Welcome to,"Magic Drama 2" Heh!! M...
644K 68.3K 52
Serena kira kecelakaan yang dia alami akan mengantarkan jiwanya ke akhirat, tapi kenyataannya dia malah terdampar pada raga seorang gadis asing. Bera...
414K 55.7K 50
SUDAH TAMAT (Bukan Novel terjemahan, 100% original) ------ Dasha Abella, seorang gadis muda yang sedang pusing memikirkan tugas akhirnya itu, tidak...
844K 109K 37
[BUKAN NOVEL TERJEMAHAN] [END] 'My Sweetheart' adalah novel yang menceritakan kisah cinta klasik dari Aleena, Putri keluarga Viscount yang hampir ban...