Taekook Short Stories

By kookiesririe

25.5K 4.1K 2.7K

Akan jadi lapak Kumpulan cerita2 pendek Taekook yg seru♡ Kalau baca jangan lupa vote ya♡ # JANGAN COPAS OR PL... More

Boys With Valentine pt.1
Boys with Valentine pt.2
Boys with Valentine pt.3
Boys with Valentine pt.4
Boys with Valentine pt.5
Si Kupu-kupu pt. 1
Si Kupu-kupu pt.2
Si Kupu-kupu pt.3
Si Kupu-Kupu pt.4
Si Kupu-kupu pt.5
Si Kupu-kupu pt.6
MikaCinta pt.1
MikaCinta pt.2
MikaCinta pt.3
MikaCinta pt.4
MikaCinta pt.5
MikaCinta pt. 6
MikaCinta pt.7
Mikacinta pt.8
Candra & Indra pt.1
Canda & Indra pt.2
Candra & Indra pt.3
Candra & Indra pt.4
Candra & Indra pt.5
Ada Dia pt.1
Ada Dia pt.2
Ada Dia pt.3
Ada Dia pt.4
Ada Dia pt.5
Diantara Kita pt. 1
Diantara Kita pt. 2
Diantara Kita pt. 3
Diantara kita pt. 4
Diantara Kita pt. 5
Diantara Kita pt.6
Diantara Kita pt.7
Diantara Kita pt.8
Jungkook pt. 1
Jungkook pt.2
Jungkook pt.3
Jungkook pt. 4
Jungkook pt.5
Jungkook pt.6
Jungkook pt.7
WAJIB BACA
Kawin Lari? pt.1
Kawin Lari?? pt.2
Kawin Lari??? pt.3
Kawin Lari???? pt.4
KEPOIN!
Christmas Tree pt.1
Christmas Tree pt.2
Christmas Tree pt.3
Christmass Tree pt.4
Christmass Tree pt.5
Christmass Tree pt.6

Candra & Indra pt. 6

261 63 105
By kookiesririe


Sider is illegal

Bruk

Salah satu pencuri berhasil ditumbangkan oleh tendangan Indrayan.

"NAIK!"
Teriak Indrayan pada pangeran Candra yang berhasil dia susul.

Pangeran pun segera naik ke atas kuda yang kembali berpacu kencang. Tanpa ada yang sadar jika yang ada didepan mereka adalah sebuah danau besar. Sedangkan Indrayan sudah terlambat untuk menghentikan kuda nya.

BRUSSS

Indrayan, pangeran Candra, dan Jaka pun terjun ke danau.

"Jangan diikuti! Kita pulang saja! Danau itu angker!", kata salah seorang pencuri pada temannya. Yang kemudian diiyakan oleh yang satu lagi.

Beberapa saat kemudian.

"Hhuft!"
Kepala Indrayan menyembul ke permukaan air dengan nafas terengah-engah. Sementara Jaka alias kudanya, telah berhasil menepi ke darat. Tapi dia tidak melihat pangeran Candra.

"Dek Candra! Dek Candra!"
Panggilnya kencang.
Kekhawatiran nya semakin menjadi.

"Dek Candra! Dek Candra!"

Masih tak ada sahutan.
Sampai kemudian, matanya membelalak saat melihat tubuh pangeran Candra mengapung di dekat tepi darat.

Segera dia berenang.

Dia bawa pangeran Candra ke daratan.
Di tepuk-tepuk nya kedua pipi pangeran.
"Dek Candra! Bangun!"

Tak ada respon.

Dia tekan-tekan dada nya, dia berikan nafas buatan pada bibir pucat itu.
Namun tak kunjung berhasil.

Indrayan frustasi. Cemas. Bingung. Sedih. Takut. Semua menguasai hatinya, hingga air mata lolos begitu saja tanpa disadari.

"Bangun! Bangun, dek Candra! Jangan membuat saya takut kehilangan!"
Badannya bergetar.

"Bukankah kamu ingin kita menikah? Tolong bangun! Saya sangat mencintai mu. Sangat.. mencintaimu. Sampai dada saya selalu terasa sesak menyimpannya.
Berikan saya kesempatan untuk membahagiakan hidup mu.. Jad-"

"OHHHOK! AKK!"

Terkejut bukan main. Dia melihat pangeran Candra terbangun.

"OHHOK!"
Pangeran Candra masih memuntahkan air dari perut nya.

Pandangannya yang lemah, memandang ke sekitar. Lalu menemukan Indrayan yang menatapnya seolah tak percaya.

Tiba-tiba badannya dipeluk oleh Indrayan.

"Terimakasih ya Tuhan..
Dek Candra, terimakasih sudah kembali sadar..", lirih Indrayan penuh sukacita.

Tentu saja hati pangeran Candra berbunga-bunga. Dia balas peluk erat Indrayan.

"Jangan menangis, Indra.. Aku tidak apa-apa.."

Indrayan kecup kilat pucuk kepalanya.
"Kamu ingin kita menikah bukan?!"

Kepala pangeran Candra mengangguk semangat.
"Kenapa?"

"Sudah kamu pikirkan baik-baik?"

Pangeran mengangguk penuh yakin.

"Maka dari itu, tetaplah berada di sisi ku.. bersamaku.. agar aku selalu dapat menjaga mu."

Pangeran Candra mendongak. Menatapnya tak sangka.

Ya ampun.. Indrayan sedang meminta kepada dirinya. Bukankah itu menjadi tanda akan ada kemajuan yang baik dalam hubungan mereka berdua..

Cuuup..

Dua bibir pun saling menyapa. Saling menyampaikan perasaan, lewat kecupan dan cumbuan.



Sore menyapa, pangeran Candra telah selesai berpakaian sehabis mandi. Dan mendapati sang kekasih, alias Indrayan, yang telah berdiri di dekat pintu kamar.
Pangeran tersenyum di pantulan cermin.

"Ayo, kita jalan-jalan sore!", ajak Indrayan.

Setelah melewati pedesaan. Mereka berdua melewati sebuah bukit yang tidak begitu tinggi.

"Kita akan kemana?", tanya pangeran Candra.

"Ke vihara. Saya mendapat informasi dari warga, ada vihara terdekat di kampung ini."

"Mau apa kita ke vihara?"

Senyuman terulas di bibir Indrayan.
"Bukankah dek Candra ingin kita menikah?"

Pangeran Candra kaget luar biasa.
"Kau akan menikahi ku sekarang??"

Sungguh. Wajah kaget nya itu sangat lucu. Sampai Indrayan tak kuasa untuk tak tertawa kecil.

"Iya.. saya akan menikahi dek Candra. Apa dek Candra berubah pikiran?"
Wajah dan suara Indrayan begitu teduh.

Kepala pangeran menggeleng kuat.
"Tidak.. aku hanya terkejut karena mendadak sekali."

Bibir Indrayan tersenyum lembut.
"Bukankah lebih baik mendadak daripada tidak sama sekali? Saya rasa, hari ini bagus untuk menjadi hari pernikahan kita."

Pangeran Candra pun tersipu dibuat nya.

Sungguh tidak menyangka.

Seorang Bikkhu tersenyum menyambut kedatangan mereka berdua. Kebetulan sekali Bikkhu itu sedang di depan gerbang.

Indrayan dan pangeran Candra memberi salam.
"Namo Buddhaya, Bikkhu."
( Terpujilah sang Buddha )

"Namo Buddhaya." balas Bikkhu.
"Apa ada yang bisa saya bantu nak?"

"Bikkhu, saya ingin Bikkhu memberkati kami untuk menikah." jawab Indrayan dengan tenang.
Sementara pangeran Candra menggigit bibir bawah nya karena gelisah. Khawatir dengan respon Bikkhu.

Mata Bikkhu pun sempat melebar oleh mendengarnya. Tentu dia terkejut.
"Tapi, bukankah kalian berdua ini laki-laki..?"

Indrayan, "Iya, Bikkhu. Saya siap dengan segala konsekuensi nya."

Pangeran Candra memandang haru sosok kekasihnya.

"Saya juga, Bikkhu." ucap pangeran Candra sembari menggenggam erat tangan Indrayan.

Takdir dan jalan hidup memang suka tidak terduga.
Melihat kesungguhan mereka berdua. Bikkhu itu tersenyum dan mengangguk.
"Baiklah."

"Benarkah?", tanya pangeran yang sangat terkejut.
"Apa Bikkhu tidak marah?"

Sang Bikkhu menjawab dengan wajah teduh nya.
"Buddha tidak pernah mengajarkan kebencian. Rasa cinta dari semua mahluk hidup harus kita hargai."

Hati kedua pasangan ini pun terharu.
Indrayan menggenggam tangan pangeran Candra, membawa nya berjalan masuk ke vihara mengikuti Bikkhu.

Disana, Bikkhu mengadakan upacara kecil-kecil an. Ada beberapa kembang dan dupa yang telah dibakar untuk melengkapi prosesi pemberkatan.
Pangeran Candra dan Indrayan duduk bersimpuh di depan Bikkhu yang merafalkan mantra dan doa dalam bahasa sangsekerta Jawa.
Mata mereka berdua terpejam. Mendengarkan sang Bikkhu dengan khidmat.
Selama pemberkatan pun, tangan Indrayan menggenggam erat tangan pangeran Candra.
Sementara pangeran Candra, diam-diam tak kuasa menahan air mata bahagia yang mulai berlinang.

Semburat oranye semakin berpendar di langit senja saat pasangan pengantin baru ini telah menapakkan kaki di lereng bukit. Sedangkan kuda digiring oleh Indrayan. Mungkin tangan mereka berdua tak ingin dilepas, ingin selalu bergandengan.

Dua burung berterbangan di udara.

"Lihat! Mereka indah sekali!", seru pangeran Candra menyaksikan dua burung itu bak penari yang berdansa mesra.

Pandangan Indrayan ikut menyaksikannya.

Pangeran masih terkagum-kagum.
"Terlihat romantis sekali ya."

Seperti tak ingin kalah romantis, Indrayan memeluk pangeran Candra dari belakang.
"Kita bisa lebih romantis dari mereka.", ucapnya mengejutkan si suami manis nya.

"Hh?"

Selanjutnya tubuh pangeran Candra meremang. Bergetar. Seperti tersengat ribuan tawon dikala pundaknya dikecup dalam oleh Indrayan.

Satu kecupan. Dua kecupan. Tiga kecupan. Perlahan naik ke leher dan rahangnya. Membuat sang pangeran memejamkan mata akibat sensasi yang merayu dan membuai jiwa nya.

Kecupan berubah menjadi ciuman. Pangeran Candra pun semakin bergejolak. Badannya berbalik menghadap Indrayan dengan mata sendu. Dia tempelkan bibir nya pada bibir Indrayan. Memeluk leher nya posesif, untuk semakin dalam mencumbu bibir tebal itu.
Tak ingin kalah. Indrayan memeluk tubuh pangeran Candra hingga badan keduanya semakin menyatu. Membalas cumbuan bibir hingga semakin terpacu panas.

Sementara Jaka, alias sang kuda, mengikik pelan, seolah ikut merayakan kebahagiaan tuannya.

"Hhah! Hhahh!"
Pangeran Candra terengah-engah setelah berusaha melepaskan ciuman. Tidak sanggup lebih lama. Dia butuh bernafas lega lebih dulu.

"Sudah.. khawatir jika ada yang melihat kita." ucapnya kemudian.

"Kalau begitu, kita lanjutkan nanti di kamar penginapan." sahut Indrayan dengan enteng nya.
Lalu dia terkekeh melihat wajah elok pangeran Candra yang tersipu malu-malu.

"Ayo, kita pulang!", penuh kelembutan, Indrayan genggam kembali tangan pangeran.

Dua tangan saling bertautan erat seiring kaki yang terus melangkah dibawah langit senja. Perasaan manis, haru, bahagia, menyelimuti hati kedua nya.
Kehidupan baru telah dimulai. Mereka berdua siap mengarungi kehidupan dengan apapun yang akan terjadi nanti. Dengan bersama-sama, mereka yakin mereka akan dapat melewati nya, bersama janji suci, yang telah mereka ikrar kan pada Sang Hyang Adi.

END

😄 semoga terhibur...
Maaf ya, gak ada adegan hardcore. Seiring dengan bulan suci ramadhan yang sebentar lagi tiba.
Hhihihi. Semangat bagi yg menunaikan ibadah puasa..
Jangan lupa Vote & komen♡
Lanjut juga yuk ke cerita selanjutnya "Ada Dia".
MAKASIH BANYAK YG SUDAH BACA N VOTE♡♡

Continue Reading

You'll Also Like

298K 9.1K 63
Cerita Pendek Tanggal update tidak menentu seperti cerita yang lainnya. Berbagai tema dan juga kategori cerita akan masuk menjadi satu di dalamnya.
165K 7.8K 43
°di mohon sebelumnya membaca lebih baik untuk follow terlebih dahulu ‼️ memang ada wanita yang beruntung dalam hal apapun? ada . azzura contoh nya...
79.9K 213 6
bikin basah💧 Isinya colmek ngewe jilmek semua🔞🔞🔞🔞🔞🔞 siap siapin tisu aja yahh Bocil di larang masuk 🔞 ada fotho and video nya juga ya
1.7M 124K 57
Ini tentang Jevano William. anak dari seorang wanita karier cantik bernama Tiffany William yang bekerja sebagai sekretaris pribadi Jeffrey Alexander...