Taekook Short Stories

By kookiesririe

25.5K 4.1K 2.7K

Akan jadi lapak Kumpulan cerita2 pendek Taekook yg seru♡ Kalau baca jangan lupa vote ya♡ # JANGAN COPAS OR PL... More

Boys With Valentine pt.1
Boys with Valentine pt.2
Boys with Valentine pt.3
Boys with Valentine pt.4
Boys with Valentine pt.5
Si Kupu-kupu pt. 1
Si Kupu-kupu pt.2
Si Kupu-kupu pt.3
Si Kupu-Kupu pt.4
Si Kupu-kupu pt.5
Si Kupu-kupu pt.6
MikaCinta pt.1
MikaCinta pt.2
MikaCinta pt.3
MikaCinta pt.4
MikaCinta pt.5
MikaCinta pt. 6
MikaCinta pt.7
Candra & Indra pt.1
Canda & Indra pt.2
Candra & Indra pt.3
Candra & Indra pt.4
Candra & Indra pt.5
Candra & Indra pt. 6
Ada Dia pt.1
Ada Dia pt.2
Ada Dia pt.3
Ada Dia pt.4
Ada Dia pt.5
Diantara Kita pt. 1
Diantara Kita pt. 2
Diantara Kita pt. 3
Diantara kita pt. 4
Diantara Kita pt. 5
Diantara Kita pt.6
Diantara Kita pt.7
Diantara Kita pt.8
Jungkook pt. 1
Jungkook pt.2
Jungkook pt.3
Jungkook pt. 4
Jungkook pt.5
Jungkook pt.6
Jungkook pt.7
WAJIB BACA
Kawin Lari? pt.1
Kawin Lari?? pt.2
Kawin Lari??? pt.3
Kawin Lari???? pt.4
KEPOIN!
Christmas Tree pt.1
Christmas Tree pt.2
Christmas Tree pt.3
Christmass Tree pt.4
Christmass Tree pt.5
Christmass Tree pt.6

Mikacinta pt.8

458 68 131
By kookiesririe


Sider is illegal

Mari Vote
🐰♡🐯






Bising, berisik, suara kendaraan yang sudah sibuk di jalan raya berhasil mengusik Mika dari tidurnya.
Kedua mata indah Mika perlahan terbuka penuh. Menatap langit-langit kamar hotel berwarna putih terang. Seraya air mata yang merembes keluar diam-diam.
Sakitnya hati dan sedihnya perpisahan bersama Asih masih membayangi diri yang kian lemah.
Susah payah Mika bangkit dari tidur. Melangkah lemas ke jendela kaca hotel.
Banyak sekali kendaraan dan manusia yang sibuk berlalu-lalang di siang jam dua belas ini.
Matanya memandang jauh ke depan, melihat setitik cahaya matahari yang menerangi kabupaten Pasundan.

Sebenarnya, tadi pagi dia sudah bangun, hanya saja dirinya masih terasa sangat lelah, dan kembali tertidur tanpa sadar.

Kemarin sesampai bus yang ditumpangi Mika tiba dan beristirahat di pusat kabupaten, dia turun. Memutuskan mengistirahatkan diri dengan menginap di hotel sekitaran pusat kabupaten ini.
Hatinya benar-benar kuat untuk menahan dirinya disini.

Wajah telah dia basuh. Dia duduk bersila diatas kursi sambil meminum sebotol air mineral.
Berdiam diri di kamar bersama bunyi detik jam yang terus berputar.
Hatinya masih bergelung kesedihan dan kegelisahan.
Dia telah berkata pada Asih bahwa dirinya akan berusaha memperjuangkan Asih dan hubungan mereka berdua. Maka sudah mutlak menjadi sumpah nya yang harus dia lakukan. Tidak bisa dia ingkari perkataannya sendiri dengan pergi begitu saja kembali ke Jakarta.

Terus dan terus berpikir bahwa dia harus kembali ke kampung Cijangji dan bertemu Asih, tanpa harus bermasalah lagi dengan warga. Tapi bagaimana caranya? Dia harus memikirkan strategi.

Krrkkk krrkkk..
Bunyi cacing di perut nya tanda kelaparan.
Dari pagi dia hanya makan satu gigit sandwich dan minum air.

"Baiklah.. gue harus makan!", gumamnya sambil beranjak pada telpon hotel untuk memesan makanan.

Satu persatu piring, Asih isi dengan nasi, memberikannya pada abah dan Karyan. Di piring lain ada tumis eceng gondok dan tempe goreng yang dimasak oleh nya, masih hangat. Sungguh telah menggiur lidah abah dan Karyan.

Diatas bale-bale, mereka bertiga makan dengan sunyi. Sesekali mata Karyan mencuri pandang pada Asih yang menjadi sangat jarang berbicara. Lingkar mata si cantik tampak sedikit hitam, rona wajahnya redup, terganti oleh bias pucat. Membuat hati Karyan berdenyut sakit.
Ingin sekali rasanya dia mendekap dan mengecup kening Asih. Namun tersadar, dirinya tak memiliki wewenang seperti abah dan Mika.




Daerah kabupaten Pasundan sudah terasa sangat dingin di sore hari. Kaki Mika telah turun dari bis, melangkah ke pangkalan ojek. Dia mencari wajah kang ojek yang pernah mengantar nya dan Asih ke kampung Cijangji. Dia ingin diantar oleh ojek yang telah dia kenal.
Akhirnya, bibirnya pun tersungging tipis saat menemukan salah satu kang ojek itu.


Pukul 19:02 malam. Kampung Cijangji telah Mika datangi kembali. Sengaja dia berburu malam, agar tidak ada warga yang dapat melihat jelas wajahnya jika bertemu.

Dua kang ojek telah memberhentikan motornya di dekat perempatan jalan sesuai perintah Mika untuk menunggu nya disana.

"Neng, kenapa jalannya malah mau lewat sawah? Eneng teh mau maling atau apa?", tanya kang Edi, salahsatu tukang ojek setelah mendengar Mika yang tidak akan lewat jalur gang kampung.

"Eh, si kang Edi.. gini-gini masa mau maling?! Saya lagi berjuang demi pacar saya. Saya mau jemput dia.", jawab Mika sambil mengetes cahaya senter nya.

Kang Edi dan satu teman ojek nya mengangguk-ngangguk.

"Pokoknya, kalian tungguin saya disini kalo mau dapat uang ongkos tiga kali lipat. Dan inget, kalo ada warga sini yang nanya, jangan bilang nungguin saya. Bilang aja nungguin temen."

Mendengar jumlah ongkos yang akan mereka dapat, tentu mata mereka berbinar.

Kang Edi, "Siap, laksanakan!"

"Hati-hati ya neng, di sawah bisa ada ular."

Mata Mika melebar. Baru satu langkah dia berjalan, sekarang sudah dibuat kaget.
'Gak! Gue gak boleh takut sama ular!', batinnya.







Gelap. Sunyi. Sepi. Mika terus melangkah menelusuri jalan setapak sawah. Bulan tertutupi kabut, cahaya malam menjadi kian gelap. Hanya cahaya senter yang jadi penerang nya.
Dia sudah berjalan cukup jauh, meski terkadang sedikit terganggu oleh suasana keheningan malam di sawah yang membentang luas ini. Dia tidak begitu peduli dengan ular, tapi jika itu hantu, dia cukup merinding.
Yah.. semoga saja perjuangan Mika tidak diganggu mahluk astral apapun.

"Hey!"

Mika terpaku. Telinganya baru saja mendengar suara yang seperti menyapa nya dari cukup jauh.

"Kampret! Siapa tuh? Siapa yang malem-malem gini di sawah?"
Bulu kuduk nya merinding.
Belum lagi suara hewan malam yang terus berbunyi nyaring.

"Hey!"

"Aanjirrr!!!", Mika terhenyak kaget saat pundaknya terasa ada yang menepuk.

'Plisss.. jangan hantu! Tapi jangan warga juga!', doanya dalam hati.

"Hey! Saha maneh?"
( siapa kamu? ), suara dari belakang nya.

Terdengar lebih jelas dan..

'Kek nya gue tau deh ini suara siapa..'
Mika membalikkan badan.
Matanya melebar. Mulutnya terbuka oleh keterkejutan.

"Teh Mika?"
"Karyan?"

Kedua suara keluar bersamaan.
Iya, dua-dua nya terkejut.

"Teh Mika ternyata. Kirain siapa..", kata Karyan yang sempat curiga Mika seorang tukang Maling Domba.

"Teh Mika mau apa ke sini lagi?"

Mika membisu.
Kesal dan bingung. Rencananya malah diketahui orang sini.

Apakah dirinya harus mengalami diusir lagi?




"Asih.."
"Asih.."

Badan Asih bangkit dari tidur yang belum terlelap. Dia terkejut karena tiba-tiba mendengar sayup-sayup suara yang mirip suara milik Mika, kekasihnya.

"Apa aku mimpi..?", gumamnya.

Tapi suara itu muncul lagi, dan terdengar semakin jelas.
Penasaran, dia berdiri ke dekat jendela, dimana suara itu berasal.

Dia buka jendela nya hati-hati..

"Ha!!! Teh Mika???"

Iya, Asih sangat kaget saat langsung melihat wajah sang kekasih, satu meter di depan jendela.

Kekasihnya tersenyum.
"Asih.."

"Ini beneran teh Mika?", Asih yang masih kaget dan tak menyangka.

"Beneran. Ini aku Mika. Bukan hantu, cantik..", jawab Mika sambil memandang penuh rindu sang kekasih.

Asih menutup mulutnya tak menyangka. Air mata pun sudah berlinang keluar.

Mika hapus air mata di kedua pipinya. "Ssst.. aku udah kembali. Sekarang buka ya pintu belakang rumah."

Pintu belakang pun terbuka, Asih langsung menyambut Mika dengan pelukan.
Keduanya saling memeluk erat, bersama isakan tangis haru yang tak terbendung. Dan disaksikan oleh Karyan, dan abah Asja yang baru tiba di dapur.

Mika memberi jarak wajah mereka berdua, lalu mengecup begitu dalam kening Asih.
"Maaf ya, aku udah bikin kamu sedih.."

Kepala Asih mengangguk.
"Teteh sama siapa ke sini?"

Tangan Mika menunjuk Karyan yang berdiri di dekat pintu. Dan menceritakan kejadian saat bertemu Karyan yang sedang ngobor di sawah.
* ngobor=istilah kegiatan cari belut malam-malam sambil bawa lampu obor. Atau kalo orang jaman dulu sebut nya patromak. 😂

Iya, Karyan menemani Mika sampai ke sini.
Karyan memang sangat menyukai Asih, dan mengetahui Asih telah benar-benar mencintai Mika, tentu menyakitkan hati. Tetapi hati besar nya menyadarkan diri, dia pun ikhlas melepaskan Asih, asalkan Asih bahagia. Karena lubuk hatinya lebih sakit jika melihat Asih bersedih.

Mika juga membicarakan perihal niat nya kesini, juga ingin mengajak Asih pergi ke Jakarta, agar tidak mengundang amuk warga. Itu pun, jika Asih ingin, dan atas restu abah.

"Tapi bagaimana dengan orangtua teh Mika?", tanya abah khawatir.

Mika tersenyum. "Orangtua saya sudah tau, bah. Dari sejak kemarin sudah saya ceritakan dan mereka menerima. Bahkan penasaran dan ingin segera bertemu Asih. Tadinya, biar orangtua saya yang datang ke sini jika kemarin saya tidak diusir."

Karyan jadi ikut bernafas lega mendengarnya.

Sekarang tinggal keputusan Asih dan abah.

Asih, "Asih ingin sekali ikut teteh ke Jakarta. Tapi bagaimana dengan abah?"
Dia tidak rela juga meninggalkan abah. Sedangkan abah sudah terlalu tua untuk melakukan perjalanan jauh jika ikut mereka berdua.

Satu tangannya digenggam abah, yang mengatakan, "Kebahagian Asih adalah kebahagiaan abah. Kamu masih sangat muda, perjalanan hidup mu masih sangat panjang. Akan sangat sayang jika Asih tidak ikut teh Mika ke Jakarta. Abah bisa dengan siapapun disini."

"Iya, Asih. Aku akan menjaga abah. Jangan khawatir.", timpal Karyan.

Mika dan Asih memandang keduanya tak menyangka.
Hati penuh haru sukacita.

Abah pun dipeluk oleh Asih yang telah menangis tersedu-sedu.

Abah, "Asih sudah besar.. dan punya hak pilihan hidup. Jika bersama teh Mika adalah kebahagiaan dan kebaikan bagi Asih, tentu abah ikhlas kan.. dan abah doa kan semoga kalian dapat saling menjaga satu sama lain."

Dada Mika lemas. Air mata ikut berlinang.

"Teh Mika, jaga lah, sayangi lah, bimbing lah Asih setulus hatimu..", kata abah.

Mika cium tangan kanan abah.
"Terimakasih banyak, abah.. Saya berjanji. Dan pasti suatu saat kami akan kembali menemui abah. Terimakasih banyak, abah.. Terimakasih banyak.."






Jalan setapak sawah dilalui. Mika, Asih, dan Karyan, terus berjalan di kegelapan malam.

"Asih, kamu bawa jaket tebel gak?", tanya Mika yang baru sadar jika Asih hanya memakai baju tidur dan sweater rajut yang tidak tebal. Padahal malam di kampung Cijangji sangat dingin.

Asih, "Aku gak punya jaket begitu, teh."

Segera Mika lepas jaketnya dan memakaikan nya pada Asih. Membuat Asih maupun Karyan terperangah.

"Tapi teh Mika juga nanti bisa kedinginan kalo jaketnya aku pake."

"Gak apa-apa.. kaos ku cukup tebel."

Asih buka jaket itu dan sweater nya.
Giliran Mika yang terperangah.

"Kalo gitu, teteh pake sweater ku. Biar kita sama-sama gak kedinginan.", ucap Asih sambil memakaikan sweater pada Mika.

Senyuman mengembang penuh. Mika pakai sweater berwarna coklat muda itu.

Karyan memandang dua sejoli yang amat lembut ini. Sangat iri sekaligus ikut bahagia.

Sekitar 25 menit kemudian, sampai lah mereka bertiga di perempatan jalan besar. Dan melihat dua ojek yang dibawa Mika, masih setia menunggu disana.

"Karyan, kamu punya Hp gak?", tanya Mika.

"Enggak teh. Tapi kalo facebook punya."

Kening Mika mengerut.
"Kok bisa? Kan gak punya Hp.."

"Bisa atuh, teh. Kalo pelajaran komputer di sekolah kan bisa sambil ikut main facebook."

"O-oh..", Mika terkekeh.
"Kalo gitu tulis nama akun kamu apa. Biar nanti bisa aku hubungi kapan-kapan. Atau kalo abah ada apa-apa, kamu bisa kontek aku."

Karyan ketik nama akun fb nya di box catatan Hp Mika.

'KaryanGantengthea'

Diam-diam Mika menahan tawa membaca nya.

Asih, "Makasih banyak ya, Karyan. Tolong jaga abah ku.."

"Siap, Asih.. aku doain semoga kalian berdua selamat sampai tujuan."

"Amin.. Makasih Karyan. Kamu juga hati-hati pulang nya." kata Mika.

Karyan pun memandang Mika dan Asih yang telah pergi menjauh bersama dua ojek.

Asih dibonceng Mika yang bisa naik motor. Sedangkan kang Edi dibonceng temannya.
Kenapa? Karena biar Asih cuma dibonceng oleh Mika seorang.
😄

Bias abu-abu. Tiada lampu penerang jalan selain cahaya bulan yang bebas dari tertutup kabut, dan lampu dua motor. Asih menengok ke belakang. Memandang pemandangan kampung Cijangji yang hendak dia tinggalkan, dan tidak tau kapan akan kembali.
Suara derit motor yang terus melaju semakin menjauh, bersahutan dengan suara hewan-hewan malam. Dia peluk erat pinggang Mika. Dan kembali menoleh ke depan jalan, bersama perasaan yang campur aduk.

'Selamat tinggal kampung Cijangji, abah, Karyan..'










Langit pagi bumi Pasundan begitu cerah, sementara hari sudah pukul tujuh pagi. Supir bus super eksekutif jurusan Pasundan-Jakarta-Pasar Rebo, telah bersiap-siap melajukan bus yang telah penuh diisi penumpang itu. Termasuk Mika dan Asih. Mereka duduk tenang dibangku tengah.

Sebelum bus berjalan semakin jauh, dari jendela Asih menangkap lekat-lekat kabupaten kampung halaman nya itu.

Mika genggam erat tangan kecilnya. Dan berkata, "Suatu hari, pasti kita akan kembali ke sini."

Asih tersenyum, menyandarkan kepalanya di pundak Mika dengan penuh rasa nyaman dan rasa percaya.
Mika elus lembut kepala milik Asih.

'Terimakasih, kampung Cijangji. Terimakasih Tuhan yang Maha Esa. Takdir telah membawa saya menemukan banyak hal yang luar biasa dalam hidup ini. Terlebih lagi menemukan seorang Asih, Permata dari pelosok tanah Pasundan.
Bagaimanapun takdir didepan, berharap semoga kami selalu dapat bersama-sama dan saling bersatu, bersama kemurnian cinta-kasih.'
- Mika -

Sepasang sejoli ini saling melempar pandang. Saling tersenyum kedamaian.
Mereka siap mengarungi kehidupan yang tak akan pernah lepas dari takdir.

Dua tangan saling bertautan erat. Mereka akan selalu bersama-sama, dalam suka maupun duka.






END

😄 huahh. Cukup panjang ya.
Awal y ku kira ini bakal bisa dalm 4 atau 5 part. Trnyata eh trnyata.. 😄 jadi y 8 part. Semoga gak bosenin ya cerita y.
Dan aku pribadi, sekalian ngajak kalian yg baca jdi ikut berimajinasi. Selain imajinasi cerita y, kalian jg akan berimajinasi gimana kelanjutan dari ending cerita y di book ini. Kan seru.. 😄
♡ TERIMAKASIH BANYAK YG SUDAH BACA DAN VOTE JUGA KOMEN. SEMOGA TERHIBUR.
O ya, klo kalian ada org sunda yg lebih banyk tau, kasih tau aku aj ya klo misal ada kalimat / kosa kata yg kurang tepat di cerita ini. 💜 Hayuk, lanjut coba baca Candra & Indra di judul selanjut y

Continue Reading

You'll Also Like

351K 18.9K 20
[VOTE AND COMMENT] [Jangan salah lapak‼️] "Novel sampah,gua gak respect bakal sesampah itu ni novel." "Kalau gua jadi si antagonis udah gua tinggalin...
98K 1.1K 3
Oneshoot gay tentang Daniel yang memiliki memek dengan bermacam macam dominan. Jangan salah lapak-!!!
544K 7.1K 55
cerita singkat