Snow White's an Extra [END]

By Harefa_Halu

340K 38.6K 964

'Snow white', semua orang tahu dengan dua kata itu. Sebuah film animasi yang menceritakan gadis yang sangat c... More

β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 1
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 2
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 3
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 4
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 5
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 6
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 7
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 8
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 9
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 10
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 11
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 12
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 13
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 14
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 15
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 16
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 17
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 18
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 19
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 20
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 21
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 22
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 23
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 24
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 25
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 26
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 27
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 28
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 29
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 30
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 31
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 32
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 33
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 34
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 35
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 36
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 37
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 38
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 40
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 41
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 42
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 43
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 44
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 45
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 46
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 47
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 48
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 49
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 50 [𝐄𝐍𝐃]
❄ Bonus Part ❄
❄ Bonus Part ❄
❄ Bonus Part ❄
❄ Bonus Part ❄

β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 39

4.6K 614 11
By Harefa_Halu

𝕾𝖊𝖑𝖆𝖒𝖆𝖙 𝕸𝖊𝖒𝖇𝖆𝖈𝖆
____________o0o_____________



Zoia merutuki dirinya dalam hati akan kecerobohannya akhir-akhir ini. Hanya karena rasa cemburu, ia hampir lupa dengan bagaimana dia sebenarnya. Bagaimana dia harus bersikap terlebih-lebih dalam menyingkapi orang-orang yang mencoba mengganggu rumah tangganya.

Ia akui ia bodoh mengatakan kebenaran bahwa mereka telah menikah kepada Tamiya malam itu. Ia merutuki kelakuannya yang gegabah hanya karena perasaan terbakar dan menyimpang dihatinya. Tidak, ia harus menjadi seperti dulu. Lakukan sesuatu dengan sangat tenang dan diam seperti air danau.

Tapi masalahnya sekarang? Apa Tamiya percaya dengan omongannya? Semoga saja tidak karena dia menganggap dirinya hanya sengaja dipanas-panaskan. Jikalau dia pun percaya, dia tak mungin membeberkarnya. Karena apa? Jika ia mengatakan sejujurnya maka ia tidak lagi mudah untuk merebut suaminya. Lalu apa kabar lagi jika sekolah ia menyatakan semuanya. Mungkin semua siswa menganggapnya gila.

Hari ini mereka akan menginap di sini. Liqa memaksa mereka dengan keukuh dengan alasan ingin menikmati masa-masa bersama Libra. Zoia terdiam menatap ke bawah dari balkom lantai dua. Di sana, tampak suaminya sedang meminum kopi dengan Stevin di teras rumah. Mama mertuanya? Wanita itu sedang..... Berada di belakangnya.

"Zoia, apa kamu mau temenin Bunda ke rumahnya Melia? Melia sedang demam tapi orang tuanya tidak pulang untuk malam ini", ujar Liqa sambil tersenyum manis.

Zoia mengangguk.
"Zoia mau Bun", ujarnya.


"Ayo"

Keduanya beriringan menuruni tangga.

"Sini biar Zoia bawa Bun", ujar gadis itu sambil mengambil alih sebuah kotak bekal yang tertutup rapat. Liqa memeluk lengan menantunya, membawanya keluar menuju teras rumah.

"Mau kemana Bun?", tanya Stevin.

"Ke Melia, kasian anak itu sendirian, mana lagi sakit", celetuk wanita itu.  Liqa beralih menatap Libra yang tampak santai dan tak peduli.

"Kamu mau ikut nggak sayang?", tanya Liqa.

Libra menggeleng setelah bersinggungan sedikit ke mata istrinya.
"Kalian aja Bun, lain kali Libra ke sana", selanya cepat.



"Yaudah, Bunda sama Zoia ke sana dulu yaaa", ujar Liqa membawa Zoia menuju rumah berlantai dua dan tampak mewah. Namun sebelum sampai ke sana, mereka harus menyeberang jalanan yang lenggang. Bersama-sama, keduanya menyeberang dengan selamat.

"Nak, maaf atas sikap Bunda yang main jodoh-jodihin suami kamu sama Melia. Bunda nggak tahu kalau Libra udah punya jodoh", sesal Liqa. Zoia mengangguk paham.

"Nggak apa-apa Bun, Zoia paham kok", ujar gadis itu menyebabkan rasa lega di hari ibu mertuanya.

Tok tok

Liqa mengetuk pintu. Terdengar suara dari dalam rumah. Dan saat dibuka, terlihat lah ART yang mengurus rumah yang sepi itu.
"Ibu Liqa ya?", ujar pasti wanita itu.

Liqa mengangguk sambil memeluk singkat ART yang sudah mengenalnya dari dulu.
"Iya Bi Heya, lama nggak ketemu Bibi makin cantik aja", celoteh Liqa. Mereka memang baru kembali setelah hampir lima tahun memilih menetap di Filipina untuk menemani suaminya yang bertugas mengontrol perusahaan teh mereka yang baru saja dibuka pabriknya di sana.

"Haha Ibu bisa aja ah"
Bi Heya, wanita yang sudah berumur itu menatap penasaran kepada sosok gadis asing memukau di samping. Karena tahu wanita itu menatap Zoia, Liqa tersenyum.

"Ini Zoia Bi, menantu aku ini", tutur Liqa.

"Ha?"
Plongo Bi Heya namun mau tak mau menerima saliman dari Zoia.

"Libra udah kami temukan Bi dan dia sudah menikah dengan Zoia", ujar Liqa. Walaupun masih tak bisa diterima oleh akal, namun Bi Heya mencoba memahami.

"Walah cantik sekali", sela Bi Heya.

"Ehh hampir lupa Bi, Melia gimana?", ralat Liqa yang baru ingat kedatangan mereka.

"Lahh ehh masuk-masuk dulu atuh Ibu, Nak Zoia. Bibi lupa yaampun. Ayo masuk", ucap Bi Heya menepuk jidat lalu membuka pintu lebar-lebar.



Wanita itu menuntun keduanya masuk ke dalam rumah.
"Ayo duduk, Bibi lupa. Bibi panggilin Melia dulu ya"


Setelah itu Bi Heya pergi ke kamar anak majikannya dan setelah itu berlari ke dapur untuk membuat minum. Melia terlihat berlari menuruni tangga.

"Tante hehe"

Melia langsung mengambil duduk di samping Liqa.
"Demamnya gimana Nak?", tanya Liqa sambil menempelkan telapak tanggan di dahi gadis manis itu.

"Udah turun kok", cengir Melia di bibir yang sedikit pucat. Namun kini matanya menatap penuh penilaian ke arah tubuh Zoia.


"Ini"
Zoia menyerahkan kotak bekal tadi dan langsung diterima dengan agoh-ogahan oleh Melia.


"Makasih", ujarnya acuh.

Melia beralih menatap Liqa dengan memasang puppy eyes andalannya.
"Tante, Melia bobo di rumah Tante boleh ya?", cicitnya.

Kening Liqa mengerut.
"Loh kenapa sayang?" tanyanya agak heran.

"Pengen aja, boleh ya Tan? Ya? Ya? Ya?", rewel Melia.

Bi Heya datang sambil menbawa beberapa gelas air ke atas meja.
"Makasih Bi", ujar Zoia.


"Emm boleh-boleh aja sihh", ujar Liqa.


"Yesss", girang Melia.


"Bunda, masih lama? Kalo gitu Zoia pulang duluan yaaa, badan Zoia kek lemes gitu", tutur jujur Zoia.

"Sekarang aja kita pulang bareng-bareng. Kamu kenapa bisa nggak enak badan gini? Lagi isi ya?", celetuk khawatir Liqa yang langsung melepas gelayutan Melia di lengannya, berpindah mengelus kepala Zoia.

"Nggak kok Bun", elak Zoia. Isi? Yakali. Buat aja nggak pernah.

"Ayo Bunda bantu bangun", ujar wanita itu. Zoia menggeleng menolak.

"Zoia nggak apa-apa kok Bun", ujar Zoia.

Liqa melotot.
"Nggak apa-apa gimana maksud kamu? Kamu jangan buat Bunda khawatir ya. Ayo sini Bunda bantu", sahut wanita itu sambil memapah Zoia. Zoia? Gadis itu meringis dalam hati. Dirinya masih bisa jalan kenapa harus dipapah? Ibu mertuanya terlalu berlebihan. Namun anehnya ia malahan merasa nyaman. Jadi begini rasanya punya ibu?



Melia mengikuti mereka dari belakang dengan bibir mengerucut. Kenapa Zoia berhasil mengambil perhatian Liqa? Uhhh kesel!


Tin tin!


Melia membulatkan mata saat ada sebuah mobil bergerak dengan kecepatan tinggi.  Ia lalu beralih menatap ke arah dua perempuan yang sedang menyeberang. Tubuhnya kaku dan tak bisa mengira apa yang sedang terjadi. Otaknya lemot melihat bagaimana Zoia menarik cepat Liqa menjauh dari mobil yang tinggal sejengkal. Namun tetap saja Zoia mendapatkan getahnya karena kaki kanannya sempat disenggol oleh badan mobil.


"ZOIAAAA!!!!"


Melia kembali sadar mendengar teriakan dari Libra yang ikut menyaksikannya dengan Stevin di seberang sana. Warga yang ada di lokasi langsung berhamburan mendekat untuk melihat apa yang terjadi.


Libra menerobos untuk mengangkat tubuh Zoia yang masih sadar. Sedangkan Stevin dibantu oleh warga mengangkat Liqa yang masih shock tentang yang baru saja terjadi.


"Ke rumah sakit"


***

Libra menatap kaki istrinya yang sedang dililit perban oleh para perawat. Ia lanjut kembali menatap dokter yang duduk di depannya.

"Bagaimana?", tanyanya.

"Pasien baik-baik saja. Luka goresan di kakinya tidak terlalu parah. Jari jempol dan telunjuk kakinya sedikit terkilir", ujarnya dengan pelan.


"Apa tidak ada hal-hal lain? Semuanya benar-benar aman? ", tanya cepat Libra.

Doktet itu mengangguk.
"Tentu saja"


Dan setelah percakapan formal itu, Libra langsung membawa tubuh Zoia pulang ke rumah. Walaupun dalam perjalanan terlihat baik-baik saja, namun tidak dengan kondisi di dalamnya.


Satu-satunya yang manjadi pertanyaan dirinya adalah.... Siapa sebenarnya pelaku dari semu ini? Sedangkan Zoia, ia tampak tenang di tempatnya.

"Memang aku tidak tahu siapa pelakunya. Tapi aku tidak bisa jamin jika semua ini tidak akan sampai di telinga Evens, sosok dengan mata-matanya yang terbanyak di sekitar mereka"



***

'PUBLIKASIKAN'

Tangan itu menggerakan mouse untuk menekan opsi yang sudah membuat dia rela untuk begadang agar bisa memecahkan semua masalah.


"Hah, capek", desisnya. Namun tak ayal ia merasa senang karena bisa menyelesaikan satu part setelah hampir membuat kepalanya berceceran.



Sosok itu menyilangkan kakinya di atas kasur setelah meletakan laptopnya. Ia menolang dagu lamat-lamat.


"Susah juga yaa setelah sistemnya rusak dan gue jadi nggak bisa ngendaliin tokoh. Kalo dibuat ulang sistemnya, takut makin kacau itupun waktu perbuatannya berbulan-bulan. Hah, gue harus gimana? Pasrah atau diam saja?"


Dor!



Ia was-was. Ia mendengar suara tembakan dari luar rumah. Sosok itu langsung menerjang masuk ke dalam kolom ranjang sambil membengkap mulutnya. Tubuh gemetar saat kamarnya di dobrak.


Ia  bisa melihat beberapa pasang kaki bersepatu besar mengelilingi kamarnya. Sosok itu menatap napas saat salah satu kaki berhenti di depannya. Ia memejamkan dan pasrah saat kaki itu tidak bergerak lagi. Namun saat beberapa saat ia tidak merasakan pergerakan di sekitarnya ia membuka mata dengan modal berani.

Dan alangkah terkejutnya saat kelopak matanya menyambut dunia lagi, kornenya sudah dipertemukan dengan pistol dengan jarak lima senti dari dahinya.



Dor!


Semua gelap.





____o0o____

7 Februari 2023

Continue Reading

You'll Also Like

54.4K 6.5K 25
Ayo saksikan bersama takdir baru dari Menara Everlasting.
2.3M 272K 38
Tak ada kata-kata yang keluar dari bibirnya saat ketiga lelaki yang amat ia percayai menghancurkan hidup nya. Gadis itu terduduk di atas ubin kerami...
692K 9.4K 24
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
559K 56.6K 44
Follow dulu sabi lah ya :) Febiola Amerta Membaca adalah hobinya, apa lagi menghalu. Gadis dengan sejuta halu an itu tidak menyangka jika dirinya te...