Snow White's an Extra [END]

By Harefa_Halu

344K 38.9K 964

'Snow white', semua orang tahu dengan dua kata itu. Sebuah film animasi yang menceritakan gadis yang sangat c... More

β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 1
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 2
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 3
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 4
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 5
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 6
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 7
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 8
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 9
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 10
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 11
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 12
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 13
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 14
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 15
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 16
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 17
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 18
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 19
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 20
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 21
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 22
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 23
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 24
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 25
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 26
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 27
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 28
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 29
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 30
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 31
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 32
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 33
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 34
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 36
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 37
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 38
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 39
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 40
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 41
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 42
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 43
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 44
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 45
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 46
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 47
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 48
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 49
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 50 [𝐄𝐍𝐃]
❄ Bonus Part ❄
❄ Bonus Part ❄
❄ Bonus Part ❄
❄ Bonus Part ❄

β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 35

4.8K 633 32
By Harefa_Halu

𝕾𝖊𝖑𝖆𝖒𝖆𝖙 𝕸𝖊𝖒𝖇𝖆𝖈𝖆
____________o0o_____________

Zoia mencuci tangannya di wastafel sambil mematut tubuhnya di depan cermin toilet perempuan. Ia menghela napas lega karena bazar yang diadakan telah terlaksana dengan baik sejak setengah jam yang lalu.

"Hai"

Zoia menatap gadis yang ikut berdiri di sampingnya. Tamiya, sosok yang baru keluar dari salah satu bilik ikut mencuci tangannya. Gadis itu dengan santai menoleh, menatap Zoia yang mengabaikan kehadirannya.

"Gue lagi hamil anak Libra", bisik Tamiya sambil tersenyum sangat manis.

Zoia mengangkat alis. Heolll? Drama apa ini?

"Ohh ya? Nggak percaya", ujar Zoia dengan acuh tak acuh. Tamiya terkekeh. Gadis itu menunjukkan foto Libra yang sedang mengelus perutnya yang masih rata.

"Masih nggak percaya?", tanya Tamiya.

"Libra sering ngunjungi gue dan baby kami lohh hihi. Terakhir kali tadi malam? Iya tadi malam. Iya kan anak Mama?", celetuk gadis itu menambahkan sambil mengelus perutnya yang terbalut pakaian yang sama dengan Candice.

Zoia hanya menatap sang ketos itu dengan ekspresi tak senang.
"Jadi mau lo apa?"

Tamiya menyimpan ponselnya kembali. Gadis manis itu melipat tangan.
"Zoia, lebih baik lo berhenti berharap sama Libra. Karena cepat atau lambat kami akan menikah, mengingat janin kami semakin membesar. Gue nggak mau lo malu sendiri saat itu", ujar gadis itu dengan pelan.

Zoia bertepuk tangan antusias.
"Gue kira lo mau ngasih bukti apa. Ternyata bukti yang nggak ada kaitannya dengan permasalahan", sahut Zoia. Gadis itu melangkah satu langkah lebih dekat dari Tamiya. Zoia menepuk bahu sang ketos.

"Gue prihatin, gue kira lo bisa bikin skenario yang lebih berbobot. Tamiya, kita emang nggak sekenal itu, tapi yang harus lo tahu, gue bukan cewek bego yang bisa dibego-begoin oleh siapa pun. Lo cuman cewek yang minta pertanggungjawaban dari cowok yang lo suka, karena ayah kandung dari janin lo ini bukan lah cowok yang lo harapin. Benar kan?", bisik Zoia tepat di telinga Tamiya yang mematung.

"N-nggak usah sok tahu ya! Ini emang anak Libra!", bantah Tamiya.

Zoia melipat tangan di depan dada.
"Tamiya, lo kalo nggak bisa boong mending terima kenyataan. Terima kenyataan lo yang hamil di luar nikah karena seks tak jelas dengan seseorang yang beri lo surga dunia. Harusnya kalo nggak mau kek gini, lo mikir dari awal biar nggak bebanin orang yang nggak tahu apa-apa", ujar Zoia sebelum pergi dari sana meninggalkan Tamiya yang tak berkutik.

Mendengar pintu yang tertutup, ketos itu langsung mengepalkan tangan.
"Kenapa dia nggak bisa dipengaruhi?", bisiknya pada diri sendiri.

Dan Vansel yang menyandarkan punggungnya di dinding salah satu bilik hanya bisa terdiam dengan mulut yang terkatup.
"Dia hamil? Hah semesta emang nggak bisa tertebak", bisiknya lirih dengan tatapan nanar.

***

Setelah selesai dengan urusannya di kamar mandi, Zoia berjalan ke stan Libra yang sedang suaminya itu kemas. Sekolah sudah lumayan sepi dan hanya menyisakan penghuni sekolah. Itu pun tak semua karena hampir setengah siswa-siswinya sudah bubar dikala sudah selesai mengamas stan masing-masing.

"Kita pulang?", tanya Zoia dengan datar.

Libra meregangkan tangannya yang kebas. Lelaki itu langsung merangkul bahu istrinya dengan wajah lelah.
"Ayo".

Libra menarik tangan Zoia menuju perkiran mobil mereka.
"Kamu masuk duluan yaa, aku lagi ada urusan. Cuman lima menit kok", bisik lelaki itu sambil mencium pipi kiri istrinya yang sudah bersiap-siap membuka pintu mobil. Lelaki itu ngacir meninggalkan Zoia sendirian.

Libra berlari sekencang mungkin, menaiki anak tangga untuk bisa sampai di depan ruang osis.

Brak!

Semua anak-anak osis yang sedang beristirahat sontak terkejut bukan main saat pintu di tendang dengan kasar. Tamiya langsung menghampiri Libra dengan senyum manis.

"Ada apa ya Libra?", tanya Tamiya dengan bingung.

"Wakil lo mana?", tanya Libra sambil menatap sekeliling ruang osis.

"Gue di sini"
Brayn yang baru saja keluar dari kamar kecil yang sudah disediakan di dalam ruang osis akhirnya memunculkan batang hidungnya.

"Kenapa?", tanya Brayn melihat Libra yang berjalan ke arahnya.

"Gue mau ngasih makanan bergizi buat lo. Salah satu vitamin suplemen tubuh khusus buat lo", ujar Libra.

Bugh!

Brayn terhempas menabrak lemari saat bogeman kasar mengenai rahangnya. Sial! Apa-apaan ini? Libra ingin membunuhnya dengan kekuatan dalam itu?

Anak-anak osis berteriak ketakutan, mereka menepi di sudut ruangan. Libra menarik kerah Brayn hingga lelaki itu terangkat.

"Ini peringatan dari gue, jangan pernah deket sama Zoia", bisiknya.

Brak!

Libra mengangkat tubuh Brayn dengan kasar, lalu melemparnya ke sebuah meja, hingga benda mati itu mengalami kepatahkakian. Dan wakil ketua osis yang malang itu harus mengalami ketidaksadaran diri setelahnya. Semua pun langsung panik di tempat.

***

Setangkai mawar putih diletakan sosok pemilik tangan mulus di depan sebuah nisan dengan ukuran panjang gundukannya hanya sekitar 40 cm. Sacha, gadis itu duduk dengan menjadikan sepatunya sebagai alas.

Sacha tak berekspresi apapun. Yang ada hanya tatapan lurus menatap kuburan kecil itu.
"Udah mau dua tahun aja ya", bisik gadis itu entah pada siapa.

"Mati lo Tamiya!", teriaknya meraung tiba-tiba.

Flsshback

"Sacha! Lo gila! Lo bener-bener gila!!!! Lo gilaaaa!!!!! Sacha!!!!"

Sacha, gadis yang duduk santai itu hanya menulikan pendengarannya dari teriakan Secha. Ia menyibukkan diri membersihkan kuku panjangnya.

"SACHA! ANJING YA LO!"

Sacha tak bergeming atau berniat untuk ikut meneriaki balik gadis berkecamata yang sayangnya kakak kembarannya itu.

"Sacha! Lo denger nggak?!", murka Secha menarik dagu Sacha agar menatapnya.

Sacha berdecak malas.
"Apa sih?", gerutunya.

Secha beralih meremas rambutnya sambil mondar-mandir dengan takut di depan Sacha.

"LO STRES TAHU NGGAK?! Lo kenapa bisa hamil?! Dan kenapa gue baru tahu setelah kandungan lo bahkan sudah masuk bulan ketujuh!! Lo sembunyiin semua dari gue?!! Sacha! Lo mau bikin gue mati ketakutan?!", marah Secha dengan mata memerah akibat emosi.

Sacha memutar bola mata malas.
"Biasa aja kali. Gue aja yang ngalamin santai aja tuh", santainya.

Secha menatap berang ke adiknya, ia menunjuk perut Sacha yang terbalut hoodie kebesaran.

"Kenapa perut lo nggak besar?! Dan SIAPA BAJINGAN SIALAN YANG UDAH HAMILIN LO!!!!! BANGSAT ANJING!!!!!!!!", teriak Secha.

Sacha membuka untuk menyingkap hoodienya ke atas, memperlihatkan perutnya yang sudah diikat oleh belitan kain dengan erat. Secha melemas, ia berlari....

Plak!

Ia menampar adiknya.
"BUKA SACHA! LO MAU BUNUH DIA HA?! Jadi ini cara lo nyembunyiin dia? Diikat terus pake hoodie tiap saat?! Lo gila Sacha! Lo nyiksa dia bodoh!"

Sacha tak menyahut, gadis itu membuka belitan perutnya. Secha duduk di samping saudaranya. Dengan tangan bergetar ia mengelus perut Sacha yang besar.

"Siapa ayahnya?", lirihnya dengan air mata yang sudah tumpah. Sungguh ini tak bisa diterima oleh akal. Jika Sacha tak mengatakan kebenarannya barusan, mungkin ia akan menjadi orang goblok selamanya.

"Ayahnya Tamiya", celetuk Sacha tanpa ekspresi.

"Apa?", shock Secha.

"Lo tahu kan sejak SD gue pengen banget jadi teman Tamiya, tapi gue nggak berani ngajak temenan. Beberapa bulan lalu, setelah di SMP kita nggak satu sekolah, akhirnya di SMA kita satu sekolah. Gue coba cari cara agar dia jadi temen gue. Suatu hari saat dia lagi nunggu jemputan saat pulang sekolah, gue liat dia disambut sama Papanya. Tapi mata gue bisa bedain tatapan apa di mata pria itu. Itu adalah tatapan penuh nafsu. Gue takut Tamiya diapa-apain, jadi gue ikutin. Dan benar aja, setelah gue ikutan, ternyata Tamiya diseret ke dalam hotel. Gue yang bego dan panik coba halangi sebelum mereka masuk ke dalam kamar. Tapi sialnya, Tamiya ngorbanin gue jadi pemuas Papanya. Gue kecewa, gue kira dia ahhh sudahlah. Di situ harta gue direbut, dan hasilnya ya gini, gue hamil", ujar Sacha datar.

Secha memeluk Sacha dengan tangisan yang semakin kencang. Hatinya teriris. Ya Tuhan! Kenapa bisa kemalangan ini ada di sini?!

"Tapi lo nggak ada niatan bunuh dia kan? Lo sayang kan sama dia? Buktinya lo nggak gugurin", ujar Secha.

"Ck, biasa aja. Gue nggak gugurin karena nggak mau nambah dosa", elak Sacha.

"Ayo kita besarin anak ini dengan penuh kasih sayang", bisik serak Secha tampak berhenti menangis.


Sacha menggeleng, ia ingin membuang memori itu. Ia kembali fokus pada gundukan itu. Hahaha lucu sekali, bahkan tak sampai satu hari Secha mengajaknya membesarkan anak di dalam perutnya itu dengan penuh kasih sayang, ayah dari janin itu sudah membunuhnya.

Pria itu sudah mendapat info jika gadis yang ia perkosa waktu itu tengah hamil anaknya. Ia tak tinggal diam, ia menyuruh suruhannya untuk memasukan obat penghancur janin di makanan yang di pesan Sacha secara online.

Dan kini, yang tersisa hanya kuburan tak bernyawa yang menjadi rumah untuk janin yang bahkan tidak pernah merasakan indah dan pahitnya dunia luar.

"Gue benci kalian", lirih Sacha dengan buliran yang berhasil lolos di matanya yang datar.



____o0o____

3 Februari 2023

Continue Reading

You'll Also Like

646K 35.7K 50
Judul Sebelumnya : My Cold Husband Selena Azaerin, itulah namanya, walau dirinya bekerja sebagai agen intelijen negara, dia tak pernah kehilangan sif...
7M 296K 60
On Going Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan yang tak s...
193K 12.5K 40
Fantasy - Romance Story by : Cia_Moses Complete ______________________________ Annasha Gavina Rajawatsa, gadis dengan kekuatan ilmu kanuragan nya. Wa...
1.4M 93.8K 40
Cerita tentang Alsya Kayesa yang berpindah raga dan menempati tubuh salah satu figuran dalam cerita yang ia baca di dark web. Lebianca Dysis sosok...