Snow White's an Extra [END]

By Harefa_Halu

419K 43.7K 1K

'Snow white', semua orang tahu dengan dua kata itu. Sebuah film animasi yang menceritakan gadis yang sangat c... More

β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 1
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 2
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 3
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 4
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 5
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 6
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 7
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 8
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 9
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 10
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 11
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 12
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 13
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 14
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 15
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 16
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 17
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 18
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 19
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 20
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 21
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 22
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 24
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 25
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 26
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 27
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 28
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 29
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 30
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 31
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 32
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 33
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 34
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 35
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 36
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 37
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 38
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 39
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 40
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 41
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 42
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 43
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 44
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 45
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 46
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 47
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 48
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 49
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 50 [𝐄𝐍𝐃]
❄ Bonus Part ❄
❄ Bonus Part ❄
❄ Bonus Part ❄
❄ Bonus Part ❄

β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 23

6.4K 779 12
By Harefa_Halu

𝕾𝖊𝖑𝖆𝖒𝖆𝖙 𝕸𝖊𝖒𝖇𝖆𝖈𝖆
____________o0o_____________






Libra mendorong kursi roda yang diduduki Zoia menuju lobi bawah. Di belakang mereka ada Venus yang menjadi tukang angkut barang-barang gadis itu dengan senang hati.

Wajah Venus sejak tadi berbinar-binar karena bibi yang sayangnya seumurannya itu akan tinggal di rumah besar mereka yang selalu sunyi, apalagi jika Jilva sedang sibuk pada mainannya.


Libra membuka mobil hitam yang sudah menunggu dengan gagahnya. Zoia sudah bisa dirawat mandiri di rumah, namun masih harus dalam pantauan dokter yang dua kali seminggu berkunjung.


Zoia pasrah saja saat lelaki itu tanpa meminta izin langsung mengangkat tubuhnya menjauh dari kursi roda dan mendudukan bokongnya di kursi penumpang. Tohh Libra juga suaminya. Lagi pun entah kenapa badannya terasa lemas. Menggerakkan badannya sekecil pun terasa berat.


Venus mengambil tempat duduk di sampingnya, setelah menyerahkan barang-barang Zoia ke pada Libra, untuk diletakan di bagasi. Setelah itu, lelaki itu masuk ke kursi kemudi dan mulai menancap gas menuju rumah. Awalnya memang Libra ngotot membawa Zoia pulang ke apartemen, lelaki itu tidak enakan jika merepotkan Ella dan suaminya Neil.

Namun karena langsung dihubungi oleh Evens dari luar negeri, akhirnya lelaki itu menurut saja.

Beralih pada Zoia yang kini menatap horor Venus yang sedang senyum-senyum tidak jelas sambil menatap layar ponselnya, gadis itu menyipit dan mendekatkan kepalanya.

"Ngapain senyum-senyum liat foto Nate?"

Venus melotot dengan wajah pucat. Gadis itu langsung mematikan ponselnya dengan tampang seperti maling yang baru saja keciduk.


"N-nggak isss", gagapnya.

"Kentara banget lagi boongnya", sahut Libra dari depan sana sambil sesekali melirik ke belakang. Namun saat matanya bertatapan dengan manik biru Zoia, lelaki itu buru-buru membuang pandangan fokus ke depan dan tak menoleh lagi.

"Isss apaan sihh sok tahu deh", balas Venus.

"Lo suka ya sama Nate?", tanya Zoia sambil tersenyum menggoda di wajahnya yang pucat.


Pipi Venus memerah, kentara sekali di wajahnya yang putih terawat itu.
"N-nggak kok", elaknya. Namun siapapun yang melihat gerak-gerik Venussaat ini, pasti langsung tahu jika yang dikatakannya adalah kebohongan besar.

"Bukannya Papa lo larang lo pacaran?", tanya Libra.

"Woi woi woi ya kan gue nggak pacaran sama Nate", bela Venus.

"Tapi suka kan?", sahut Zoia.

"N-nggak kok. Mana mungkin gue suka sama cowok minim akhlak kayak dia", elak Venus.

"Ohhh gitu. Yahhh sayang banget, padahal Nate udah ada niatan deketin lo. Tapi setelah ini gue larang aja karena lo nggak suka", ujar Libra dengan suara yang sengaja dibesarkan.

Venus duduk tidak tenang.
"Emm itu anu, lo jangan gitu juga", ringisnya.

"Haloyohhh yang suka sama Nate tapi gengsi nggak mau ngaku", goda Zoia sambil tersenyum penuh makna. Venus menutup wajahnya dengan menggunakan kedua telapak tangannya.

"Serahhhh isssss"
Venus berlari keluar setelah mobil berhenti di pekarangan rumah. Gadis itu meninggalkan Zoia yang bengong melihat sikap malu-malu keponakan suaminya.

Zoia baru sadar kembali saat pintunya dibuka oleh Libra. Lelaki itu kembali menggendongnya dengan santai.

"Gue bisa jalan sendiri kok", ucap Zoia.

Libra menunduk untuk melihat wajah istrinya.
"Berdiri aja lo nggak tahan. Apa kabar kalo disuruh jalan. Apalagi nanti naik tangga", ujar remeh Libra.


"Y-ya kan gue malu dilihatin orang-orang", ujar Zoia.

"Kan lo pake baju Zoia sayang", ujar Libra sambil membawa tubuh gadis itu ke dalam rumah. Entah Libra tahu atau tidak tahu, kata terakhir barusan yang ia katakan berhasil memacu jantung istrinya untuk bergerak cepat.


"Auntie!"

"Haiii Jilvaa", sapa Zoia.

Tadi itu adalah sorakan Jilva menyambut kehadiran keduanya. Di belakang gadis kecil itu ada Ella yang baru datang dari dapur dengan apron yang masih membelit tubuhnya.

"Ibra, turunin", ujar lirih Zoia merasa tak enak.

"Ehhh nggak usah. Selamat datang di rumah ya sayang. Bang, antar Zoia ke kamar kamu. Pasti capek Zoianya", suruh Ella.

"Mama Ella, kenapa Auntie Zoia digendong", ujar Jilva. Ella menepuk-nepuk kepala Jilva yang menatap Zoia penasaran.

"Kan Auntie lagi sakit sayang", ujar Ella. Jilva memang memanggilnya dengan nama seperti itu dan Ella tidak keberatan malahan senang punya anak selain Venus.

"Yaudah, Libra ke atas dulu ya Kak", ujar lelaki itu.

"Jilva ikut Uncle!", seru Jilva.

"Ehhh Jilva kan tadi bilang mau bantu Mama masak", ujar Ella. Jilva menepuk jidatnya sambil menyengir.

"Lupa, ayo Mama Ella kita masak", decak semangat Jilva lalu menarik tangan Ella kembali ke dapur.

Libra mendorong kamarnya dengan menggunakan kaki dan menutupnya dari dalam setelah mereka masuk. Zoia menatap kamar suaminya yang bercat cokelat susu bercampur putih. Libra mendudukannya di kasur dengan cepat.

"Kita satu kamar?", tanya Zoia yang baru ingat.


Libra menggaruk belakang tengkuknya.
"Y-ya gitu", ujarnya.

Suasana tampak akward karena pasutri itu sama-sama gugup.

"Emm itu gue mandi dulu", ujar Libra mengambil cara agar keluar dari suasana tidak mengenakan ini.

"Emm iya"


Setelah Libra ke kamar mandi dan tidak nampak batang hidungnya, Zoia entah kenapa bisa kebelet di waktu yang tidak tepat. Gadis itu gelisah di atas tempat tidur. Jika meminjam toilet lain, ia tidak punya tenaga untuk ke bawah.

Tidak mungkin dia juga mengganggu Libra yang sedang membersihkan diri di dalam sana. Namun hasrat buang air kecilnya tak bisa dibendung lagi. Alhasil, Zoia mau tidak mau memaksakan tubuhnya turun dari ranjang.

Gadis itu menjadikan dinding sebagai pegangannya. Pelan namun pasti, Zoia sampai di depan pintu setelah berusaha maksimal.


Tok tok tok

Zoia mengetuk pintu dengan cepat.
"Ibraaaaa bukaaaa"

Tok tok tok

"Ibraaa, bisa gue ke toilet bentar? Hehehe gue kebelet Ibraaa", ujar memelas Zoia. Namun tidak ada tanda-tanda suaminya akan membuka pintu. Pantas saja karena bunyi shower menggema di sana.


"IBRAAAA HUAAAAAA!!!!", hancur sudah rengekan yang selalu ditahan-tahan Zoia jika sedang kesal itu. Masa bodo, karena masalahnya sekarang, kantung kemihnya sudah tidak tahan menampung urin miliknya.

Libra yang seperti mendengar sebuah suara di sela-sela berisiknya tetesan air mencoba memating shower. Ia ingin memastikan jika pendengarannya tidak salah. Tadi sepertinya ia mendengar suara Zoia?



"IBRAAAAA IHHH HUAAAAA"

Mata Libra membulat. Lelaki itu langsung berjalan dengan keadaan telanjang. Ia mendekatkan telinganya di pintu.

"Zoia, lo kenapa?", tanya lelaki itu dengan polos.

"IBRAAAA GUE KEBELET MAU PIPIS ISSSSSS. UDAH NGGAK TAHAN LAGI HUHU", balas raung Zoia.


"Ehhh iya bentar yaaa, gue pake handuk dulu", ujar Libra yang langsung ngacir menarik handuknya, menutupi tubuh bagian bawahnya.

Lelaki itu langsung kembali untuk membuka pintu. Dan hal pertama yang lelaki itu lihat adalah wajah Zoia yang langsung menerobos masuk dengan tertatih. Libra melongo sambil menggaruk kepalanya yang penuh busa shampoo karena tidak sempat ia bilas lagi.

"Issss kenapa masih disitu, keluar Ibraaaaa", rengek memelas Zoia. Libra melebarkan matanya dan langsung ngacir keluar dari kamar mandi tak lupa menutupnya kembali.

Lelaki itu memilih menunggu di depan pintu tak tahu harus ngapain.
"Ibra?", gumamnya saat baru sadar akan panggilan Zoia untuknya yang sedikit berbeda. Percaya atau tidak, Libra sekarang merasakan desiran aneh karena kedatangan gerombolan lebah tak kasat mata berpesta pora di dalam perutnya.



"Aduhhhh sakit"


Lamunan Libra buyar saat mendengar rintikan Zoia di kamar mandi. Tanpa berpikir banyak, lelaki itu langsung membuka pintu dan terpampang lah tubuh Zoia yang nyungsep mencium lantai licin. Sebenarnya Libra ingin ketawa tapi sudah lebih dulu didahului rasa kasihan.

"Shhhhh huaaa", ringis Zoia merentangkan tangan meminta belas kasihan Libra. Jujur saja gadis itu sedikit dongkol karena suaminya itu bukannya menolong malahan bengong.

"Bantuin isss"


Libra mendekat, mengulurkan tangan membantu Zoia berdiri. Istrinya itu hampir bangkit namun tangan Libra yang licin penuh shampoo itu ditambah dengan lantai yang basah membuat pas lah penderitaan Zoia, karena selanjutnya gadis itu kembali jatuh. Dan tanpa sadar ia memegang apapun yang bisa menyelamatkannya di keadaan ini.

Bruk

Bokong Zoia menyapa lantai. Gadis itu meringis. Namun selanjutnya matanya kebingungan melihat handuk putih di genggamannya. Saat ia mendongak, matanya langsung melotot.


"Aaaaaaaaaaa"


Libra dengan brutal menarik kembali handuk di tangan Zoia dan kembali memasangnya ke tempat semula. Wajah lelaki itu sudah merah padam sampai ke leher.


"M-Maaf gue nggak sengaja", ujar Zoia gagap. Libra membuang muka, dan hanya membalasnya dengan deheman. Lelaki itu menarik tangan gadis itu dengan mata yang memilih menatap ke arah manapun asalkan bukan menatap istrinya.


Namun sepertinya akibat rasa malu karena adegan tadi, mereka sama-sama melupakan fakta tentang tangan Libra masih licin tak ada bedanya dengan tadi. Dan berakhir Libra yang tidak bisa mempertahankan bobot tubuhnya langsung ambruk menimpa tubuh Zoia.

Bukan itu yang mereka permasalahkan sekarang. Namun bibir Libra dengan tak terduga sudah membungkam bibir Zoia yang sedikit terbuka. Mata mereka bertemu dan beradu tanpa maksud yang jelas. Hanya kedua jantung yang saling bersahutan menyambut getaran asing namun terasa nyaman.


Venus membengkap mulutnya yang baru saja ke kamar lelaki itu. Padahal niatnya tadi ingin memanggil keduanya untuk turun ke bawah makan malam. Dengan langkah sepelan mungkin gadis itu keluar dari sana dengan tubuh yang panas.

"Anjir siaran langsung. Paman gue emang nggak sabaran yaaa, kasian Zoia yang belum pulih total", bisiknya pada dirinya sendiri sambil mengipas wajahnya yang gerah.

"Andaikan gue kek gituan sama Nate" gumamnya tanpa sadar. Tak lama dirinya menggeleng.

"Ehhh nggak-nggak. Yaampun pikiran gueeee", horornya.






____o0o____

22 Januari 2023

Continue Reading

You'll Also Like

752K 45.3K 62
Selena Azaerin, itulah namanya, walau dirinya bekerja sebagai agen intelijen negara, dia tak pernah kehilangan sifat cerobohnya. Ketika gadis itu ham...
67.3K 3.2K 17
Aku menyesal sungguh jika bisa mengulang waktu..aku akan memperbaikin semuanya,"Batin Queen Menatap nanar didepan nya. ───────────────────── Queen Se...
844K 23.9K 55
Zanna tidak pernah percaya dengan namanya cinta. Dia hanya menganggap bahwa cinta adalah perasaan yang merepotkan dan tidak nyata. Trust issue nya so...
192K 3.5K 42
°°° Apa jadinya aera Kim seorang gadis cantik keturunan korea-indo, ketika ia pulang dari Korea mommynya langsung akan menjodohkan nya dengan anak te...