Snow White's an Extra [END]

By Harefa_Halu

339K 38.6K 964

'Snow white', semua orang tahu dengan dua kata itu. Sebuah film animasi yang menceritakan gadis yang sangat c... More

β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 1
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 2
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 3
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 4
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 5
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 6
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 7
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 8
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 9
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 11
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 12
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 13
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 14
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 15
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 16
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 17
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 18
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 19
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 20
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 21
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 22
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 23
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 24
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 25
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 26
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 27
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 28
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 29
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 30
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 31
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 32
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 33
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 34
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 35
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 36
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 37
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 38
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 39
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 40
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 41
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 42
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 43
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 44
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 45
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 46
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 47
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 48
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 49
β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 50 [𝐄𝐍𝐃]
❄ Bonus Part ❄
❄ Bonus Part ❄
❄ Bonus Part ❄
❄ Bonus Part ❄

β„π“Ÿπ“ͺ𝓻𝓽 10

6K 776 14
By Harefa_Halu

𝕾𝖊𝖑𝖆𝖒𝖆𝖙 𝕸𝖊𝖒𝖇𝖆𝖈𝖆
____________o0o_____________




Zoia meregangkan tangannya yang seharian ini berkutat di dalam apartemen suaminya. Gadis itu merelakan waktunya ke sekolah untuk sedikit mengubah suasana tempat yang sangat monoton itu.

Zoia menatap bangga hasil karyanya. Apartemen itu kini berubah menjadi lebih hidup setelah memasukan tumbuhan hijau.

Oohh lihat ruang tamunya, sangat indah bukan? Semua sudut apartemen telah ia lakukan dengan hal serupa. Kecuali kamar Libra tentunya. Sedangkan kamarnya sendiri? Zoia tak lupa untuk ruangan ternyamannya.

Sangat-sangat indah hahaha. Bukan karena apa Zoia semakin berminat mengubah apartemen ini. Ia benar-benar merindukan rumah kurcaci-kurcaci mengemaskan yang baik hati menolongnya. Rumah mereka persis sekali dengan apa yang telah ia desain.

"Zoia!"

Suara teriakan dari ruang tamu mengejutkan Zoia yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan rambut yang belum kering. Gadis itu buru-buru mendekati asal suara yang menyayat telinga sucinya.

"Ada apa? ", tanya Zoia saat sudah berdiri di depan suami tampannya.

Libra menghunus tajam manik biru laut itu. Ia menunjuk setiap inci rumah tanpa mengalihkan pandangan sedetikpun dari gadis itu.

"Lo apain apartemen gue?!", ujarnya marah.

Zoia tersenyum sambil menyilangkan tangan dengan manis.
"Lo bisa liat sendiri. Gimana? Bagus kan?", ujar gadis itu.

Libra mengeram, ia mencengkeram dagu Zoia dengan kasar.
"Lo nggak usah seenaknya ya di sini", ujarnya tanpa ekspresi.

Zoia meringis ngilu.
"Sakit", ujarnya jujur sekedar memberi tahu.

Tatapan mata elang Libra langsung normal. Ia perlahan menjauhkan tangannya.
"Harusnya lo nggak semena-mena Zoia", ujarnya.

Gadis di depannya mengangguk lemah sambil menunduk. Namun tidak ada yang tahu jika seringai gila tercetak tersembunyi di bawah sana.
"Ma-afin gue", gagapnya.

Libra menghela napas. Pelan-pelan lelaki itu mengangkat dagu Zoia, mengelus bekas lebam beberapa hari lalu yang masih meninggalkan jejak.
"Sakit?", tanyanya dan Zoia membalasnya dengan anggukan.

"Gue nggak mau semua yang gue milikin diobrak-abrik tanpa seizin gue. Apalagi kalo itu udah masuk dalam area privasi gue", ujarnya.

Zoia mengangguk paham.
"Maafin gue yaa. Kalo gitu gue cabut lagi aja", ujar gadis itu. Namun saat dua mulai bergerak, tangannya sudah dicekal oleh telapak tangan kekar suaminya. Zoia mendongak, menatapa penuh tanya pada Libra yang menjulang tinggi di depannya.

"Kenapa?", tanya gadis itu.

"Nggak usah dilepas kalo lo udah capek-capek buat ini semua", jawab Libra.

Mata Zoia berbinar cerah.
"Beneran?!", girangnya kembali memastikan.

Libra mengangguk kaku. Namun kekakuan itu bertambah besar saat gadis di depannya memeluknya dengan riang. Lelaki itu terdiam bagai patung. Matanya kini membulat sempurna saat Zoia, gadis yang berstatus istrinya mencium pipi kirinya tanpa aba-aba, sebelum berlari memasuki kamarnya.

"Makasih ya!"

Libra tidak melihat punggung Zoia yang sudah menghilang di balik pintu. Lelaki itu menyentuh pipinya yang baru saja dikecup oleh gadis itu.

Sedangkan di dalam kamar, Zoia terkikik tidak jelas saat rencananya berjalan lancar.
"Seru juga"

***

Bunyi bel istirahat menggema di seluruh penjuru sekolah. Zoia menyaksikan empat punggung lelaki tampan itu berlalu ke kantin. Gadis itu tinggal sendirian di dalam kelas karena terlanjur tak punya teman.

Candice? Jangan tanya lagi. Beberapa hari ini, Zoia tidak pernah lagi bertemu dengan gadis albino itu. Entah kemana gadis itu berada, pesan dan panggilan darinya saja tidak pernah terbalaskan. Semoga saja Candice baik-baik saja.

Sepulang sekolah nanti, Zoia sudah menyusun rencana untuk berkunjung ke apartemen gadis itu. Ia sangat khawatir dengan keadaan Candice.

"Zoia!"

Lamunan Zoia pecah dengan seseorang yang berdiri di ambang pintu sambil melambaikan tangan padanya.

Zoia bergegas berdiri, ia menghampiri Venus.

"Ngapain sendirian di sini? Ngelamun lagi. Ayo ke kantin", ajak Venus dengan semangat.

Belum sempat Zoia menyuarakan ucapannya, dirinya sudah lebih dulu ditarik oleh Venus menuju kantin yang sedang ramai-ramainya.
"Lo nggak punya temen ya?", tanya Venus membuka percakapan saat mereka melewati lorong-lorong kelas.

Dengan terpaksa Zoia mengangguk. Iya, tentu saja. Dari kehidupannya di dunianya dulu dan sekarang, ia selalu kesusahan punya teman. Di dunianya dulu, memang banyak yang mau dekat dengannya, namun semua itu hanya sekedar mencari untung. Dan sialnya, bahkan di dunia ini, orang yang pertama melindunginya juga memanfaatkannya.

"Gue sebenarnya harus panggil lo bibi, tapi ah males lagian kita seumuran bahkan lebih tuaan gue satu bulan. Lo kalo nggak punya temen masih ada gue kok. Hilangin ikatan saudara antara bibi dan keponakan, kayak gue sama Libra. Oke?", cerocos Venus.

Zoia tersenyum manis.
"Oke"

Dari bola mata Venus saja, Zoia bisa melihat ketulusan dari gadis itu. Apakah ia bisa dipercaya? Jujur saja dirinya sedikit trauma dengan namanya pertemanan.

Venus menuntun Zoia menuju meja yang sudah duluan diisi oleh seorang gadis dengan penampilan culun.
"Secha, ini Zoia yang gue ceritain"

Sosok itu mendongak. Mata keduanya beradu.
"Ayo kenalan"

"Gue Zoia, salam kenal yaa", ujar Zoia mengulurkan tangan.

Brak!

Zoia terponjar kaget. Ia melotot melihat gadis di depannya menggebrak meja, membuat semua mata yang ada di kantin berpusat pada mereka.

"Secha... Kebiasaan deh", decak Venus.

"OH MY GOD!"

Lagi-lagi Zoia hampir jantungan dibuatnya. Suara gadis itu menganglahkan mic ruangan BK.

"Lo.... Cantik banget!", pekik gadis itu. Zoia menganga. Seperti inikah tampang gadis culun? Bukan, gadis culun itu bersikap manis, penakut, pemalu, polos, dan pendiam?

Lihat, bahkan gadis itu menariknya agar duduk di sampingnya, lalu baru membalas uluran tangan Zoia.
"Kenalin gue Secha Aubrey Shaaron", ujar gadis itu, Secha namanya.

Zoia menarik tangannya sambil tersenyum kaku. Ternyata culunnya hanya di cover saja. Venus yang tadi menghilang sudah kembali dengan tiga buah mangkuk bakso dan tiga botol air mineral.

Zoia suka dengan makanan satu ini. Beberapa kali diajak Candice mencari makan di pinggir jalan, ia sudah menyukainya. Bola-bola dagingnya sangat mengunggah selera.

"Selamat makan!", ujar Secha dengan girang.

"Yo", sahut Venus santai mulai menyantap makanannya.

Namun tunggu? Secha? Bermarga Shaaron? Apa?!

Zoia terdiam sesaat. Shaaron adalah marga antagonis wanita dalam cerita! Berarti dia saudara dari Secha?! Tapi sebentar.... Siapa nama antagonis wanita itu? Dia lupa. Seingatnya, namanya itu mirip dengan Secha. Ahh apa ya? Mari kita cocokan... Sucha? Bukan. Socha? Bukan juga. Sicha? Ah apalagi itu. Sacha?! Iya Sacha! Sacha Audrey Shaaron namanya! Apa mereka kembar?

Sacha adalah gadis angkuh yang tergila-gila dengan Libra. Sacha sangatlah cantik, dia gadis yang tak kalah cantik dengan Tamiya yang selalu dikagumi itu. Sacha dalam cerita tidak diceritakan secara detail kehidupannya.

Namun yang pasti Sacha adalah anak broken home. Kedua orang tuanya pisah dan keduanya tidak ada yang mau mengasuh Sacha. Sacha gila akan perhatian, ia jatuh hati dengan Libra yang dulu pernah membantunya membeli pembalut saat dirinya bocor di tempat umum.

Padahal itu adalah pertemuan pertama mereka, Sacha benar-benar langsung luluh. Hingga gadis itu merelakan jauh-jauh ke luar kota ke tempat yang sama dengan Libra dan sekolah di tempat yang sama tentunya.

"Zoia, suami lo itu terlalu welcome sama semua orang. Liat tuh, si ketos aja sampe luluh tuh", bisik Venus dengan bocornya.

Kepala Zoia bergerak mengikuti arah pandang Venus. Dan benar saja, di depan sana dengan jarak yang sedikit jauh ada Libra dan tiga temannya yang sedang diceramahi oleh Tamiya persoalan kaki baju yang ada di luar.

"Siapa sih?", tanya Secha yang baru saja selesai pada makanannya.

"Nohh si ketos", ujar Venus.

Secha mengangkat alis.
"Tuh ketos katarak atau gimana? Di sini banyak makhluk yang sama tidak rapi kayak mereka. Kenapa yang diomelin cuman mereka?", ujar Secha tak habis pikir.

"Tau tuh", ujar acuh Venus.

Namun gadis itu kembali berbisik pada Zoia agar gadis itu segera bertindak.
"Lindungin laki lo. Kalo gue jadi lo, udah gue bejek-bejek tuh ketos".

Zoia tahu Venus sedang memanas-manasinnya. Namun kini ia memilih diam sambil terus memperhatikan suaminya dari jarak ini.

Merasa diperhatikan, Libra mengedarkan pandangannya ke seluruh kantin. Dan ya, ia menemukan pelakunya. Matanya sedikit melirik Venus yang memberinya senyum remeh. Apa gadis itu baru saja berulah lagi?

Libra sejenak mengabaikan itu, ia menatap Zoia. Lelaki itu detik berikutnya segera memasukan kaki bajunya dengan terburu-buru. Zoia tersenyum tipis. Bagus, batinnya.

Melihat senyum itu, tanpa sadar Libra menghembuskan napas lega dan kembali tenang menyantap makanannya, membiarkan ketiga sohibnya yang masih tidak mau memasukan kaki baju, karena masih mau melihat Tamiya berada di dekat mereka.

Yang terpenting atensi ketos itu tidak ada padanya lagi dan ia tidak lagi merasakan tertekan dengan keberadaan mata biru di seberang sana.


___o0o___

9 Januari 2023

Continue Reading

You'll Also Like

2.3M 271K 38
Tak ada kata-kata yang keluar dari bibirnya saat ketiga lelaki yang amat ia percayai menghancurkan hidup nya. Gadis itu terduduk di atas ubin kerami...
82.5K 7.4K 52
"Gue bakal selalu lindungin lo." - Auri. "Jadilah pengkhianat, jangan patuhi perintah atasan lo. Kali ini biarin gue yang lindungi lo." - Liam Domini...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

1.5M 11.5K 4
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
483K 18K 32
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...