Dendelion🍀

By runnisacho

13.6K 1.8K 95

🍀FOLLOW LEBIH DULU! 🌿Abadi Dalam Kenangan🌿 Aksara Adyatama dan Askara Arkatama. Anak kembar yang kemana-ma... More

🌿PROLOG🌿
🌿PART 01🌿
🌿PART 2🌿
🌿PART 3🌿
🌿PART 4🌿
🌿PART 5🌿
🌿PART 6🌿
🌿PART 7🌿
🌿PART 8🌿
🌿PART 9🌿
🌿PART 10🌿
🌿PART 11🌿
🌿PART 12🌿
🌿PART 13🌿
🌿PART 14🌿
🌿Part 15🌿
🌿PART 16🌿
🌿PART17🌿
🌿PART 18🌿
🌿PART 19🌿
🌿PART 20🌿
🌿PART 21🌿
🌿PART 22🌿
🌿PART 23🌿
🌿PART 24🌿
🌿PART 25🌿
🌿PART 26🌿
🌿PART 27🌿
🌿PART 29🌿
🌿PART 30🌿
🌿PART 31🌿
🌿PART 32🌿
🌿PART 33🌿
🌿PART 34🌿
🌿PART 35🌿
🌿PART 36🌿
🌿PART 37🌿
🌿 PART 38 🌿
🌿PART 39🌿
🌿 PART 40 🌿
🌿 PART 41 🌿
🌿PART 42🌿
🌿PART 43🌿
🌿PART 44🌿
🌿PART 45🌿
🌿PART 46🌿
🌿PART 47🌿
🌿PART 48🌿
🌿PART 49🌿
🌿PART 50🌿
🌿PART 51🌿
🌿PART 52🌿
INFO!!!
🌿PART 53🌿
🌿PART 54🌿
🌿 PART 55 🌿
🌿EPILOG🌿
🦚Bonus Part🦚

🌿PART 28🌿

175 32 0
By runnisacho


__________🍀🍀🍀__________

Setelah percakapan haru antara seorang ibu dan anaknya yang membuat sang kepala keluarga Wardana ikut menangis haru. Kanaya bertekad dalam hati, ia tidak akan lagi mengulangi sikap bodoh dan jahatnya dulu.

Selesai makan-makan semua langsung berkumpul di depan tv. Reno dan Kenzo merekomendasikan sebuah film komedi yang sempat mereka tonton beberapa hari yang lalu. Suara tawa yang menggema, sorot mata yang begitu bahagia. Shaka sampai memegang perutnya sebab sering tertawa juga suara tawa dia yang paling keras dari yang lain.

"Bunda mau kemana?," tanya Aksa melihat Kanaya bangkit dari posisi duduknya.

"Bunda mau buat minuman lagi sama ambil cemilan. Tuh sudah habis semua."

"Biar Aska saja bun. Bunda di sini saja!." Tanpa mendengar perkataan Kanaya Aska langsung pergi ke dapur.

Malam-malam begini enaknya sih minum yang hangat, tapi es buah juga tidak masalah. Ah, Aska jadi bingung mau buat apa. Tadi sih bundanya buat sirup rasa jeruk sama leci, "susu jahe enak kayanya." Gumamnya sembari mencari jahe di antara bumbu-bumbu dapur.

Tidak susah buat Aska membedakan antara jahe, lengkuas, kencur. Begini-begini dia juga bisa masak walau cuma masak mie. Tetap saja bisa masak kan.

Sesudah mendapatkan jahenya, Aska mengambil sekitar lima jahe. Ia langsung mencucinya bersih dan membakarnya di atas kompor. Dengan menggunakan alat bakar yang berbentuk kotak dengan garis vertikal dan horizontal.

Menunggu sampai jahenya wangi Aska mengambil susu di dalam kulkas. Menuangkan susu ke dalam panci secukupnya, dan merebusnya. Bersamaan dengan itu jahe yang ia bakar tadi sudah siap tinggal Aska geprek dan masukan ke dalam panci berisi susu.

Aska menambahkan gula sebagai pemanis. Uh, harumnya sungguh memanjakan penciuman Aska.

Saking fokusnya Aska sampai tidak sadar  ada suara derap langkah kaki yang mendekat. Orang itu diam memperhatikan Aska dari belakang. "Ekhm,"

"Aww," Eleena refleks memegang tangan Aska, melihat ada sedikit warna merah di sana karena terkena panci panas.

Eleena meniup luka itu tanpa sadar dengan apa yang sudah dia lakukan. Ketika Aska menarik tangannya barulah Eleena sadar.

"Maaf. Gue nggak sengaja."

"Lo ngapain di sini?," tanya Aska datar. Ia tidak menatap lawan bicaranya malah fokus pada minuman yang tengah ia buat.

"Gu..gue di suruh tante Kay buat manggil lo." Eleena terpaksa berbohong. Dalam hati ia meminta maaf pada Kanaya karena telah membawa namanya.

Gadis itu harus butuh bicara dengan Aska. Dia tidak mau kalau hubungan mereka malah jadi memburuk, harus perang dingin seperti ini. Jujur, agak sedikit takut menghadapi Aska dalam modd serius maupun tengah marah seperti ini.

"Ka, bisa ngobrol bentar nggak?"

"Memang dari tadi lo ngomong sama batu?," tanya Aska balik.

"Lo masih marah sama gue? Lo mau sampai kapan nge-diamen gue kaya gini?." Tanya Eleena to the point. Dia tidak bisa lagi berbasa-basi. "Aska jawab! Lo mau sampai kapan kaya gini? Lo terus ngehindarin gue"

Aska mematikan kompornya sebelum menatap Eleena sepenuhnya. Masih dengan tatapan yang sama, datar dan dingin. "Lo tahu, gue nggak mau nyakitin lo. Kalau ucapan gue kurang jelas, sikap gue akan memperjelasnya." Tegasnya.

Eleena terdiam mendengarnya. Ia mengepalkan kuat-kuat tangannya di belakang tubuhnya.

"Tapi jangan kaya gini. Lo lebih nyakitin gue. Perasaan gue itu urusan gue apa pun resikonya bakal gue tanggung. Gue cuma mau kita tetap berteman, bersikap kaya biasanya. Apa itu sudah tidak bisa?,"

"Gue nggak maksa lo untuk balas perasaan gue. Gue sadar diri kok, kalau gue nggak akan bisa gantiin Fahira di hati lo. Apa setelah penolakan itu gue masih mau nyimpen perasaan itu? Enggak Aska. Gue mau lupain perasaan itu. Tapi apa kita harus kaya musuh seperti ini?"

"Tolong jawab gue! Apa kita harus kaya gini. Gue harus apa Aska? Bicara!." Sentak Eleena. Malam ini dia tidak ingin menangis karena lelaki di depannya.

"Lo mau kita kaya dulu? Lo mau ngelakuin apa yang gue bilang?. Apa lo nggak akan nyesel?," Aska bertanya dengan serius. Bukan dirinya ingin ikut campur urusan hati orang atau pun memaksa orang lain.

Tapi menurut Aska ini adalah sebuah kesempatan. Sudah Aska bilang dia akan melakukan apa pun untuk Aksa, akan membantu Aksa untuk mendapatkan apa yang dia mau. Seperti waktu kecil dulu, Aksa yang selalu mendahulukannya.

"Gue titip Aksa. Tolong, belajar mencintainya. Apa elo bisa El?," Aska hanya berharap bahwa ini tidak akan menyakiti siapa pun. Aska tahu Eleena adalah semangat utama saudaranya untuk tetap bertahan.

"Bisa El?,"

__________🍀🍀🍀__________

Sudah jam 23.15 ketiga pasang mata itu belum juga terpejam. Satu kasur yang cukup luas mereka tempati bertiga. Dengan yang paling tua di tengah, lalu Aksa berada di kanan berhimpitan dengan tembok sedang Aska di sebalah kiri.

Sedari tadi si kembar bercerita Shaka hanya sesekali ikut menimpali. Matanya terfokus pada layar persegi yang sedari sejam yang lalu tidak lepas dari tangannya, membuat si kembar penasaran.

Tiap kali di tanya tengah berkirim pesan dengan siapa, Shaka selalu menjawab dengan dosen ataupun teman. Lah, di kira si kembar anak kecil yang bisa di bodoh-bodohi apa.

Aksa dan Aska saling tatapan namun satu pemikiran. Aska menghitung satu sampai tiga tanpa suara, Shaka terkejut sekaligus panik saat Aksa merebut ponselnya. Aska langsung menahan kakaknya yang ingin mengambil ponselnya.

"Bacain Sa yang keras!" Printah Aska.

"Wahh, abang gue sudah besar ternyata."

"Balikin hp gue!"

"Terima kasih sudah ngaterin aku kemarin. Di mereka janjian besok di cafe Angkasa, ikut dong bang." Dengan sekuat tenaga Shaka mendorong Aska dari atas tubuhnya dan merampas ponselnya dari tangan Aksa.

"Cielah abang gue bisa jatuh cinta juga ternyata." Ledek Aska dengan gelak tawanya. Shaka sudah bersungut-sungut tapi itu malah membuat kedua tawa adiknya semakin kencang. "Siapa namanya Sa?,"

"Danaya apa Dayana ya tadi. Cantik Ka,"

"Nggak di ragukan lagi. Abang kita saja tampan pasti ceweknya yang spek bidadari gitu?." Si kembar bertepuk tangan dengan wajah bangga.

"Bang besok mau ketemuan sama pacarnya abang ya? Kita ikut dong." Pinta Aksa yang sudah pasti di tolak mentah-mentah.

"Lo gimana sih Aksa. Orang mau pacaran elo ngapain ngikut? Mau jadi nyamuk lo." Semprot Aksa seolah tengah membela Shaka padahal mah sama saja kaya Aksa.

"Siapa juga yang mau pacaran. Dasar bocil perusuh." Sewot Shaka dengan muka merah padam. Entah karena malu atau marah.

"Lah bukan pacar toh. Kasian banget abang gue."

"Brisik banget sih lo berdua. Tidur sana!."

"Wait! Serius nih kita tanya. Abang sama kakak itu pacaran nggak sih?,"

Shaka menatap jengah Aska yang sangat kepo itu, "bukan. PUAS LO!."

"Gebetan?,"

"Lah diam berarti benar. Saran gue sih bang langsung tembak saja nanti di ambil orang repot loh."

Aska spontan melirik kembarannya dengan memicingkan matanya. "Alah, lo juga sama sok-sok an ngasih nasehat. Lo tuh, nanti di ambil orang nangis. Di bilangin suruh nyatain nggak mau."

"Lah kenapa jadi lo yang sebel?,"

"Ya sebel lah. Banyak drama tahu, tinggal bilang apa susahnya si Aksa.. astaga gemes gue."

Bukkk

Shaka menatap kedua adiknya dengan datar. Brisik sekali, sungguh mengganggu kedamaian. Sebelum Shaka mengizinkan mereka tidur di kamarnya Shaka sudah bilang jangan rusuh. Tapi memang kambing congek.

"Gue bilang tidur, ya tidur! Brisik tahu nggak.",

"Iya iya ini mau tidur."

"Abang."

"Apalagi Aska, astaga!."

"Abang kalau mau lanjut chattingan silahkan. Kita nggak bakal ganggu kok."

"Tidur di luar!!"

"Selamat malam abang ku sayang. Muahh."

"Najis"

Aska bersama Aksa tekikik geli di dalam selimut. Puas sekali rasanya menggoda Shaka yang sepertinya tengah kasmaran.

__________🍀🍀🍀__________

Continue Reading

You'll Also Like

37.5K 5K 17
"---ini catatan tentang mereka, selamat bersenang, bersedih, menangis dan berbaper ria,-" ✓ NOTES ✓ On 24 Maret 2017 End 13 Oktober 2018
1.5K 162 19
Majapahit the series, dos Ranu, anak sulung dari keluarga menengah yang rela mengorbankan waktunya untuk membantu perekonomian keluarga. Dia tidak pe...
5.1K 1.9K 9
Singkat saja, Shaka memilih untuk merubah penampilan nya agar semirip mungkin dengan Shakeel, kembaranya yang meninggal secara mendadak tanpa tau pen...
3.1K 254 10
gue di suruh balik sama dady dari jepang ke indo cuman buat ngurus kos kosan?!-lee pimtha #€XO #BT$ #ST®@¥ K|D$ #N©T #all member