Baby İo

Oleh AriraLv

1.8M 229K 4.8K

Kondisi ekonomi Aluna tidak memungkinkan, memaksanya agar bersikap lebih dewasa, bertahan, serta meyakinkan a... Lebih Banyak

Baby İo
CHAP 01 🍭İmperative
CHAP 02 🍭İnterview
CHAP 03 🍭İntend
CHAP 04 🍭İnconceivable
CHAP 05 🍭İmperfect
CHAP 06 🍭İndigation
CHAP 07 🍭İrresistible
CHAP 08 🍭İnform
CHAP 09 🍭İntroduction
CHAP 10 🍭İnteresting
CHAP 11 🍭İnvestigate
CHAP 12 🍭İmpress
CHAP 13 🍭İnstinct
CHAP 14 🍭İnsidious
CHAP 15 🍭İnspect
CHAP 16 🍭İdentity
CHAP 17 🍭İmpose
CHAP 18 🍭İnconvenient
CHAP 19 🍭İndignant
CHAP 20 🍭İnterference
CHAP 21 🍭İmprobable
CHAP 22 🍭İmpotent
CHAP 23 🍭İneffective
CHAP 24 🍭İndistinct
CHAP 25 🍭İnconsistent
CHAP 26 🍭İncrease
CHAP 27 🍭İnfiltrate
CHAP 28 🍭İdentity: 2
CHAP 29 🍭İdentity: 3
CHAP 30 🍭İnseparable
CHAP 31 🍭İnconsistent: 2
CHAP 32 🍭İntroduction: 2
CHAP 33 🍭İnsider
CHAP 35 🍭İllusion
CHAP 36 🍭İnviolable
CHAP 37 🍭İncessant
CHAP 38 🍭İmplement
CHAP 39 🍭İncorrigible
CHAP 40 🍭İntention
CHAP 41 🍭İnference
🍬 Terbit
🍬 Vote

CHAP 34 🍭İncident

32.4K 4.4K 99
Oleh AriraLv

Aluna membereskan semua barang-barangnya, memasukkannya ke dalam tas begitu guru telah meninggalkan kelas. Dia bangkit, lantas berjalan keluar bersamaan dengan yang lain. Tak jauh dari kelasnya, Aries berdiri dengan satu tangan memegang ponsel, keningnya berkerut tampak sedang berpikir. Aluna menambah kecepatan langkahnya dan berhenti tepat di depan lelaki yang kini menyampirkan hoodie-nya di lengan kiri.

"Ar?"

"Wait a moment." Aries berkata dengan tenang, dia menempelkan ponsel ke telinganya. Ada telepon dari seseorang, jadinya Aluna mengangguk dan hanya memperhatikan, tentu tidak menguping karena tidak terdengar dengan jelas.

Setelah pulang sekolah, Aries berjanji pada Aluna akan menjelaskan semua yang diketahui lelaki itu mengenai Kelio. Dari sini, Aluna juga akan mengetahui, apa hubungan antara Aries dan Kelio atau mungkin Kel.

Aluna tidak menunggu lama, Aries sudah berbalik menghadapnya. "Ayo, kita ke tempat lain," ucapnya seraya memasukkam ponsel ke dalam saku celana.

Mengangguk, Aluna mengikuti Aries ke arah parkiran. Gadis itu langsung masuk ke dalam mobil begitu Aries mengintruksi. Mereka berdua keluar dari SMA, membelah jalanan kota yang lumayan padat.

"Perkenalkan, nama saya Diego Atachio."

Mobil milik Aries baru melaju 10 menit di jalanan ketika Aluna mendengar suara Aries. Gadis itu mengangkat satu alisnya bertepatan dengan kepalanya yang menoleh ke samping kanan. Raut wajah bingung seolah-olah meminta Aries mengulangi ucapannya tergambar sangat jelas.

"Saya detektif dari Kanada." Aries melanjutkan. "Dua tahun ini, saya sedang menyelidiki satu kasus di Indonesia. Kasus ini cukup rumit, bahkan saya belum memecahkannya sampai sekarang."

Aluna tidak tahu harus bereaksi bagaimana. Mungkinkah dia seharusnya tidak percaya? Bisa saja Aries hanya membual untuk menghibur dirinya, atau bermaksud mencairkan suasana. Tetapi saat pandangan Aluna terpaku tepat pada lelaki yang mengemudi itu, Aluna yakin Aries sedang serius.

"Kasus ini sudah terjadi dua tahun lalu. Bisa dibilang ini pembunuhan berantai yang masih abstrak. Setiap bulan, jumlah korban tidak bisa dipastikan. Pelaku pembunuhan pun belum bisa ditangkap karena tidak ada jejak dan tidak ada saksi mata sama sekali. Sampai sekarang, saya hanya tahu jika semua korban adalah wanita diatas usia 30 tahun, dan mempunyai pekerjaan yang sama."

"A-apa?" suara Aluna hampir seperti lirihan. Amat pelan dan tidak bertenaga, namun Aries bisa mendengarnya karena jarak mereka yang tidak terpaut terlalu jauh.

Aries menarik napasnya sejenak, dia menginjak rem mobil, berhenti tepat di jalan yang begitu Aluna kenal. "Kita turun, Aluna."

Aluna masih diam, mematung. Kepalanya menoleh kaku begitu Aries membuka pintu mobil dan keluar, melangkah pada sebuah gang yang sangat Aluna kenal. Aluna meremat roknya sebentar, membuka sabuk pengaman lantas ikut turun dari mobil, mengikuti langkah Aries yang sudah masuk ke dalam gang.

"Ar ... kenapa?"

"Saya bukan Aries, Aluna." Aries tersenyum lembut. "Itu hanya nama samaran saya untuk bersekolah di sini. Nama saya Diego. Dan mengenai tempat ini, kamu mengenalnya, ya?"

Tentu saja Aluna amat sangat mengenal gang ini. Gang Utara tempat di mana Aluna dan Kel pertama kali bertemu. Kedai MasakanKu yang kini tutup adalah sebuah saksi. Malam itu, di mana dirinya dibawa oleh Kel dan dipaksa untuk mengikuti. Dan saat malam lain, Aluna menemukan sosok wanita yang terbaring kaku di tanah. Korban dari Kel.

Tapi kenapa Aries tahu ini? Maksud Aluna, benarkah Aries seorang detektif?

"Ini kartu pengenal saya." Seolah tahu dengan apa yang Aluna tanyakan dalam hatinya, Aries atau kini sebut saja sebagai Diego, memberikan sebuah kartu seukuran dengan KTP. Di sana terdapat identitas lengkap mengenai dirinya. Dan benar saja, Diego bukan asli Indonesia, tetapi Kanada.

"Ini TKP pertama yang ditunjukkan polisi. Mereka mengatakan para korban sering ditemukan di gang ini." Diego berjongkok, mata tajamnya menelusuri setiap jengkal tanah yang dia pandang. "Aluna, apa kamu sudah menebak kenapa saya mengajak kamu ke sini?"

Aluna menoleh, mengalihkan pandangan dari kartu milik Diego pada sosok lelaki yang berjongkok. Lantas Aluna menggeleng. "Gue cuman tahu kalau Kel baru bunuh 1 orang."

"Dan kamu salah," sahut Diego dengan cepat. "Kelio menderita Dissociative Identity Disorder semenjak dua tahun lalu. Memungkinkan jika jumlah korban lebih dari satu. Dan setelah saya selidiki, hingga saat ini korbannya sudah di atas 5 orang."

Aluna tidak bisa bergerak, kedua tangannya berada di samping kanan dan kiri tubuhnya dengan lemas tak bertenaga. Pupil matanya bergetar menatap Diego, mulutnya terkatup enggan berbicara. Semua yang Diego katakan tidak bisa membuatnya tidak terkejut. Saat ini Aluna mungkin masih berusaha mempercayai apa yang Diego katakan. Walaupun Aluna tahu, Diego tidak akan berbohong.

Melihat Aluna yang mematung, Diego mengalihkan pandangannya, menumpu dagu dengan kedua tangan. "Saya tidak tahu kapan kamu bertemu dengan Kel. Tapi pada saat kamu berjalan dengannya dari arah gang ini, saya mengikuti. Saya melewati gang ini saat sudah dari kantor polisi, dan malah menemukan kamu dengan Kel. Jika saja orang tua Kel tidak menolong kamu saat itu, saya pasti sudah ikut campur."

Malam itu. Malam kala Aluna bertemu dengan Kel di kedai MasakanKu. Malam di mana Kel menyayat pinggangnya. Jadi, pada saat itu Diego membuntuti? Aluna tidak menyadarinya karena terlalu panik.

"Setelah kamu pergi dengan mobil itu, Kel dijemput oleh seseorang. Mungkin suruhan orang tua Kelio." Diego beranjak berdiri, kini dirinya melangkah mengamati tembok menjulang di sisi kanan dan kiri. "Tampaknya keluarga Kelio sudah menduga jika Kel berbuat sesuatu lagi. Dan pria di mobil yang bersama kamu itu ... dia pasti sudah tahu jika kamu sedang dalam bahaya."

Lutut Aluna semakin lemas, kedua tangannya bergetar mendengar semua yang diucapkan oleh Diego. Di malam itu, Luis memang muncul, Aluna duga hanya sebuah kebetulan dan Luis memang tidak mengenal siapa lelaki yang ber-hoodie di samping Aluna kala itu. Tapi ternyata, Luis sudah mengetahui jika lelaki itu adalah sosok Kel. Dan tak lama setelah mobil Luis melaju, bawahan Luis menjemput Kel di tempat yang sama.

"Lo ... lo tahu se-semuanya." Aluna bergumam, tubuhnya kini ambruk di atas tanah. Membuat Diego berbalik dan segera menghampirinya. "Lo ... tahu lebih dari gue," isak Aluna dengan suara bergetar.

Diego mengangguk. "Ini semua masih belum pasti, Aluna."

Aluna menggigit bibir, menatap Diego dengan air mata berderai. "T-terus kenapa lo bohongin g-gue?"

Suasana lengang sejenak, Diego tidak menjawab hingga lelaki itu menghela napas. Sebelumnya, dia membawa Aluna pergi dari sana, menggendong gadis yang menangis histeris itu dan memasukkannya ke dalam mobil.

Diego mulai menjelaskan semua penyelidikannya, membuat Aluna tahu. Semenjak Diego yang melihat Aluna dan Kel malam itu, Diego jadi mencurigai Aluna. Diego menggali informasi mengenai Aluna, sampai lelaki itu mengikuti Aluna ketika sedang bersama Kelio. Ingatkah saat kejadian di mana semua bodyguard Luis hilang di mall? Pelakunya adalah Diego. Dia menculik semua bodyguard itu, mengurungnya untuk introgasi, tetapi tidak membuahkan hasil.

Dari sana, rencana untuk menyelidiki Aluna semakin dalam. Diego memutuskan untuk bersekolah di SMA yang sama dengan Aluna, membuat identitas palsunya sebagai Aries sampai akhirnya dia bertemu pandang dengan Aluna. Diego manyamarkan diri bagaikan sosok Kel agar Aluna mencurigainya. Dan terbukti, semua tindakannya tidak sia-sia. Aluna membongkar identitas Kel pada Diego secara tidak sengaja.

"Aluna ... sudah saya bilang, keras kepala kamu berakibat buruk." Diego belum melajukan mobilnya, masih menunggu Aluna agar tenang. Gadis itu terus menangis keras hingga kedua matanya bengkak.

"K-kalau k-kayak gini, udah jelas ini salah gue!" Aluna berteriak. "Sekarang lo tinggal nangkap Kel dan bawa gue sebagai saksi 'kan?! Itu mau lo, hah?!"

Itu memang benar adanya. Diego hanya tinggal menangkap Kel jika saja Luis tidak selalu melindungi. Lelaki pebisnis besar itu sulit untuk sadar jika semua perbuatan anaknya salah. Dia sudah buta karena menganggap semua yang dilakukan Kel hanyalah sebatas penyimpangan dari gangguan psikologisnya. Diego yakin, keberadaan Luis dan pemikirannya yang seperti itu akan menyulitkannya di pengadilan nanti. Apalagi dengan kondisi Aluna sekarang. Gadis itu tidak bisa menjadi saksi jika seseorang yang dicintainya telah menjadi pembunuh.

"Saya tidak meminta kamu menjadi saksi." Diego berbicara dengan tenang. "Saya sudah menduga jika kamu tidak akan bisa. Saya hanya meminta kamu untuk membantu penyelidikan saya. Cari tahu apa motif Kel membunuh semua wanita itu, karena selama ini saya belum mengetahuinya. Dan tugas kamu yang kedua, hanya perlu menyadarkan orang tua dari Kel. Pak Luis Ferza Adenio."

Aluna menghentikan isak tangisnya sejenak, mata merahnya langsung menatap Diego di samping kanannya. "Maksud lo?!"

"Pak Luis yang membantu menyembunyikan semua bukti terhadap pembunuhan ini. Semua korban bersih tanpa jejak dari pelaku adalah perbuatan Pak Luis sendiri. Jika kamu siap, bantu saya menemukan semua bukti bahwa Kel adalah pelakunya, karena kamu tidak bisa menjadi saksi 'kan?"

🍭

Aluna membayar semua barang yang telah dia beli di kasir supermarket. Isakan kecilnya masih terdengar membuat karyawan di sana menatapnya diam-diam. Setelah pertemuannya dengan Diego dan pembicaraannya mengenai Kel tadi, Aluna memang tidak berhenti menangis. Dia langsung mengurung diri di kamar. Namun, Danis meneleponnya, meminta untuk berbelanja di supermarket saat beberapa tamu akan datang malam ini.

Aluna terpaksa keluar dari rumah, menggunakan jaket dan menutupi wajah dengan tudungnya. Begitu selesai membayar, Aluna keluar dari sana, menarik napasnya dalam-dalam dan berjalan perlahan. Jarak antara supermarket dan rumahnya tidak terlalu jauh. Aluna hanya tinggal berjalan kaki sekitar 7 atau 10 menit.

Namun langkah Aluna terhalang saat motor besar tiba-tiba saja berhenti di depannya. Pengendara itu mengerem mendadak hampir menabrak Aluna. Kantung kresek berisi belanjaannya hampir saja terjatuh kala Aluna berjengit terkejut dan tidak sempat menghindar.

"Baby girl?"

Aluna tambah terkejut lagi saat mengenal suara itu. Kepala Aluna mendongak, menatap Kel yang sudah membuka helmnya dan turun dari motor. Aluna belum sempat bergerak saat tiba-tiba saja Kel memeluknya dengan erat, menyandarkan dagu pada sebelah pundak Aluna dengan nyaman.

"Hug me, please. I need you for a moment."

*(Tolong peluk saya. Saya membutuhkannya sebentar.)

"Kel?" napas Aluna tercekat, tangannya secara tak sadar menjatuhkan kantung kresek, berganti menjadi memeluk Kel dengan sangat erat. Air matanya kembali mengalir begitu mengingat semua yang telah Diego ucapkan padanya. "Kel ... Kel kenapa?" Aluna menangis lebih keras, menumpahkan semua air matanya yang dia tahan, mencengkeram erat hoodie yang Kel kenakan.

Kel tidak tahu apa yang terjadi pada Aluna saat ini. Dia mengernyit untuk sejenak, kebingungan karena Aluna menangis. "Do you miss me?" tanyanya, namun tidak ada jawaban. Aluna terus menangis tidak bisa dihentikan, sampai akhirnya Kel menggendongnya, mendudukkannya di atas motor. "Are you okay?"

*(Kamu merindukan saya?)
**(Kamu baik-baik saja?)

Aluna masih tidak menjawab. Setelah tahu mengenai Kelio sebanyak ini, apakah Aluna bisa menjawab bahwa dirinya baik-baik saja?

🍭

Detak jarum jam itu masih berbunyi, hingga langit di luar sana menggelap, menampilkan beberapa cahaya lampu yang menghalangi binar bintang. Saat ini, Kel sedang bersandar pada tempat tidur di kamar milik seseorang. Kamar dengan warna biru muda. Lebih tepatnya milik Aluna. Sementara pemilik kamar itu, kini tertidur pulas dipelukan Kel, napasnya masih agak tersendat dengan hidung serta mata yang memerah.

Setelah pertemuannya di supermarket tadi, Aluna memaksa untuk pulang, padahal niatnya Kel akan mengajak gadis itu ke suatu tempat untuk menenangkan diri bersama. Namun pada akhirnya, rumah Aluna yang menjadi tempat untuk Kel beristirahat sejenak. Lelaki itu mengecup beberapa kali puncak kepala Aluna, mengelusnya dengan lembut saat Aluna bergerak tidak nyaman.

Jauh dari keadaannya yang dulu, sekarang Kel merasa bisa lebih tenang dan mengontrol diri. Tidak tahu kenapa, saat melihat Aluna dirinya terasa terlindungi, merasa jika Aluna akan terus berada disampingnya sampai Kel menemukan jawaban yang sudah dia cari sejak dulu. Jawaban yang belum pernah ada yang bisa menjawabnya.

Kel masih belum puas dengan semua yang sudah dia lakukan. Niatnya belum sepenuhnya terpenuhi karena selama ini targetnya selalu salah.

"I don't remember." Kel bergumam seraya membaringkan diri di samping Aluna, memperhatikan wajah cantik gadis yang terlelap itu. "If you know I'm looking for my mother to kill, will you help me, Luna?"

*(Saya tidak ingat.)
**(Jika kamu tahu saya mencari ibu saya untuk dilenyapkan, apakah kamu akan membantu saya, Luna?)

----🍭

Aluna belum tahu motif Kel apa, tapi readers sekalian udah tahu dong wkwkwk.

Lanjut lagi yuk, kawal İo sampai tamat.

Mau happy end / sad?

Lanjutkan Membaca

Kamu Akan Menyukai Ini

4.1M 263K 74
Di salahkan atas semua yang tidak pernah ia perbuat. Fitnah, ada yang bilang fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan. Dan menurutku, tak akan per...
1M 80K 73
[ S E Q U E L O F R E V E N G E ] Rank #1 in gangster [10/04/19] Rank #1 in problem [27/05/19] Ace Vinathan Fransisco dan Zeevana Victoria...
887K 66.1K 31
ace, bocah imut yang kehadirannya disembunyikan oleh kedua orangtuanya hingga keluarga besarnya pun tidak mengetahui bahwa mereka memiliki cucu, adik...
5.8M 327K 36
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...