“Karina, kamu bisa melakukan apapun, kamu bisa laporin aku waktu itu. Tapi kenapa kamu malah mendengarkan ucapan aku? kenapa kamu baru melakukan itu sekarang? apa Atena baru mengetahui ini dan dia yang melaporkan ini semua? atau... atau kamu masih cinta sama aku?”
Karina langsung melepas tangan itu, ia mengernyitkan keningnya. “Denger ya Lukman, pertama kenapa aku nggak laporin kamu? itu bukan berarti aku masih suka sama kamu atau nggak. Asal kamu tahu, rasa itu udah mati setelah kamu membuat ku kecewa untuk kedua kalinya. Kedua, iya Atena baru tahu itu, dia baru tahu kalo aku juga melakukan itu. Itu semua berkat ISTRI KAMU! Ketiga, bukan aku ataupun Atena yang melaporkan kamu ke penjara”
“La-lalu siapa kalo bukan kamu, Atena yang nge-laporin?” Karina menggelengkan kepalanya seraya menaikkan bahunya. “Terus... tadi kamu bilang istri aku? Tia? ngapain dia?”
“Dia datang dan menghancurkan semuanya. Ketakutan ku selama ini akhirnya datang, sekarang dia benci dengan ku, itu berkat istri tercintamu” Lukman mengernyitkan keningnya.
Karina memberhentikan mobilnya didepan rumah. Sepanjang jalan ia hanya memikirkan itu semua, siapa yang melaporkan Lukman ke penjara? Apa dia adalah salah satu korban dari kejahatan Lukman dan Tia?
Pertanyaan itu terus menerus muncul diotak Karina. Ia menggelengkan kepalanya seraya menghela napas lalu keluar dari mobil berjalan menuju pintu.
Ia mengeluarkan kunci dari tas selempangnya, saat ia ingin membuka pintu itu kejanggalan terjadi. Karina mengernyitkan kening kebingungan menatap pintu itu yang ternyata tidak terkunci.
Ia mencelingak celinguk kanan dan kiri lalu berjalan masuk kedalam. “Perasaan tadi dikunci” ia menutup pintu itu.
Waktu ia berjalan menuju ruang tengah, Karina membelalakkan matanya saat melihat Atena yang tengah duduk di sofa.
Perlahan-perlahan Karina mendekatinya. “ At-Atena...?” Atena menengok ke arah suara itu. Tangis Karina saat mengetahui itu adalah Atena. “At-Ate-na, tante, tante bener-bener minta maaf. Tante bisa je-” ucapnya terhenti karna tiba-tiba Atena langsung berjalan memeluk Karina dengan erat.
Atena menangis terseduh-seduh saat memeluk Karina. “Hiks, maafin Atena tan, nggak seharusnya Atena kaya gitu sama tante. Atena cuma-” potong Atena.
“Shttt... bukan kamu yang harus minta maaf, tapi tante. Tante yang salah, tante melakukan hal bodoh dimasa lalu yang membuat tante merasa menyesal sampai sekarang. Tante tahu tante salah, karna telah menyimpan semua rahasia ini dari kamu, tante hanya takut kamu membenci tante, walaupun itu pasti kamu akan membenci tante, karna tantelah orang yang ikut dalam perencanaan itu” Dengan air mata yang terus keluar Karina melepas pelukan itu. “Sekarang, tante siap untuk memberi tahu yang sebenarnya”
Atena menyeka air matanya lalu menatap Karina. “Nggak ada yang perlu dijelasin lagi tan. Aku udah tahu semuanya, aku udah menerima semuanya, dan... aku udah maafin tante. Walaupun masih ada sedikit rasa sakit dan kecewa, but you still my aunt”
“Tapi tetep aja tante-”
“Tan, aku udah tahu semuanya. Tante Nia jelasin semuanya”
“Nia?”
“Yuk. Mbak Yuk!” panggil Nia. Mbak Yuk datang menghampiri Nia yang sedang di dapur.
“Ya bu?”
“Tolong kamu lanjutin ya, ini tinggal masukin wortel, kentang, daun bawang, daun seledri, sama masukin kaldu ayam ya. Saya mau ngomong sama Atena dulu”
“Iya bu, baik”
Nia berjalan mendekati Atena lalu duduk disampingnya. “Kenapa si? murung aja dari tadi” senyum manis Atena sambil menggelengkan kepalanya. “Hmm, Atena. Tante nggak tahu apa masalah kamu sama tante kamu dirumah. Tapi tadi Karina, tante kamu, itu tuh panik banget. Dari nada bicaranya dia beneran khawatir sama kamu. Dia bilang kamu pergi tanpa bilang dia? kenapa?”
Senyum kaku Atena sambil menundukkan kepalanya.
“Hmm, ini nih. Atena, kamu itu mirip banget sama tante kamu”
Atena menaikkan alisnya menatap Nia. “Maksudnya mirip kaya gimana ya tante?”
“Kalian itu sama-sama cantik, kuat, tangguh, baik. Tapi kalo ada masalah hanya bisa lari dan nggak berani menghadapinya. Kalian nggak bisa memberikan kesempatan untuk orang lain masuk dan membatu kalian keluar dari masalah itu. Ya walau pada akhirnya akan tetap menceritakan masalah itu”
Atena mengernyitkan keningnya, ia tidak mengerti apa maksud perkataan Nia barusan. “Maksudnya tan? tante Karina pernah curhat sama tante? curhat apa?”
“Masa lalunya”
“Masa lalu?”
“Masa lalu yang membuatnya menyesal sampai sekarang. Masa lalu yang membuatnya takut untuk menjalani harinya setiap hari. Masa lalu yang akan membuatnya kehilangan orang yang ia sayang. Masa lalu itu lah yang membuatnya trauma sampai sekarang”
“Trauma? kehilangan? takut? penyesalan? apa?”
“So dulu, tante kamu, memiliki seseorang yang bisa membuat dunianya selalu tersenyum, bahagia dan menyenangkan. Mereka menjalani hubungan itu selama 7 tahun, selama 7 tahun itu mereka nggak pernah berantem, semuanya selalu baik-baik saja. Sampai suatu ketika perusahaan tempat dia dan papa kamu bekerja mengirim nya ke Amerika sana untuk mengurus perusahaan yang ada disana. Seminggu sebelum berangkat, tante kamu tunangan dengan cowo itu, dia sangat senang.. sekali, itu kali pertamanya tente dan mama kamu melihat Karina sebahagia itu. Setahun, dua tahun mereka masih keep contact. Ditahun ketiga, keempat dan seterusnya mereka lost contact.. 12 tahun kemudian cowo itu kembali, dia menghadiri pesat perayaan pengangkatan jabatan Haris sebagai pemegang kepala perusahaan yang baru”
“Tunggu, cowo yang dari tadi tante maksud itu Lukman?”
Nia menganggukkan kepalanya. “Iya. Lukman datang ke perayaan itu, mengejutkan Karina dan membuatnya berharap kembali dengannya. Beberapa hari setelah itu Karina yang sedang meeting di sebuah kafe, tak sengaja melihat Lukman masuk kedalam kafe itu bersama dengan sebuah perempuan dan sepasang anak kecil. Karina langsung memastikannya, dia menelpon Lukman menanyakannya dimana, mendengar jawaban Lukman yang berbohong hati Karina sakit. Ia melihat jelas Lukman yang berada didepan matanya sedang bersama perempuan cantik dan sepasang anak kecil tersenyum bahagia bagaikan sebuah keluarga. Harapan yang dulu pernah hilang akhirnya datang kembali, tapi kedatangannya membuatnya tambah sakit dan kecewa”
Atena hanya diam mendengarkan semua penjelasan Nia dengan matanya yang sudah mulai berkaca-kaca.
“Hari itu juga, malamnya Karina mendatangi rumah Lukman, dia meluapkan semua kekesalannya di hadapan Lukman. Dia mengembalikan cincin tunangannya yang telah Karina simpan selama 12 tahun. Tapi sayangnya Karina kembali termakan ucapan manis cinta pertamanya itu”
Air matanya terjatuh saat mendengar itu semua. Jadi itu alasan mengapa Karina tidak ingin memiliki sebuah komitmen dengan siapa pun.
“Jadi... jadi itu tan? tapi, tante tahu semua ini dari mana?” tanya Atena yang masih tidak menyangka.
“Tante kamu. Jadi seminggu setelah kematian orang tua kamu dan saudara kembar kamu, Karina datang menghampiri tante dan menceritakan semuanya dari awal sampai akhir”
“Jadi, tante tahu semua ini? kenapa tante nggak bilang? kenapa semuanya nutupin masalah ini dari aku?” air mata itu kembali turun membasahi pipi Atena. Nia langsung memegang Atena dan mengelusnya.
“Kita semua nutupin ini dari kamu, karna kita punya alasan”
“Alasan apa yang pada akhirnya aku juga akan tahu?! aku lebih benci ketika aku tahu masalah ini dari orang lain! karna rasa sakit itu lebih sakit dari pada aku tahu dari orangnya langsung”
Atena beranjak dari tempat duduknya, tapi tangannya langsung dicekal oleh Nia.
“Atena tunggu dulu. Kamu belum mendengarkan cerita ini sampai selesai. Kamu belum tahu kenapa semua ini bisa terjadi. Jangan mengambil kesimpulannya dulu”
“Oke. Oke” Atena menyeka air matanya lalu kembali duduk.
“Hey Atena denger, ini bukan sepenuhnya salah tante kamu. Dia di manfaatin sama Lukman, kata dan janji manisnya lah yang membuat Karina melakukan semua itu. Karna rasa cinta yang masih ada, Karina rela melakukan apapun demi orang yang dia cinta. Setelah dia tahu tujuan sebenarnya dan Karina kembali dikecewakan oleh Lukman, Karina mulai menyesal atas perbuatannya”
“Apa tujuannya? apa tujuan Lukman membunuh papa? apa?!”
“Lukman ingin semua yang papa kamu miliki”
Atena mengernyitkan keningnya. “Maksudnya?”
“Tadinya perusahaan yang ada di Jakarta dan di Amerika itu kerja sama, tapi mereka pecah kongsi, itu mengakibatkan pekerja yang ditugaskan disana harus menetap bekerja disana begitu pun sebaliknya. Saat papa kamu naik jabatan sebagai kepala pemegang perusahaan, kabar itu terdengar sampai telinga Lukman. Lukman langsung merencanakan untuk merebut perusahaan itu kembali. Makanya dia kembali ke Jakarta, dan kepulangnnya juga berhasil merebut hati Karina kembali dengan janji manisnya. Dia merayu Karina untuk membantunya, menjanjikannya kalo semua ini berhasil ia akan cerai dengan istrinya, tapi kenyataannya Karina kembali dibohongi oleh laki-laki itu. Karina menyesali perbuatannya, Karina menyesali semua itu”
“Terus kenapa pada saat itu, tante Karina nggak melaporkannya ke polisi?”
“Karina bukan orang yang jahat dan pendendam. Dia membiarkan Lukman dan istrinya pergi karna dia tahu, tuhan nggak akan pernah tidur. Karina yakin semua perbuatan yang Lukman dan istrinya lakukan selama ini pasti ada balasannya, dia percaya hukum karma itu ada”
“Tapi tan, mereka.. mereka penjahat, mereka pembunuh”
“Iya tante tahu. Tapi kamu tahu nggak, Lukman sudah ditangkap dan difonis dipenjara seumur hidup. Tapi sayangnya istrinya berhasil kabur. Tapi kamu tenang aja polisi sedang berusaha untuk menemukan Tia” Nia mengelus pundak Atena. “Atena, kamu pulang ya, kasihan tante kamu Karina, dia menunggu kamu dirumah dengan perasaan yang cemas”
“Tapi-”
“Atena denger, jangan kamu melihat satu kesalahan dari nya lalu kamu melupakan ribuan kebaikan dari tante kamu. Inget itu buka seutuhnya kesalahan tante kamu”
“Maafin aku tan...” ucap Atena yang dari tadi tidak bisa mengontrol air matanya yang terus keluar dari pelupuk matanya sambil memeluk Karina dengan erat.
.....
Di kantin Atena yang sedang makan bersama Qinthara dan Xavier mendengar salah seorang murid yang membicarakan keluarga Ares dengan suara yang kencang seolah ia ingin satu sekolah tahu tentang masalah itu.
“Eh lo pada denger nggak berita kemarin di tv? nggak nyangka ge ternyata nyokap bokapnya Ares itu seorang pembunuh! Gila ya, pantesan aja anaknya kaya gitu, gue yakin tuh ngapa Atena minta putus, pasti karna dia udah tahu kalo keluarga Ares seorang pembunuh”
“Iya. Gue yakin juga, sebelum dia putus pasti diancam dulu tuh. Tapi kan lo semua tahu sendiri Atena kan anaknya pemberani, ya nggak? dia doang yang berani ama Ares”
“Iyaa HAHA. Oh iya, gue jadi ke ingatan ama Bagas. Pada tahu nggak lu? kan Ares ego yang ngebuat dia kritis”
“Oh iya gue inget itu. Gila dia nggak kasih napas njir buat Bagas, terus dibantai ama Ares. Duh kasihan banget dah kalo liat Bagas kaya orang mau mati disitu”
“Gila Ares sa-”
Ares yang juga berada disana bersama teman-temanya langsung menghampiri meja orang itu lalu menggebrak mejanya memberhentikan ucapan mereka sambil menatap mereka dengan tatapan tajam.
“Wes santai aja dong. Kenapa lo ko marah? nggak suka? kan yang gue omongin semuanya fakta”
Ares mengepalkan tangannya menatap laki-laki itu. Rebeca yang melihat kepalan tangan Ares, langsung menghampirinya.
“Res udah, banyak orang yang liatin” bisik Rebeca. Ares langsung pergi dari kantin disusul dengan Rebeca dibelakangnya.
“Dih marah” kekeh siswa itu.
Ares tidak bisa mengontrol emosinya, ia terus menerus menonjoki tembok itu hingga tangannya berdarah.
BUGH
BUGH
Saat ia ingin memukul tembok itu, tiba-tiba Rebeca datang dan hampir saja terkena tonjokkan Ares.
Rebeca terlonjak kaget dan tidak bisa bergerak, satu cm lagi tangan Ares mengenai wajahnya.
“ARRRG! ANJING! BANGSAT!” teriak Ares didepan muka Rebeca. Ia langsung menonjok kembali tembok itu melampiaskan semua kekesalannya.
“Res! Res! ARES STOP!” titah Rebeca. Ares pun berhenti lalu berjalan dengan mata yang melotot menatap Rebeca.
“NGGAK USAH LO IKUT CAMPUR!”
“Res liat tangan lo luka” Ares langsung menutupi tangannya. “Itu berdarah. Lo diem disini, gue ke uks dulu ambil p3k”
Rebeca langsung berlari menuju uks. Tak lama dari Rebeca pergi, Ares pun pergi ke kelasnya.
Saat sampai didepan kelas tak sengaja Ares berpapasan dengan Atena yang ingin saja keluar kelas. Mereka saling bertatapan tapi tatapan itu tak berlangsung lama, Atena langsung melanjutkan langkahnya.
Baru beberapa langkah Atena berjalan, tiba-tiba langkahnya terhenti. Ares menggelengkan kepalanya seraya tertawa kecil. “Puas lo?”
Atena mengernyitkan keningnya lalu membalikkan badan menatap Ares kebingungan.
“Orang yang pernah jahati lo sekarang udah masuk penjara, dan sekarang anaknya juga ikut kena imbas kejahatannya. Puas lo sekarang?!” Ares pun berjalan masuk kedalam kelasnya.
Atena tidak begitu peduli dengan ucapan Ares, ia malah fokus dengan tangan Ares yang berdarah. Atena buru-buru masuk kedalam kelasnya mengambil kotak p3k yang ada dimeja guru lalu berjalan menuju meja Ares.
Saat Atena ingin mengobati tangan Ares, Ares langsung menghindari tangannya.
“Jangan kasih gue harapan lagi, kalo lo nggak mau gue kejar”
Atena menghiraukannya dan langsung menarik tangan Ares mengobatinya. “Gue nggak bermaksud kasih lo harapan, gue cuma mau nolongin lo”
“Karna itu, karna kebaikan lo yang ngebuat gue jatuh cinta lagi!” Atena berhenti mengobati tangan Ares. “Tanpa lo sadari, lo memberikan harapan lagi ke gue. Lo bilang hanya nolongin, tapi gue..” Ares menggelengkan kepalanya menatap Atena.
Atena langsung buru-buru memakaikan perban ke tangan Ares lalu pergi. Tak lama dari Atena pergi Rebeca datang dengan membawakan p3k.
“Sorry Res lama. Mana sini tangannya gue o-” ucapnya terhenti karna Ares tiba-tiba mendorong mejanya membuat Rebeca kaget.
“NGGAK USAH LO PEDULIIN GUE! NGGAK USAH SOK BAIK ANJING!”
“RES! LO TUH KENAPA SI?! KENAPA LO JADI KAYA GINI? GUE TAHU LO KESEL, TAPI JANGAN KAYA GINI DONG! JANGAN LO LAMPIASIN KEKESALAN LO KE ORANG LAIN! udah sini, gue obatin”
Saat Rebeca ingin menarik tangan Ares, Ares langsung menangkisnya lalu menunjuk Rebeca dengan tatapan yang seram. “GUE NGGAK MINTA LO UNTUK OBATIN, DAN GUE NGGAK BUTUH BANTUAN DARI LO!”
Mendengar itu hati Rebeca terasa sakit, ia berusaha untuk menahan air mata yang dari tadi ingin keluar. Perlahan-lahan Rebeca berjalan mundur.
“Kedatangan lo, menghancurkan semuanya!”