Hi guys!
Makasih udah baca cerita ini :)
Seperti biasa, kalo ada yang typo tulis dicomment ya...
Jangan lupa vote supaya aku makin semangat lagi buat bikin ceritanya.
Tungguin terus kelanjutan dari cerita ini.
SELAMAT MEMBACA :)
_________
Atena yang sedang terburu-buru dari lapangan menuju aula tak sengaja menabrak seseorang hingga kardus yang ia bawa terjatuh ke lantai dan semua isi yang ada didalam kardus itu keluar.
Atena langsung merapikannya dibantu juga dengan orang yang telah ia tabrak.
“Aduh maaf ya, nggak sengaja” ucap Atena tanpa melihat orang itu seraya merapihkan barang-barang itu.
“Iya santai aja. Mau ak-” ucapnya terpotong karna Ares datang dan langsung membatu merapihkan itu semua.
“Kan tadi gue udah bilang, gue aja yang bawa. Batu si lo” ucap Ares, mengambil kardus itu.
“Iya” Atena berdiri. “Sekali lagi gu-” terhenti Atena saat melihat orang yang tadi ada di hadapannya menghilang.
Tanpa Atena sadari seseorang yang tadi ia tabrak sudah pergi, Atena mengok kanan dan kiri, tapi tak ada orang.
Atena menaikkan bahunya seraya mengerucutkan bibir lalu melanjutkan langkahnya.
.....
Baru saja Atena turun dari bus ia langsung dikaget kan dengan kedatangan Ares dari semak-semak.
Ngapain coba tuh bocah.
“Pagi!”
Atena langsung memegang dadanya menunjukkan ekspresi kagetnya. Ia memukul bahu Ares.
“Ish! pagi-pagi udah buat orang jantungan aja” ucap Atena kesal.
“Sorry, sorry. Nih buat lo” ucap Ares memberikan kotak kecil yang dibungkus rapi dan terdapat bunga diatasnya.
“Wih apaan nih? ulang tahun gue kan masih tahun depan” Atena mengambil kotak itu. “Gue buka ya” lanjutnya.
Ares mengangguk. “Semoga lo suka ya”
Atena membuka kotak itu, matanya melotot saat melihat isi dari dalam kotak itu adalah sebuah kalung. Ia mengeluarkan kalung itu dari kotak.
“Kalung? gambar apaan nih?” tanya Atena seraya memperhatikan bentuk gambar dari kalung itu.
Ares menunjukkan kalung yang ia pakai lalu menyatukan kalungnya dengan kalung Atena.
“Ini dia gambarnya” ucap Ares tersenyum tipis seraya memainkan kedua alisnya.
Atena berdecak seraya menggelengkan kepala. “Asli, lo orang ter-alay yang pernah gue temui tahu nggak. Tapi makasih ya” mereka pun berjalan masuk dalam sekolah.
......
Seminggu lebih J-Cup berjalan, dan besok adalah hari terakhir. Selama seminggu ini acara berjalan dengan lancar dan sesuai rencana.
Saat Atena sedang berjalan di kantin, ia melihat dua orang cowo yang menurutnya tak asing. Ia ingin memanggil kedua cowo itu, tapi ragu. Atena pun melanjuykan jalannya.
Tak lama kedua cowo itu memanggil Atena, sontak langkah kakinya terhenti dan menengok kearah cowo yang sedang melambaikan tangannya.
Atena memicingkan matanya lalu menghampiri kedua cowo tersebut.
Kedua cowo itu langsung menyapa Atena dengan ramah dan senyuman. Wajah mereka mengingatkan Atena dengan teman sd nya.
"Julio, Rafi?"
"Haiii. Gila udah lama banget ya kita nggak ketemu" ucap Julio.
"Iya, lo sekolah disini ternyata, Net?" tanya Rafi.
Net? ya, Atena tidak salah mendengarnya, mereka memang teman sd Atena.
Sewaktu sd, Atena selalu dipanggil dengan nama Neta, Net atau Arneta. Setelah masuk smp, ia tidak pernah lagi dipanggil dengan nama Arneta, Neta ataupun Net. Melainkan ia dipanggil dengan nama depannya ya itu Atena.
Masuk sma semua nama itu hilang, dan diganti dengan nama julukan yaitu si kutu buku atau si cuek.
Tapi Atena tidak pernah mempermasalahkan itu semua, mereka bebas mau panggil Atena apa aja, karna ia sama sekali tidak peduli dengan nama-nama itu.
"Hah iya, kalian pada ngapain disini? ikut lomba?" tanya Atena kepada Rafi dan Julio.
"Iya lah, Net. ikut lomba, emang mau ngapain lagi? maen karambol?" ucap Rafi. Atena terkekeh mendengar itu.
“Ya nggak gitu, selama acara ini mulai gue nggak pernah ngeliat kalian”
“Lo kan sibuk, wajar lah kalo nggak liat kita” saut Julio.
"Ikut lomba apa?"
"Sebenernya gue ikut lomba basket kemarin, tapi kalah karna timnya dia nih. Jadi gue dateng cuma baut nontonin dia doang” ucap Julio.
"Tim lo tuh yang nggak bisa main” balas Rafi.
Atena terkekeh. “Kalo lo apa, Fi?”
“Gue ikut futsal sama basket, tapi sayang tim futsal gue nggak masuk final, Cuma basket doang”
"Oh... btw nggak cape tuh?"
Rafi menggelengkan kepalanya. "Udah biasa"
Atena mengangguk pelan. “Gue doain deh, semoga tim basket lo menang”
“Amin, amin..”
Obrolan mereka tidak hanya berhenti disitu saja. Mereka bernostalgia, banyak hal-hal lucu yang terjadi ketika masa itu yang membuat mereka menertawakan diri mereka sendiri.
Dari kejauhan Ares yang melihat Atena sedang duduk dengan dua cowo asing sambil ketawa-ketawa, membuatnya sedikit cemburu, ia langsung menghampirinya.
Atena terlonjak kaget saat Ares menggebrakan tangannya kemeja kantin dengan mata yang tajam menatap kedua cowo itu.
"Ares?" panggil Atena, emosi Ares mulai mereda.
"Ngapain lo disini sama dua cowo asing ini?"
"I-ini temen sd gue, Res"
Ares langsung merasa tidak enak dengan Atena yang sedang reunian dengan teman sd nya.
"Sorry kirain gua cowo yang gangguin lo" bisik Ares. Atena memutar kan bola matanya. Tak lama Ares mengulurkan tangan untuk berkenalan. "Ares"
Ketika Julio ingin membalas uluran tangan tersebut, Rafi langsung menepis tangan itu lalu menunjuk Ares dengan penuh amarah dan tatapan tajam.
"Lo Ares? Ares Mahendra kan?!"
Ares mengangguk pelan, kebingungan. Kenapa cowo ini tiba-tiba ngegas?
"Iya, kenapa?" tanya Ares santai.
Dengan tatapan yang penuh kebencian, mulutnya langsung melontarkan kata-kata yang ngebuat Ares naik darah.
"ANJING LO!"
Mendengar kata-kata itu keluar dari mulut orang yang tak ia kenal, Ares langsung mengepalkan tangan seolah ia ingin menghantam cowo itu.
Emosi itu reda ketika Atena memegang tangan Ares, seperti Atena tahu kalo Ares terpancing emosi dengan kata-kata itu.
Tapi genggaman tangan itu tidak bertahan lama, setelah Atena mendengar kata-kata yang mengejutkannya.
"Lo yang mau MEMPERKOSA ADEK GUA KAN?!" ucap Rafi dengan suara yang tinggi hingga orang-orang yang ada di kantin melihat kearah mereka.
Atena langsung menatap Ares. Tidak tahu kenapa setalah mendengar itu hati Atena terasa sangat sakit.
Kenapa sakit rasanya mendengar itu? bukannya Ares juga pernah melakukan itu di apartemennya? dan juga cowo model kaya Ares memang sering berbuat hal keji seperti itu bukan? batin Atena.
Ares mengepalkan tangannya lalu menonjok cowo itu hingga terjatuh ke lantai.
BUGH
Ares tidak pernah melalukan hal keji seperti itu, walaupun ia anak berandalan tapi ia tidak pernah berbuat itu. Fix ini ada kesalah pahaman diantara mereka.
Ketika Ares ingin menjelaskan semuanya Atena langsung pergi meninggalkan Ares. Dengan cepat Ares langsung menarik tangan Atena, tapi Atena melepas tangan itu.
Dengan pipi yang sudah mulai basah Atena langsung membalikkan badannya dan berkata. "Tadinya gue udah mulai membuka jalan untuk lo masuk, tapi jalan itu hancur. Gue kecewa sama lo!"