DARENZA [END]

By __akusa

13.2K 2.9K 754

*DARENZA RIGO - SAVIZA EVELYN* "Vi tatap mata gue!" titah Darenza karena sedari tadi Vi terus menunduk. "Apa... More

satu. (DARENZA)
dua. (DARENZA)
tiga. (DARENZA)
empat. (DARENZA)
lima. (DARENZA)
CAST
enam. (DARENZA)
tujuh. (DARENZA)
delapan. (DARENZA)
sembilan. (DARENZA)
sepuluh. (DARENZA)
sebelas. (DARENZA)
dua belas. (DARENZA)
tiga belas. (DARENZA)
empat belas. (DARENZA)
lima belas. (DARENZA)
enam belas. (DARENZA)
tujuh belas. (DARENZA)
delapan belas. (DARENZA)
dua puluh. (DARENZA)
dua puluh satu. (DARENZA)
dua puluh dua. (DARENZA)
dua puluh tiga. (DARENZA)
dua puluh empat. (DARENZA)
dua puluh lima. (DARENZA)
dua puluh enam. (DARENZA)
dua puluh tujuh. (DARENZA)
dua puluh delapan. (DARENZA)
dua puluh sembilan. (DARENZA)
tiga puluh. (DARENZA)
tiga puluh satu. (DARENZA)
tiga puluh dua. (DARENZA)
tiga puluh tiga. (DARENZA)
tiga puluh empat. (DARENZA)
tiga puluh lima. (DARENZA)
tiga puluh enam. (DARENZA)
tiga puluh tujuh. (DARENZA)
tiga puluh delapan. (DARENZA)
tiga puluh sembilan. (DARENZA)
empat puluh. (DARENZA)
empat puluh satu. (DARENZA)
empat puluh dua. (DARENZA)
empat puluh tiga. (DARENZA)
empat puluh empat. (DARENZA)
empat puluh lima. (DARENZA)
empat puluh enam. (DARENZA)
empat puluh tujuh. (DARENZA)
empat puluh delapan. (DARENZA)
empat puluh sembilan. (DARENZA)
lima puluh. (DARENZA)
lima puluh satu. (DARENZA)
lima puluh dua. (DARENZA)
lima puluh tiga. (DARENZA)
lima puluh empat. (DARENZA)
lima puluh lima. (DARENZA)
lima puluh enam. (DARENZA)
lima puluh tujuh. (DARENZA)
lima puluh delapan. (DARENZA)
lima puluh sembilan. (DARENZA)
enam puluh. (END DARENZA)
EXTRA PART

sembilan belas. (DARENZA)

214 56 6
By __akusa

HAPPY READING!🤙


"Udah ayuk masuk!" Vi menarik tangan Darenza.

"Tap--"

"Bonyok gue lagi ke luar kota, kita gak berdua kok. Ada Bibi di dalem." ujar Vi sambil membuka pintu utama.

Saat sudah masuk, Darenza mengedarkan pandangannya ke segala penjuru rumah Vi.

"Assalamualaikum. Bi May! Vi pulang!" teriak Vi untuk memanggil art-nya.

Bi May yang dipanggil itu langsung menghampiri Vi. "Iya Non, ada yang bisa Bibi bantu?"

"Buatin minuman yaa sama bawa cemilan ke ruang musik." ujar Vi.

"Oke siap Non tapi teh ini saha? Kasep pisan, seperti pemain film euy. Hideung tapi manis, rambutnya sedikit ikal kitu lagi, hehe. Maap Bibi jadi lancang gini." ucap Bi May menunduk merasa bersalah.

"Santai aja Bi sama saya mah," ujar Darenza menepuk bahu Bi May. "Nama saya Darenza, Bi. Temennya Vi."

"Oalah kitu. Yaudah Bibi ke dapur dulu ya." ucap Bi May berlalu pergi.

"Bi May mah emang gitu, suka ganjen ngeliat yang cakep dikit padahal mah di kampung ada suami sama anaknya yang setia nungguin dia, haha. Gak sih, gua tau Bi May bercanda tapi dia kocak aja gitu." Vi  tersenyum tipis sambil menaiki anak tangga.

Darenza mengikuti di belakangnya. "Emm, berarti lo secara gak langsung ngakuin juga dong kalo gua cakep?"

"Eh?" Vi menghentikan langkahnya.

"Ng--gak gitu..." gugup Vi. "Maksud gue-- ah yaudahlah apa kata lo aja."

"Cieee... Kok merah gitu pipinya," Darenza berdiri di depan Vi, ia menunjuk wajah Vi.

Vi menepis tangan Darenza. "Nggak! Mana ada!" Vi berjalan melewati Darenza.

Sampai di depan sebuah ruangan, Vi menarik tangan Darenza lagi. "Lo orang pertama yang gua ajak ke ruangan favorite gue. Bahkan orang yang ada di rumah ini aja gak gua izinin masuk." Vi menatap sekilas wajah Darenza.

Ceklek...

Vi memutar kenop pintu. "Welcome! In my music room!" pekik Vi riang.

Darenza sedari tadi hanya tersenyum simpul melihat antusias Vi yang terus memaksanya untuk masuk ke ruangan musik itu.

"Ada banyak alat musik, lo bisa apa? Gitar? Piano? Maenin aja sesuka lo." ucap Vi sambil menutup kembali pintunya.

Darenza mulai sibuk memainkan handphone untuk mencari lagu yang pas untuk dinyanyikan sekarang. Karena hujan baru saja turun, itu menambah suasana romantis bukan?

Eh, salah satu lagu malah kepencet.

Kapan terakhir kali kamu dapat tertidur tenang?
(Renggang)
Tak perlu memikirkan tentang apa yang akan datang
Di esok hari
Tubuh yang berpatah hati

"Gua tau lagu ini, go! let's play!"
"Eh tapi dari ulang dongg lagunya, siap-siap dulu!" perintah Vi.

Darenza memutar ulang lagunya dan tiba-tiba Vi memegang kedua bahu Darenza dan mulai melompat-lompat kecil lalu kakinya tak jarang juga mengayun-ayun. Darenza melingkarkan kedua lengannya di pinggang Vi dan melakukan gerakan yang sama dengan Vi.

Bergantung pada gaji
Berlomba jadi asri
Mengais validasi

Keduanya mengambil napas dalam-dalam lalu bersorak bersama...

Dan akupun terhadir
Seakan paling mahir
Menenangkan dirimu yang merasa terpinggirkan dunia
Tak pernah adil

Kita semua gagal
Angkat--

(Hindia — Secukupnya)

Darenza melangkah maju lagi untuk menipiskan jarak keduanya, wajahnya perlahan ikutan mendekat ke wajah Vi.

Vi seketika menghentikan aksi melompatnya, ia tercengang dengan posisi sekarang yang terlalu tiba-tiba. Apalagi sekarang ia bisa merasakan napas hangat Darenza yang menerpa kulit wajahnya. Dan aroma mint yang menyegarkan saat Darenza membuka sedikit mulutnya.

Darenza mengusap kening Vi lalu turun ke hidung, pipi kiri Vi dan terakhir usapannya berhenti di bibir tipis warna merah alami milik Vi.

Vi tertegun. Matanya ikut turun ke bawah memperhatikan bibir Darenza.

Darenza memiringkan kepalanya ke kanan, ia memeluk Vi posesif dan semakin dekat... dekat... makin dekat...

Tak!

Keduanya sama-sama menjitak jidat sang lawan. Masih dengan posisi seperti itu, mereka tertawa bersama.

"HAHAHAHAHAHAHA..." tawa keduanya pecah memenuhi ruangan musik.

"Mau sok ngikutin film nkcthi? Gausah ngayal deh! Mereka mah pada cakep, dapet feelnya. Lah coba kalo lu yang ikutan casting? Hancur dan tuh film kalo lu jadi pemerannya, hahaha." ucap Vi masih tertawa sembari tangannya mencubit perut Darenza.

Darenza meringis tapi ikut tertawa juga.

Tok... Tok... Tokkk...

"Non? Ini Bibi bawain cemilan sama minumannya," ujar Bi May dari luar ruangan.

Vi mendorong Darenza menjauh. "Iya Bi sebentar,"

Vi berjalan ke arah pintu. "Makasih yaa Bi." Vi mengambil nampan yang ada di tangan Bi May.

"Iya Non sama-sama." balas Bi May tersenyum.

Dan Vi menutup pintunya kembali.

🔥🔥🔥

Di kerlap-kerlipnya lampu jalan, hujan sudah mulai mereda, menyisakan rintik-rintik. Vi mengambil sebuah jaket levis dari sebuah lemari yang ada di sana lalu memakainya terbalik.

"Vi, gua ada panggilan alam, kamar mandinya dimana?" tanya Darenza.

"Pojok kanan." jawab Vi.

Vi mengambil sebuah gitar yang terpajang rapih di dalam lemari khusus. Tungkainya bergerak menuju balkon.

Vi duduk lesehan di lantai, ia menyilangkan kakinya dan memangku gitar yang sedari tadi dibawa.

Sedikit demi sedikit Vi petik senar gitarnya dan menghasilkan nada-nada indah keluar.

Vi melamun entah memikirkan apa. Matanya benar-benar menatap kosong ke satu objek.

Tiba-tiba ia mengembuskan napas kasar lalu menggeleng. "Ini gua kenapa sih?" monolognya.

Ia mengeluarkan sesuatu dari saku jaket yang dipakainya. "Masih tersimpan rapih ternyata." gumamnya sambil tersenyum menatap benda itu.

Ia membuka tutup botolnya lalu menghirup aromanya sambil memejamkan mata. "Aroma parfumnya seolah-olah menyatakan kalo dia masih ada di sini tapi nyatanya dia sudah jauh." ucap Vi membuka matanya kembali.

Vi menaruh parfumnya di kursi kayu yang ada di balkon. Dan kembali memainkan gitarnya.

Lama hanya menghasilkan suara dari benda mati si gitar itu akhirnya sang empunya membuka suara...

Harum mawar membunuh bulan
Rahasia tetap diam tak terucap

Untuk itu semua aku mencarimu
Berikan tanganmu jabat jemariku
Yang kau tinggalkan hanya harum tubuhmu...

•FLASHBACK ON•

Hari ini adalah hari perpisahan kelas 9 di SMP 20 Jakarta dan acaranya Alhamdulillah berjalan lancar. Vi ingin pulang, ia melangkah ke pintu keluar aula tapi seseorang menepuk pundaknya dari belakang.

"Eh? Mahesa?! Apaansi lo bikin kaget aja!" ujar Vi saat membalik badan.

"Hari ini lo cantik banget Vi." ucap Mahesa tersenyum manis.

"Hah?" Vi melongo.

Mahesa terkekeh melihat ekspresi yang ditunjukkan Vi. "Ambil nih!" Mahesa memberikan sebuket bunga mawar ke hadapan Vi.

Dengan ragu Vi menerimanya. Tapi kerutan di dahinya tak bisa membohongi kalo ia bingung.

"Gua perhatiin anak cowoknya pada ngasih bunga ke ceweknya. Gua jadi ikutan beli bunga tapi bingung mau dikasih siapa eh terus keinget lo," ungkap Mahesa.

Vi menahan diri untuk tidak berteriak di tempat umum ini. Perasaan senangnya sungguh membuncah.

"Dan ini jaket levis kesayangan gue. Lo pegang ya? Dan jaga baik-baik. Kalo nanti kita gak ketemu lagi trus lo kangen gue, peluk aja jaketnya, hehe." ujar Mahesa.

"Idih pede banget lo!" Vi mengambil jaket itu dari tangan Mahesa.

"Tapi ya jaketnya dirawat, dicuci! Jangan sampe nggak. Di saku jaketnya ada parfum favorit gua juga, jadi selesai dicuci bisa lu semprot lagi jaketnya pake parfum itu."

•FLASHBACK OFF•

Berikan suaramu balas semua bisikanku memanggil namamu
Atau kau ingin aku berteriak sekencang kencangnya
Agar seluruh ruangan ini bergetar oleh suara ku

(Payung Teduh — Rahasia)

Vi lagi-lagi melamun tapi tangannya masih bermain gitar.

Tanpa sadar setetes air mata jatuh melewati pipi. Namun sebuah tangan menyeka air mata itu untuk tidak turun lagi.

"Jangan nangis,"

Vi menaruh gitarnya di lantai lalu menoleh. "Dar?"

"Iya?" Darenza tersenyum untuk menanggapi.

"Lo--"

"Usap dulu air mata lo!" titah Darenza.

Vi menuruti.

Mereka berdua duduk berdampingan. "Itu jaket Mahesa ya?" tanya Darenza memecahkan keheningan yang sempat tercipta.

"Kok lu tau?" tanya Vi balik. Ia merotasikan atensinya ke Darenza.

"Iya dulu waktu main si Mahesa selalu bawa jaketnya ke tongkrongan tapi gak pernah dipake. Katanya si itu jaket dikasih sama bokapnya dari dia kelas 6 SD. Tapi itu jaket bener-bener segombrang itu di dia, waktu dia nunjukkin fotonya, haha." jelas Darenza.

"Ohh gitu." Vi mengangguk paham.

"Yaudah yuk masuk! Angin malam tuh gak bagus." Darenza berdiri lebih dulu dan memegang kedua tangan Vi untuk membantu berdiri.

🔥🔥🔥

Di atas karpet lembut berbulu, Darenza dan Vi duduk berhadapan. Sekarang gitar diambil alih oleh Darenza.

"Gua mau nyanyiin sebuah lagu," ujar Darenza.

Jreng..

"Ini lagu favorit gua." lanjutnya.

Petikan gitar kembali Darenza mainkan, sebelum mulutnya berbicara.

(Yang tau lagunya, ikutan nyanyi juga yaa😉)

Oh, ey...

You don't know, babe
When you hold me
And kiss me slowly
It's the sweetest thing
And it don't change
If I had it my way
You would know that you are...

Darenza tersenyum penuh arti menatap Vi.

Vi ikut tersenyum manis. Perasaannya kembali membaik.

You're the coffee that I need in the morning
You're my sunshine in the rain when it's pouring
Won't you give yourself to me
Give it all, oh...

I just wanna see
I just wanna see how beautiful you are..

Darenza mengedipkan sebelah matanya.

Vi yang melihat itu hanya bisa menahan tawa. Ia tak mau kalau suara tawanya pecah sampai mengganggu nyanyian Darenza.

You know that I see it
I know you're a star

Suara keduanya bersamaan. Lalu Vi bungkam lagi, menikmati suara Darenza.

Where you go I follow
No matter how far
If life is a movie
Oh you're the best part, oh oh oh
You're the best part, oh oh oh
Best part...

It's the sunrise..

Sambil menatap manik mata Darenza, Vi membuka mulut lagi...

And those brown eyes, yes...

Dan lanjut Darenza...

You're the one that I desire
When we wake up
And then we make love
It makes me feel so nice

Vi mengerutkan dahi saat merasa sedikit janggal dengan arti liriknya barusan. Pikiran Vi traveling tapi segera ia tepis. Ia menggelengkan kepala dan fokus menatap Darenza lagi.

You're my water when I'm stuck in the desert
You're the Tylenol I take when my head hurts
You're the sunshine on my life....

I just wanna see how beautiful you are
You know that I see it
I know you're a star
Where you go I follow
No matter how far
If life is a movie
Then you're the best part, oh oh oh
You're the best part, oh oh oh
Best part...

Lirik terakhir dalam lagunya, Vi juga ikut bernyanyi...

If you love me won't you say something
If you love me won't you
Won't you
If you love me won't you say something
If you love me won't you
Love me, won't you
If you love me won't you say something
If you love me won't you
If you love me won't you say something
If you love me won't you
Love me, won't you
If you love me won't you say something
If you love me won't you
If you love me won't you say something
If you love me won't you
Love me, won't you...

(H.E.R., Daniel Caesar — Best Part)

(Coveran Adera feat Neida enak banget woii. Wajib nonton sii, yang ada di mulmed yaa)

****

Vote, comment jangan lupaa ya cakep..

-see u everybody!💚


Continue Reading

You'll Also Like

210K 8.2K 57
Cerita ini murni hasil pemikiran penulis! PLAGIAT MINGGIR! "Mulai hari ini lo jadi pacar gue. Dan gue gak nerima penolakan." ucap cowok itu lalu mel...
31.9K 821 58
AIDEN ALEXANDER seorang yang kejam, ganas, dan dingin. Ia memiliki wajah tampan, cool yang di idamkan oleh kaum hawa. Bukan hanya itu, aiden adalah...
174K 20.6K 56
Argala Ravendra, seorang cowok dengan pesona selangit, alis tebal dengan mata tajam bernetra hijau, bibir penuh berwarna pink alami, hidung mancung d...
184K 6.2K 49
" gua umumin detik ini juga di depan lo semua! kalo seina elliandra adalah pacar resmi gua!" " leon gila!" Karena waktu gue berhasil tau,kalau cinta...