My Kriting Girl

Por juli_sari

77.6K 7.6K 578

Follow sebelum membaca 🍊 Amy itu cewek bodoh dan lemot. Sementara Jonah adalah cowok dingin yang suka seenak... Más

Prolog🍊
🍊Pertama
Kedua🍊
🍊Ketiga
Keempat🍊
🍊Kelima
Keenam🍊
🍊Ketujuh
Delapan🍊
🍊Sembilan
Sepuluh🍊
🍊Sebelas
Duabelas🍊
🍊Tigabelas
Empat Belas🍊
🍊Lima Belas
Enam Belas🍊
🍊Tujuh Belas
Delapan Belas🍊
🍊Sembilan Belas
Dua Puluh🍊
🍊Dua Puluh Satu
Dua Puluh Dua🍊
🍊Dua Puluh Tiga
Dua Puluh Empat🍊
🍊Dua Puluh Lima
Dua Puluh Enam🍊
🍊Dua Puluh Tujuh
Dua Puluh Delapan🍊
🍊Dua Puluh Sembilan
TigaPuluh🍊
🍊TigaPuluh Satu
Tiga Puluh Dua🍊
🍊Tiga Puluh Tiga
Tiga Puluh Empat🍊
🍊Tiga Puluh Lima
Tiga Puluh Enam🍊
🍊Tiga Puluh Tujuh
Tiga Puluh Delapan🍊
🍊Tiga Puluh Sembilan
Empat Puluh🍊
🍊Empat Puluh Satu
Empat Puluh Dua🍊
🍊Empat Puluh Tiga
Empat Puluh Empat🍊
🍊•Empat Puluh Lima
Empat Puluh Enam•🍊
🍊•Empat Puluh Tujuh
Empat Puluh Delapan•🍊
🍊•Empat Puluh Sembilan
Lima Puluh•🍊
🍊•Lima Puluh Satu
Lima Puluh Dua•🍊
🍊•Lima Puluh Tiga
Lima Puluh Empat🍊
🍊•Lima Puluh Lima
Lima Puluh Enam🍊
🍊Lima Puluh Tujuh
Lima Puluh Delapan•🍊
🍊•Lima Puluh Sembilan
Enam Puluh 🍊
🍊Enam Puluh Satu
🍊Enam puluh tiga
Enam Puluh Empat•🍊
🍊Enam Puluh Lima

Enam Puluh Dua 🍊

324 66 14
Por juli_sari

"Yakin mau sekolah?"

Amy mengangguk seraya bergerak mengenakan masker.

"Gatal gak?" tanya Axel kemudian. Dia membantu membawakan tas Amy masuk ke dalam mobil.

"Enggak."

"Serius?"

Amy menutup kembali pintu mobil. "Iya."

Jika sudah demikian, Axel tidak bisa lagi membantah. Dia menyalakan mesin mobil. Menggiringnya ke jalanan yang mulai ramai.

"Mau beli makanan dulu gak?"

"Mama udah bawain bekal."

"Oh."

Responnya memang begitu. Tapi pada kenyataannya Axel memberhentikan mobil di salah satu supermarket. Dia mengajak Amy turun.

"Pangeran kodok mau beli apa?"

"Batu bata," sarkas Axel.

Amy pun cemberut, membuat tangan cowok itu langsung bergerak mengusak-usak rambut Amy.

"Pangeran kodok ihh. Jadi berantakan nih." Amy segera sibuk merapikan rambutnya. Axel pula malah melangkah ke stand camilan. Dia mengambil cukup banyak dari sana, alhasil Amy menjadi kepo.

"Kok banyak banget?"

"Uang-uang gue, kenpa lo yang sewot?"

"Kan cuma bertanya."

"Udah! Pilih gih apa yang lo mau?"

"Serius?"

"Hmm."

"Yahuu." Amy meraih camilan yang ia suka hingga tangannya penuh.

Setelah itu Axel benar-benar yang membayarnya. Tentu saja Amy sangat senang. Kapan lagi dia ditraktir oleh manusia pelit itu.




🍊•🍊•🍊




Sementara itu di parkiran yang mulai ramai, Jonah berdiri dengan tubuh bersandar di bumper mobil. Dua maniknya menatap lurus ke gerbang utama.

"Jonah!" Indy menepuk bahunya.

Jonah hanya melirik malas. "Mau apa lo?"

Indy tercengir lebar. "Gak mau apa-apa hehehe."

"Pergi sana!" usir Jonah.

Pagi ini dia sudah cukup emosi melihat wajah Nasya. Please, jangan tambah emosi dia lagi dengan manusia sejenis Indy.

"Lo nungguin siapa?"

Jonah tidak membalas. Indy segera saja menebak dengan yakin. "Amy?"

"Hmm."

"Jo, lo udah tunangan."

"Terus? Kenapa kalau gue udah tunangan?" sembur Jonah galak. "Berisik banget. Pergi lo!"

Bukannya pergi, Indy malah mendudukkan tubuh di atas bumper mobil Jonah. "Lo gak suka sama Nasya ya?"

"Bukan urusan lo!"

"Jujur aja kali, Jo. Gue gak akan bocorkan ke siapa-siapa kok."

"Nasya itu cantik dan baik. Kenapa lo gak suka?" lanjut Indy karena tidak mendapat balasan Jonah.

"Udah gue bilang bukan urusan lo!"

Indy mencebik bibir pinknya. "Marah terus. Cepat tua lo."

Jonah memasukkan dua tangannya ke saku hoodie, lalu dia berjalan pergi dengan langkah panjang. Daripada emosi, lebih baik dia segera menjauh.





🍊•🍊•🍊







"Kenapa lo blokir gue?" Jonah bertanya cepat begitu dia menghadang jalan Amy.

"Kenapa enggak? Kita kan udah putus." Amy membuang pandangannya ke sembarang arah. Dia takut saat menatap mata Jonah rasa sukanya akan berkibar lagi.

Jonah meraih tangan Amy. "Gimana wajah lo? Masih sakit?"

Amy menggeleng. Ia merasakan kesal di saat yang sama. Jonah tidak memperpanjang kalimat yang ia katakan, membuktikan cowok itu memang tidak bisa berbuat apa-apa lagi.

"Serius?"

"Iya." Amy menarik keluar kartu dari saku bajunya. "Nih!"

"Jonah mendorong tangan Amy. "Itu buat lo."

"Gak, ini punya lo." Amy berusaha menjejalkannya ke saku Jonah, namun Jonah lebih dulu merebut dan memasukkan kembali kartu itu ke saku Amy.

"Gue akan menerima kembali kartu ini hanya setelah wajah lo sembuh."

"Wajah gue mungkin gak akan sembuh." Amy memalingkan wajahnya. "Lebih baik dari sekarang Jojo jauh-jauh kalau gak mau malu."

Jonah menarik lembut dagu Amy. "Lo bilang apa sih? Lo ini udah sering malu-maluin gue. Hanya karena wajah lo seperti ini gak akan membuat gue meninggalkan lo, apalagi alasannya cuma karena malu."

"Jojo gak usah bohong deh. Pakai bilang gak akan meninggalkan segala. Cih, Jojo kira gue gak tahu. Kata bulan minggu depan pertunangan Jojo akan diresmikan. Iya kan?"

Berat hati akhirnya Jonah mengangguk. "Iya itu memang benar."

"Tuh kan! Udah deh Jojo gak usah sok manis-manis lagi. Kita udah putus. Jojo urusin aja tuh tunangan Jojo."

"Am..."

"Apa? Jojo suka marah kalau gue dekat Axel. Tapi kenapa gue gak boleh marah Jojo dengan Nasya tunangan?"

"Gue gak ngelarang lo marah, gu...."

Amy menabrak bahu Jonah kuat. Ia berlari kencang sebelum Jonah sempat bereaksi.

Argh

Jonah mengusap kasar wajahnya.

Bagaimana ini?

Nyatanya hubungan yang mungkin hanya cinta monyet ini terasa menyiksa jika tidak dia diperjuangkan. Mungkinkah hubungannya kali ini yang paling serius dari hatinya.

Tapi Jonah tidak siap mempertaruhkan masa depannya untuk ini.







🍊•🍊•🍊






"Amy!"

Langkah cepat Amy terhenti. Ia memutar pandangan ke sumber suara. "Indy," gumamnya.

"Darimana?" tanya Indy begitu tiba di depan Amy.

"Dari toilet. Indy kenapa manggil. Ada apa?"

"Lo masih pacaran sama Jonah ya?"

Bibir Amy terasa kelu untuk bergerak. Berdasarkan fakta, Amy dan Jonah memang sudah tidak pacaran semenjak Jonah menyuruh Amy menembak Axel. Namun secara egois, hati Amy merasa tidak terima jika dia dan Jonah dikatakan putus. Lalu bagaimana dia harus menjawab pertanyaan Indy?

"Lo udah pacaran sama Axel kan?" desak Indy.

"Iya. Tapi udah putus," jawab Amy.

"Jadi itu alasan lo sekarang semakin kegenitan sama Jonah?" Indy mengulas senyum miring. "Karena lo udah putus dari Axel, gitu? Selain jelek ternyata lo juga gak punya hati ya."

Indy menepuk bahu Amy. "Maaf kalau gue harus kasar. Tapi jujur, gue gak suka lo digibahin orang-orang sebagai perusak hubungan Jonah dan Nasya. Mereka itu serasi. Jonah ganteng dan Nasya cantik. Nasya juga baik dan kalem. Dia tipe Jonah banget. So, stop nempelin Jonah terus. Dia bukan milik lo lagi."

"Gue gak nempelin Jonah kok," bantah Amy.

"Gak nempelin, tapi dekat-dekat. Dasar munafik. Lo padahal bukan tunanetra. Jelas lo bisa melihat bahwa Jonah dan Nasya sudah bersama. Eh masih aja dengan genit dekat-dekat Jonah. Urat malu lo putus?" ejek Nasya.

Mata Amy bergerak kesana-kemari. Dia tidak mau melihat wajah jahat Indy.

"Oh iya lo tahu kan kalau minggu depan Jonah bakalan tunangan sama Nasya? Eh tunggu.." Indy menyipitkan mata bersama seluas senyum kecil. "Bukannya Jonah bilang dia sayang sama lo ya? Hmm... sepertinya apa yang orang gosipin itu benar."

Indy mendekatkkan bibir ke telinga Amy. "Lo hanya mainannya Jonah. Benar kan?"

"Gue bukan mainan Jonah," ledak Amy. "Dan Jojo gak pernah mempermainkan gue."

"Terus, kenapa dia malah tunangan sama Nasya?Bahkan kalau mereka dijodohkan, Jonah tidak terlihat menolak."

Indy menyungging senyum jahat. "Sepertinya sekarang dia benaran sadar siapa yang pantas bersama dia."

"Of course." Indy tersenyum lebar. "Nasya Martanel yang paling pantas untuk dia. Iya kan?"

Amy mengepalkan tangan. Sabar! Dia mengucapkannya berulangkali dalam hati.

"Bahkan kalau gue gak pantas, gue pernah merasakan pacaran sama dia. Beda sama Indy yang cuma bisa diam-diam menuliskan nama Jojo di halaman belakang buku tulis."

Indy melotot berang. Amy tidak perduli. Dia membalikkan tubuh dan pergi.

Dia tahu Indy menyukai Jonah dalam diam sejak lama. Tentu saja, informasi itu berasal dari Villa Aprilian.

Kata cowok itu, buku tulis Indy menyelip banyak insial Jonah. Tak jarang ada ilustrasi wajah Jonah juga. Bukankah itu lebih miris daripada nasib Amy?

Meskipun ditinggalkan Jonah karena tidak pantas, at least dia pernah mendapat cinta Jonah. Tidak seperti Indy yang hanya bisa berangan-angan saja.










🍊•🍊•🍊

Revisi nanti deh
Auto lagi capek parah 😑

Jangan lupa vote dulu sebelum pergi
And coment next di kolom komentar
biar auto makin semangat nulis yoo😁

See ya di next chap

Anyway, ada yg tinggal di malang gak?

Seguir leyendo

También te gustarán

328K 15.1K 29
Valerie Grazella Margaretta adalah gadis yang bebas melakukan apapun semau dia. Pakai rok mini? Boleh. Mabuk? boleh. Punya banyak pacar? Kenapa tidak...
2.6M 143K 63
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
5.7M 295K 61
Dia, gadis culun yang dibully oleh salah satu teman seangkatannya sampai hamil karena sebuah taruhan. Keluarganya yang tahu pun langsung mengusirnya...
2.7M 280K 65
Gimana jadinya lulusan santri transmigrasi ke tubuh antagonis yang terobsesi pada protagonis wanita?