DARAH KAISAR I & II [SELESAI]

By ss_avina

684K 82.6K 2.8K

"Apa ini karma bolos daring?" Gadis yang masih di bangku sekolah ini mati. Siapa yang menduga jika dia masuk... More

BAB 1 : KECELAKAAN
BAB 2 : MIMPI YANG ANEH
BAB 3 : LUNAR & ELIOS
BAB 4 : LEDAKAN
BAB 5 : KELAS KESATRI JAMES
BAB 6 : KETAKUTAN TERBESAR AILEEN
BAB 7 : EMELY ROSEBELL
BAB 8 : TERLAMBAT
BAB 9 : HINAAN PERTAMA
BAB 10 : FAMILIAR NAGA
BAB 11 : SESUATU DI WAJAH NICHOLAS
BAB 12 : MARVIN SI MANIAK SIHIR
BAB 13 : AKU CAPEK
BAB 14 : DUEL DENGAN FREYA
BAB 15 : TERPESONA
BAB 16 : KARAKTER BARU
BAB 17 : AMETHYST
BAB 18 : VARDEN & VIAN
BAB 19 : RINTIHAN KESAKITAN
BAB 21 : PROFESOR ARION
BAB 22 : GOSIP
BAB 23 : PETIR
BAB 24 : TAMPARAN
BAB 25 : AMARAH LUNAR DAN ELIOS
BAB 26 : KEBENARAN TENTANG AILEEN
BAB 27 : AILEEN SI ANTAGONIS
BAB 28 : HANS
BAB 29 : KETURUNAN ALDRICH
BAB 30 : AYAH AILEEN
BAB 31 : KECUPAN
BAB 32 : KABUR
BAB 33 : MARVIN KHAWATIR
BAB 34 : AILEEN TUMBANG
BAB 35 : WUJUD MANUSIA LUNAR & ELIOS
BAB 36 : AILEEN ALMORE DE ALDRICH
BAB 37 : EMELY SI PENGKHIANAT
BAB 38 : MELAYANG
BAB 39 : INI TENTANG AIR MATA
BAB 40 : TAMU
BAB 41 : KEHILANGAN
BAB 42 : HARI KELULUSAN
spesial πŸ‘€
berita bagus πŸ‘€
✨HANS?✨
πŸ‰πŸ’¨

BAB 20 : SEMINGGU

10.1K 1.8K 81
By ss_avina

BRAK!!!

Marvin membanting pintu kantornya.

"Ada apa?!" Tanya Marvin segera menghampiri lelaki bersurai hitam yang memunggungi nya.

"Seharusnya kau menghubungi ku lebih awal, sebelum jam makan malam setidaknya." Cerca Marvin yang kesal di panggil saat jam makan malam bersama para dewan.

Lelaki itu hanya diam memandang apa yang baru saja dia taruh.

"Sebaiknya kau urus murid nakal mu ini."

Marvin segera menoleh dan mendapati Aileen sudah pingsan di sofa nya. Bukan kah seharusnya dia sekarang di meja makan.

"Kenapa dia ada disini?"

Lelaki itu menatap Marvin. "Aku yang seharusnya bertanya. Kenapa inti mana nya sangat tidak stabil? Pelatihan apa yang baru saja kau berikan?"

"Kasihanilah pria tua ini. Bukan kah Aileen seharusnya ada di meja makan dan kau! Bukan kah tidak baik bertamu di saat jam makan." Tunjuk Marvin ke lelaki yang umurnya berasa di bawahnya.

"Aku menemukannya di bawah pohon. Bagian utara academy. Dia merinti kesakitan dan terus menekan dadanya. Seharusnya kau tidak memberinya latihan yang berlebihan." Cerca lelaki bersurai hitam itu yang merasa khawatir dengan kondisi Aileen.

Marvin segera memeriksa Aileen dan untung nya gadis itu tidak dalam keadaan berbahaya. Dapat Marvin lihat ada Elios dan Lunar yang berada di samping Aileen. Memperhatikan gadis itu penuh kekhawatiran.

Untungnya tepat pada waktunya, kalung Aileen bercahaya memanggil Lunar dan Elios. Sekaligus pria bersurai hitam itu. Elios yang dengan sigap mengambil tindakan membuka cadangan mana yang Aileen tanpa sadar terkumpul dan Elios kunci segera setelah beberapa detik terbuka. Sedangkan Lunar berusaha membetulkan jaringan mana yang tercerai berani di sekitar jantung Aileen. Sedangkan lelaki itu yang tidak tega melihat Aileen kesakitan segera membuatnya tertidur, dan membawanya ke ruang Marvin.

"Dia baik-baik saja. Apa kau yang melakukannya?" Tanya Marvin yang selesai mengecek seluruh peredaran jaringan mana Aileen yang perlahan kembali seperti semula.

Lelaki bersurai hitam yang tidak mengerti maksud Marvin hanya bisa diam dan menggelengkan kepala.

"Lalu,... Apa kalian berdua yang melakukannya?" Tanya Marvin menatap kedua naga dalam wujud kucing yang masih menatap nanar Aileen.

"Tentu saja, tapi aku tidak tau kalau ras naga dari dunia roh bisa melakukannya." Tutur Marvin yang membuat dirinya sendiri berpikir keras.

Lelaki yang masih berdiam diri ditempat ini menatap nanar Aileen. Masih bertanya-tanya tentang gadis terkulai lemas di depannya.

"Apa kau sudah makan malam?" Tanya Marvin yang mendapat gelengan dari pria yang dibawah umurnya.

Marvin yang segera sigap menyuruh salah satu orang yang dia lihat di sekitar kantor. Menyuruhnya membawa tiga nampan piring dan berdalih ada tamu yang tiba-tiba datang. Tanpa menunggu lama makanan yang Marvin pesan datang.

Marvin yang tau jika Aileen sepertinya belum makan malam menyisihkan satu piring untuk gadis itu. Melihat dari pakaian yang masih sama saat dia berlatih tadi, itu menjelaskan semuanya.

Marvin dan lelaki itu menyantap makanannya. Mengajaknya mengobrol sesekali.

"Apa kau sudah makan malam tadi?"

"Tidak, baru hari ini aku makan." Tuturnya menyantap makan malam yang Marvin sediakan.

"Yang benar saja? Kau seharusnya menjaga pola makan mu meskipun hanya duduk di balik meja itu. Aku tau kekaisaran memang jauh lebih penting, tapi bukan kah kau terlalu keras pada diri mu sendiri. Lihat aku dan contoh dari orang tua ini." Tutur Marvin yang sedikit sombong di depan lelaki ini.

"Mencontoh dari segini mananya? Seberapa maniak kau tentang sihir, yang itu? Tidak terima kasih, aku lebih melilih mengurus setumpuk dokumen dari pada itu." Terangnya segera menolak dan sesekali melirik Aileen yang masih tertidur pulas. Deru napas gadis itu terlihat lebih teratur dari yang terakhir kali. Kelopak matanya yang turun, menyembunyikan netra asli amethyst yang begitu mengagumkan.

Marvin yang mendengar itu menyalak seperti anjing, tidak terima. Mungkin hanya di depan lelaki ini semua sifat Marvin keluar.

"Hei, kau tau-"

"Tidak." Potongnya cepat membuat Marvin geram.

"Dengarkan dulu bocah." Marvin tersenyum jengkel. "Kalian berdua dari segini gaya bicara dan mengatai ku. Kalian berdua aku akui sama." Terang Marvin yang menunjuk Aileen dan lelaki di depan nya.

"Bukan kah sudah jelas jika dia putri mu. Kapan kau akan mengatakan sebenarnya?" Ucap Marvin yang sudah selesai dengan makanannya begitu pun juga lelaki di depannya.

Dia menoleh dan menatap Aileen yang masih dengan kondisi yang sama. "Aku masih tidak yakin meskipun setelah melihat mata amethyst nya itu. Aku masih ingin melihatnya lebih lama lagi." Tuturnya mengusap mulutnya dengan serbet di samping dan bersiap beranjak pergi.

"Kau baru sampai. Apa kau tidak ingin lebih lama disini?" Tanya Marvin yang masih duduk menatap lelaki di depannya.

"Tidak, terima kasih. Aku tersanjung. Jika aku pergi mendadak seperti ini kau tau kan apa yang terjadi disana dan si bawel itu." Tuturnya yang sependapat dengan Marvin mengingat bagaimana ricuh nya saat lelaki ini menghilang seenaknya. Sama seperti saat muda dulu.

Sebelum dia menghilang lelaki itu segera memakai topeng yang menutupi sebagian besar wajahnya dan segera warna rambutnya berubah menjadi pirang keperakan. Semua nya langsung nampak berbeda saat lelaki itu memakai topengnya dan segera berteleportasi.

Sekarang tinggal menunggu Aileen bangun.

~~~

"Aileen, bangun."

Aileen dapat mendengar seseorang memanggil nama nya. Sedikit silau disini.

"Emm, Emely lima menit. Beri aku lima menit lagi aku kan bangun." Gumam nya melanjutkan tidur.

"Tidak ada lima menit bagi mu gadis muda!" Teriak Marvin menarik selimut yang menutupi tubuh Aileen. Sontak membuat gadis itu segera tersadar.

"Emely! Kau tau seberapa berharganya waktu tidur ku, huh!" Pekik Aileen perlahan membuka kelopak mata dan melihat wajah kesal Marvin menyambut pagi hari nya.

"Aish, kenapa aku memimpikan maniak sihir sih." Gerutu Aileen yang membuat Marvin semakin marah kala melihat Aileen melanjutkan tidur.

"Nona Aileen bangun! Jika tidak-"

"Iya, ya, nanti aku juga bangun. Sekarang tinggalkan aku sendiri." Ujar Aileen yang mengusik maniak sihir itu.

Marvin yang sekejap diam memikirkan seberapa besar persamaan kedua ayah dan anak itu. Marvin memutuskan memberikan se-ember air dan mengguyurkannya ke tubuh Aileen yang segera membuat mata gadis itu membelalak.

"He! Emely kau keterlaluan!" Pekik Aileen yang ternyata Marvin menatap nya tajam. Bahkan aura di sekitarnya terlihat lebih gelap dari biasanya. Aileen segera bangun dan melihat sekitar nya.

Aileen di ruang kepala sekolah. Seingat nya, dia... Dimana ya? Dia lupa, semalam yang pasti dia tidur di asrama, mungkin?

"Sudah bangun putri tidur. Sarapan dan kembali ke asrama mu sana." Tutur Marvin mengusir Aileen yang masih bingung sekaligus kesal. Lunar dan Elios segera mengekorinya. Entah sejak kapan kedua kucing itu muncul. Padahal Aileen tidak memanggilnya.

Marvin yang masih tidak habis pikir dengan tindakan Aileen malam itu, sekaligus penasaran kenapa gadis itu bisa melakukan tindakan bodoh. Melihat Aileen yang hendak membuka pintu Marvin segera mengatakan sesuatu.

"Kelas ku hari ini libur. Kau dilarang menggunakan sihir selama seminggu penuh." Tutur Marvin yang tidak ingin terjadi apa-apa dalam waktu dekat. Dengan sapuan tangan membentuk pola air yang membasahi tubuh Aileen perlahan mengering.

Aileen yang mendengar itu Sontak membulatkan mata dan menatap maniak sihir itu. "Yang benar saja! Aku tidak bisa!"

"Sudah pergi dan kembali istirahat di asrama sana. Jika kau masih berkeliaran dan aku mengetahuinya kau--"

Aileen yang tidak ingin mendengar kata terakhirnya segera membanting pintu. Marvin memang selalu kesal dengan sifat nya yang tidak peduli ini.

Aileen terlalu pusing untuk hari ini, dan juga badan nya terasa sangat tidak berenergi. Academy terasa lebih sepi dari yang dia kira. Lebih baik dia segera beristirahat dan kembali ke asrama.

Dalam perjalanan jalan kaki ke asrama sering kali Aileen menguap menahan rasa kantuk. Akhirnya dia sampai di asrama dan bergegas tidur setelah urusan dengan kamar mandi selesai. Lunar dan Elios bahkan ikut tidur di samping nya. Mencari kehangatan di sela leher dan mengusapkan bulu nya ketubuh Aileen.

Aileen tidur dengan damai. Bangun disaat matahari sudah bersinar sangat terang dan juga bersiap untuk kelas profesor Henry dan Sir Matt.

Aileen masih bingung Lunar dan Elios masih disini tidak menghilang sedikit pun. Perut nya yang tiba-tiba berbunyi mengingatkan nya harus makan. Aileen pergi ke kantin yang terlampau sepi dan ibu kantin juga memberikan potong daging ke kedua kucing ini.

"Apa memang sesepi ini?" Gumam Aileen segera menyelesaikan makanan nya.

Seperti yang Marvin kata kan, Aileen hanya diam menonton para murid berlatih melempar sihir dan berpedang juga.

Ini sangat tidak seru. Dia hanya bisa diam seharian ini. Bahkan tidur yang biasanya Aileen idam-idamkan sekarang terasa biasa saja.

Aileen melamun. Termenung berusaha mengingat bagaimana dia bisa bangun di ruangan maniak sihir itu. Yang tiba-tiba sudah ada kasur disana.

"Eh, itu Aileen. Baru sekarang dia muncul. Seminggu terakhir ini memangnya dia kemana saja?"

"Aku dengar dia tadi baru saja kembali dari ruangan kepala sekolah. Apakah dia bersama-, itu tidak mungkin kah."

Oi, lalat betina. Aku dapat mendengar semua itu. Lagi pula aku hanya bermalam sehari saja bukan seminggu bagaimana bisa seminggu aku tidur di kamar maniak sihir itu.

[AILEEN, APA ADA SESUATU YANG MENGGANGGU MU?]

"Tidak, hanya saja aku sangat tidak berenergi hari ini."

Aileen kembali melamun. Menonton pertandingan kecil untuk penilaian hari ini. Dapat dia lihat calon pedang kekaisaran sedang menari. Nicholas tampak sangat keren saat sudah mengayunkan pedang nya. Sedangkan Ash, lelaki itu pada akhirnya bersama dengan Emely. Tanpa Aileen sadari mata mereka sempat bertemu. Aileen menyapa nya dengan menundukkan kepala, memberi hormat kecil kepada nya dan kembali menonton Nicholas.

"Apa yang kau lihat?"

Emely menoleh saat Ash yang berada disampingnya mengalihkan fokus dari nya. Itu Aileen. Gadis itu kembali masuk kelas setelah seminggu tanpa ada kabar. Para profesor yang mengetahui sebenarnya tidak ingin memberitahu kebenaran kepada semua murid.

Kenapa dia kembali dan malah tersenyum ke Ash?

Hal yang tidak terduga Ash bangkit dari duduknya. Melangkah mendekati Aileen dan duduk disampingnya mengusir kucing yang duduk disamping Aileen.

"Hai, Aileen, baru masuk kelas hari ini? Seminggu terakhir kau tidak ada di kelas teknik pedang." Terang Ash yang menyapa Aileen dan seenaknya mengusir Lunar dan Elios yang untungnya segera mengalah dan berpindah ke pangkuan Aileen.

Lunar menatap tajam bocah laki-laki yang baru saja mengusirnya itu. Segera dia melihat familiar apa yang dimiliki bocah tidak tau diri itu.

"Em, ya. Kelas pertama ku." Balas Aileen yang masih termenung, memikirkan seperti ada sesuatu yang dia lupakan.

Nicholas yang melirik ternyata Aileen masuk kelas hari ini terguncang fokus nya dan mendapat sayatan di pipi nya.

"Sudah cukup. Selanjutnya!"

Sir Matt segera memanggil murid selanjutnya dan Nicholas kembali duduk, tapi malah mendekati Aileen yang bersama Ash.

"Aileen." Sapa Nicholas yang dapat Aileen hafal suaranya dan Aileen hanya berdehem.

"Kemana saja kau seminggu ini?" Tanya Nicholas yang mengusir Elios yang duduk di samping Aileen. Itu membuat Elios kesal.

Aileen masih mencoba memikirkan apa yang sepertinya dia lupakan. Berusaha berpikir keras sedangkan tanpa dia sadari Nicholas dan Ash sedang beradu mulut di samping nya.

[AILEEN!!]

Pekik Lunar dan Elios bersamaan yang membuat pemilik nama terkejut dan kembali tersadar. Aileen mencari dan mendapati kedua kucing nya ada di depan, bukannya di samping nya. Ternyata Nicholas dan Ash sedang adu mulut yang tidak Aileen mengerti apa yang sedang mereka bahas.

"Benarkah aku rasa tidak. Sepertinya Aileen dan kau baru saja berkenalan."

"Lihat wajah sombong itu. Aileen dan aku sudah saling kenal."

Kenapa mereka menyebutkan nama ku?

Aileen menghampiri Sir Matt yang bahkan mereka berdua tidak menyadari kepergian nya.

"Sir Matt, Apa Aku bisa melakukan sesuatu untuk nilai kosong ku?"

"Tidak, kau sebaiknya banyak istirahat saja Aileen. Kepala sekolah Marvin sudah menjelaskan semuanya."

"Tapi, nilai ku?"

"Sudah, kau kembali duduk dan menonton saja." Usir Sir Matt mendorong Aileen untuk menjauh dari arena duel.

Sebaiknya aku pergi saja.

Sedangkan Nicholas dan Ash masih melanjutkan adu mulut mereka yang sedang mereka bahas gadis bersurai hitam legam itu malah pergi. Lunar dan Elios masih senantiasa menemani Aileen, dan dia berbincang sebentar dengan Freya yang saat berpapasan dengan nya. Begitu pun juga Mark. Sepertinya tugas seorang ketua semakin sibuk akhir-akhir ini.

Pada akhirnya Aileen ke bagian utara academy. Duduk di bawah pohon yang biasanya melindungi nya. Sedangkan Lunar dan Elios dengan sigap segera berebut tempat favorit mereka di pangkuan Aileen.

"Luu, Ely, katakan sebenarnya. Apa yang terjadi pada ku sebenarnya?" Tanya Aileen dengan tatapan kosong ke depan dengan angin yang masih sama seperti terakhir kali.

"Kau pingsan selama seminggu ini." Ucap Lunar yang menjelaskan tiba-tiba.

"Itu tidak mungkin. Apa yang baru saja aku lakukan sampai pingsan? Aku kan kembali ke asrama setelah berbincang dengan Freya." Tutur Aileen yang tidak percaya apa yang dikatakan Lunar.

"Itu benar, Aileen. Kau koma selama seminggu akibat memaksakan diri menggunakan sihir." Tambah Elios yang membuat Aileen semakin tidak percaya.

"Tapi, aku rasa itu tidak mungkin. Aku..."

Aileen ingat kejadian semalam. Dia terpaksa berteleport karena tidak ingin ketahuan Emely, dan membuat nya merasa sesak napas dan tercecik sekaligus. Pada akhirnya tangan seseorang yang lembut dan dingin menutup mata nya, berhasil membuat Aileen tidak sadar.

"Inti mana mu hampir hancur dan juga jaringan mana sihir mu yang lain juga masih ada beberapa yang mati. Proses pemulihannya memakan waktu seminggu." Terang Elios yang masih khawatir dengan keadaan Aileen. Itu sebabnya kenapa Lunar dan Elios menemani nya seharian ini.

"Itu menjelas kan semuanya."

Aileen masih memikirkan perkataan Emely malam itu.

Apa Emely yang dia bayangkan ternyata tidak baik itu? Lagi pula di setiap adegan Emely selalu tegar dan lemah lembut. Apa yang dia lihat dan dengar malam itu adalah sisi Emely yang lain?
.
.
.
mulai melenceng dari cerita aslinnya bung 👀
eh baru sadar kalau bab 20 banyak 🙀 berharap kalian masih betah dan stay di DK

see next chapter 😻

Continue Reading

You'll Also Like

273K 37K 50
Aku menjadi tawanan perang ketika membuka mata. Takdir sialan apa yang membawaku masuk ke dalam novel gila yang kulemparkan keluar jendela setelah ak...
1.1M 107K 61
Vyora Angeline Jhonson adalah seorang gadis cantik yang terkenal tidak memiliki akhlak, barbar,suka penasaran dengan hal sesuatu,mudah overthinking,s...
43.3K 2K 24
Di siang yang panas terik itu, ketiga orang remaja SMP berniat pergi untuk bermain ke laut menggunakan sebuah perahu layar. Flora, Floren, dan Keyvan...
821K 80.9K 29
Kaylan Saputra anak polos berumur 12 tahun yang tidak mengerti arti kasih sayang. Anak yang selalu menerima perlakuan kasar dari orangtuanya. Ia sel...