DARAH KAISAR I & II [SELESAI]

By ss_avina

684K 82.6K 2.8K

"Apa ini karma bolos daring?" Gadis yang masih di bangku sekolah ini mati. Siapa yang menduga jika dia masuk... More

BAB 1 : KECELAKAAN
BAB 2 : MIMPI YANG ANEH
BAB 3 : LUNAR & ELIOS
BAB 4 : LEDAKAN
BAB 5 : KELAS KESATRI JAMES
BAB 6 : KETAKUTAN TERBESAR AILEEN
BAB 7 : EMELY ROSEBELL
BAB 8 : TERLAMBAT
BAB 9 : HINAAN PERTAMA
BAB 10 : FAMILIAR NAGA
BAB 11 : SESUATU DI WAJAH NICHOLAS
BAB 12 : MARVIN SI MANIAK SIHIR
BAB 13 : AKU CAPEK
BAB 14 : DUEL DENGAN FREYA
BAB 16 : KARAKTER BARU
BAB 17 : AMETHYST
BAB 18 : VARDEN & VIAN
BAB 19 : RINTIHAN KESAKITAN
BAB 20 : SEMINGGU
BAB 21 : PROFESOR ARION
BAB 22 : GOSIP
BAB 23 : PETIR
BAB 24 : TAMPARAN
BAB 25 : AMARAH LUNAR DAN ELIOS
BAB 26 : KEBENARAN TENTANG AILEEN
BAB 27 : AILEEN SI ANTAGONIS
BAB 28 : HANS
BAB 29 : KETURUNAN ALDRICH
BAB 30 : AYAH AILEEN
BAB 31 : KECUPAN
BAB 32 : KABUR
BAB 33 : MARVIN KHAWATIR
BAB 34 : AILEEN TUMBANG
BAB 35 : WUJUD MANUSIA LUNAR & ELIOS
BAB 36 : AILEEN ALMORE DE ALDRICH
BAB 37 : EMELY SI PENGKHIANAT
BAB 38 : MELAYANG
BAB 39 : INI TENTANG AIR MATA
BAB 40 : TAMU
BAB 41 : KEHILANGAN
BAB 42 : HARI KELULUSAN
spesial πŸ‘€
berita bagus πŸ‘€
✨HANS?✨
πŸ‰πŸ’¨

BAB 15 : TERPESONA

11.2K 1.8K 39
By ss_avina

lihat judul auto nyanyi dong 😹

~~~

Mark masih mengingat jelas kejadian tadi pagi. Seberapa cepat Freya menyerang dan juga seberapa cerdik Aileen mengakhiri semua itu. Disaat terakhir pesona tersembunyi gadis itu terpancar keluar. Guyuran keringat yang membasahi pelipisnya dan juga beberapa bekas lebam yang menandakan kemenangannya masih tercetak jelas di pikiran nya.

"Oi! Mark! Sedang apa kau?"

Ash yang sehabis dari ruang kepala sekolah tidak sengaja melihat Mark terduduk diam menatap kosong di depannya.

"Ketua? Oi!"

Ash segera menepuk pundak lelaki yang berjarak dua tahun di atasnya itu berhasil membuatnya tersadar akan kehadiran nya.

"Apa? Kau mengganggu khayalan ku pergi sana. Jangan bolos kelas!" Ucap Mark tegas dan memikirkan paras Aileen yang terlihat keren sekaligus cantik secara bersamaan. Poni yang menutupi sebagian wajahnya dan juga surai hitam legam itu serasa semakin memikat nya.

"Apa ada hal yang aku lewat kan?" Tanya Ash yang merasa begitu karena semua orang tiba-tiba membicarakan Aileen dalam satu waktu. Seperti malam dan esok hari nya adalah milik gadis itu.

"Kau melewatkan semuanya kawan. Kau tau Aileen." Ujar Mark yang semangat membicarakan gadis bersurai hitam legam dari kalangan orang biasa.

"Iya, aku bertemu dengan nya tadi di ruang kepala sekolah. Kenapa memangnya?"

"Kau menemuinya. Apa dia baik-baik saja? Apa kau tidak lihat luka lebamnya tadi?" Cerca Mark yang khawatir dengan kondisi Aileen yang memperhatikan, tapi bisa memenangkan duel tadi. Dia merasa kagum dengan pencapaian gadis itu.

Ash menggeleng. Aileen nampak seperti biasanya dia lihat. Surai hitam legam yang tidak pernah berubah.

"Kau tau putri Marques Vista kan? Qiandra Freya. Dia menantang Aileen tadi pagi dan Aileen menerimanya." Terang Mark yang membuat Ashley semakin terkejut dan tak percaya. Putri Marques si maniak pedang itu. Dia bahkan pernah ditantang sewaktu kecil dulu.

"Tapi, syukurlah Aileen menang." Ucap Mark yang membuat Ash tenang.

Seingatnya Aileen tidak memiliki luka lebam sehabis bertarung. Kulit gadis itu nampak seperti biasanya. Putih bersih dan bersinar di antara pakaiannya yang gelap.

"Hallo Tuan Knox." Sapa seseorang yang membuat Ash dan Mark menoleh. Penasaran dengan siapa yang tiba-tiba menyapa Ash.

"Hallo juga ketua." Sapa Emely ke Mark juga.

Senyum gadis di depannya dengan surai pirang keemasan nya dan jangan lupa netra nya seperti warna kesukaan kekaisaran, emerald.

"Ash, aku lupa sekarang, aku ada kelas. Sampai jumpa jam akan siang nanti." Ujar Mark sebelum pergi meninggalkan Ash dengan gadis manis itu.

Kenapa dia selalu pergi di saat dibutuh kan?

"Bolehkan saya duduk." Tanya Emely yang tidak enak duduk seenaknya disamping seorang anak Duke Knox.

"Silahkan." Balas Ash yang mempersilah kan gadis itu duduk disampingnya. Tempat bekas duduk Mark tadi.

Kami berdua hanya saling diam membisu. Sejujurnya Ash tidak tertarik mengobrol sekarang yang dia pikiran sekarang adalah kondisi Aileen yang nampak baik-baik saja saat di ruang kepala sekolah tadi. Mungkin kepala sekolah Marvin cepat menyadari nya nanti.

"Anu, Tuan Knox."

"Permisi."

Seru mereka berdua bersamaan.

"Nona dulu." Ucap Ash mempersilahkan gadis disamping nya.

"Tidak, Anda lebih dulu. Derajat Anda lebih tinggi dari saya." Gelagap Emely memilih mengalah lebih dulu.

"Tidak, Nona lebih dulu saja. Saya merasa tidak enak mengedepankan ego saya. Silahkan, katakan."

Ash mempersilahkan gadis itu lebih dulu lagi pula tentang Aileen dia bisa bertanya ke orang lain saat di kelas.

DING... DONG... DING...
*anggep bunyi lonceng yaa 😸

"Kita lanjutkan lain kali saja. Oh ya aku baru ingat. Kita sekelas bukan. Kau yang duduk dengan Aileen, benar?" Tanya Ash yang seketika ingat jika gadis bersurai pirang keemasan ini duduk sebangku dengan Aileen semenjak awal masuk.

Emely mengangguk.

"Siapa nama mu?" Tanya Ashley yang sudah bangkit dari duduk nya.

"Emely, Emely Rosebell."

"Emely, sampai kan salam ku ke teman sebangku mu itu saat sudah masuk kelas. Sampai jumpa." Ujar Ash yang melangkah pergi menjauh dari gadis yang baru dia kenal bernama Emely.

Di kelas ramuan jam pelajaran kedua setelah kelas ilmu sihir, profesor Casandra. Ash berpasangan dengan gadis tadi.

"Mohon kerja sama nya Tuan Knox." Ucap Emely yang berusaha sesopan mungkin kepada seorang putra Duke.

"Aku juga." Jawab Ash seadanya yang masih memikirkan kelas selanjutnya setelah jam makan siang nanti ada kelas sihir tempur, profesor Henry.

"Baik semuanya buat salah satu dari dua ramuan yang sudah kita pelajari minggu ini bersama kelompok kalian." Seru seorang profesor di depan menantikan hasil ramuan yang kami buat.

Gadis bernama Emely ini gugup dan membuat semuanya tidak berjalan lancar. Bahkan dia menumpahkan salah satu bahan ramuan.

"Ma-maafkan saya Tuan Knox. Ini semua salah saya jika Anda tidak lulus kelas ini." Ucap Emely yang berusaha membersihkan kekacuannya.

"Tidak usah biar aku saja." Ucap Ash mengambil tangan Emely yang bisa terkena sepihan kaca dari tabung. Membiarkan semuanya Ash yang membersihkan dan menyelesaikan tugas ramuan hari ini. Sedangkan Emely, Ash menyuruh gadis itu memperhatikan seksama.

Kelas ramuan hari ini selesai. Semua orang bergegas pergi dalam kelas setelah bunyi pertanda jam makan siang. Sedangkan Ash menghampiri profesor Russell.

"Profesor Russell, ada sesuatu yang ingin aku tanya kan."

Mendengar suara salah satu anak didik terbaik yang masuk ke academy Xavier membuatnya senang melihatnya.

"Katakan Tuan Knox."

"Apa Aileen, gadis bersurai hitam itu tidak pernah hadir di kelas ramuan?" Tanya Ash yang sendari tadi penasaran. Bukan hanya di kelas ramuan saja gadis itu tidak pernah terlihat di kelas mana pun. Seharusnya sebagai kelas elite setidaknya dia sekelas dengan beberapa pelajaran.

"Ini mungkin masih rahasia, tapi mungkin memberitahu Anda tidak apa-apa. Nona Aileen yang Anda bicarakan selama kelas pagi hingga siang dia tidak akan ikut pelajaran." Bisik profesor Russell.

"Kenapa? Apa dia dikeluarkan dari academy?" Cemas Ash yang mendengar berita itu.

"Tidak bukan itu. Dia ada kelas khusus dengan kepala sekolah Xavier mulai hari ini. Mungkin nanti siang berita ini sudah tersebar." Bisik profesor Russell sekali lagi.

Emely yang masih di dalam kelas hendak mengambil barangnya yang tertinggal mendengar itu semua. Dia memutuskan mengambilnya setelah Ash keluar dari kelas.

~~~

"Uh, aku lapar. Apa ada selain roti nanti di kantin?" Gerutu Aileen setelah tidur pulas di tempat bersembunyi nya. Setidaknya dia puas setelah membuat si maniak sihir itu kagum.

Apa hal yang lebih baik dari pada sebuah sulap. Sama hal nya seperti sihir. Aileen berusaha menghilangkan diri dan itu berhasil membuatnya kabur dari si maniak sihir itu.

"Pengen makan, tapi malas ke kantin." Gerutu Aileen yang mengusap perutnya yang bergemuruh.

Siapa sangka sulap yang selalu dia lihat di televisi bisa dia terapkan di dunia fantasi ini. Di dunia ini semua hal bisa terjadi.

"Kabur dari maniak sihir itu memang terbaik." Gumam Aileen senang sekaligus lapar.

Mungkin Aileen bisa muncul di toilet sekolah dan menuju kantin hanya memesan roti dan membawanya kembali ke sini bukan kan itu menyenangkan. Elios bener, sihir mempermudahkan nya dalam segala hal. Setidaknya setelah dia lulus dan kembali ke ladang, dia tidak perlu susah payah menyangkul dan menimba air bolak balik ke sumur.

Aileen sudah memutuskan dan bangkit melewati pohon di belakangnya memejamkan mata membayangkan toilet perempuan yang pernah dia gunakan.

Aileen membuka mata saat mendengar sekerumun orang-orang asik mengobrol. Aileen berhasil sampai di toilet.

Tunggu aku makanan lezat!

"Apa kau dengar gosip tentang gadis desa itu?"

"Aileen, maksud mu?"

Tangan Aileen terhenti didepan pintu. Berniat mendorong dan membukanya.

"Gadis itu terlalu banyak gaya. Ada rumor jika dia murid penyihir agung Marvin. Itu tidak mungkin. Kakak ku salah satu penyihir penjaga kedamaian kekaisaran saja tidak dilirik oleh penyihir Agung Marvin, apa lagi gadis desa itu." Terang seorang wanita yang sedang menata rambutnya sehabis menggunakan toilet.

"Sudahlah itu hanya rumor belaka. Aku lapar ayo kita segera kekantin sebelum kehabisan salad." Tutur temannya dan segera mereka pergi dari toilet.

Apa yang aku lakukan?

Kenapa aku hanya diam?

Kenapa aku hanya bisa diam setelah apa yang dia katakan tentang ku, tapi masa bodoh dengan mereka. Lagi pula aku punya Lunar, Elios, dan paman Carlos disampingmu.

"Tidak! Aku lupa mengirim surat ke paman Carlos!"

Aileen merasa tidak bertenaga seketika sekarang. Sembari berjalan menuju kantin dan membayangkan seberapa marah paman Carlos yang seperti seorang iblis itu dan jangan lupakan kesatria James yang pasti menanti juga. Aileen merasa sangat bersalah telah melupakan jasa mereka dan terlena disini.

Aileen menuju kantin dan memesan dua potong roti yang di kemas bisa dia bawa ke bagian utara academy. Dibawah pohon rindang dimana dia bisa menghabiskan waktu dengan Lunar dan Elios.

"Kau Aileen bukan?" Tanya pengurus kantin yang memberikan makan hari ini.

"Iya, itu aku."

"Kepala sekolah menyuruhku memberikan mu daging ini." Segera wanita memakai sarung tangan itu memberikan sebungkus daging yang dikemas dalam kantung coklat diberikan kepada ku. Maniak sihir itu tidak melupakannya.

Aileen tersenyum senang menerimanya. Seseorang tiba-tiba sudah seseorang menyengkol nya dengan kasar. Tapi untung nya Aileen bisa menahannya walaupun hampir jatuh.

Untung saja makanan ku tidak jatuh.

Aileen menatap siapa pelaku yang menabrak nya barusan.

"Ups, maaf aku tidak melihat orang biasa disini tadi." Seru wanita yang masih jelas Aileen ingat suaranya.

Sekarang Aileen tidak mempedulikannya. Setidaknya daging Lunar dan Elios tidak jatuh saja dia sudah bersyukur.

Aileen tidak ingin bertengkar kekanakan dengan wanita di depan nya. Lagi pula Lunar dan Elios pasti sudah menunggu nya.

Aileen berjalan melewati wanita itu sembari menatap makanan kami berbinar. Aileen rasa Lunar dan Elios akan lebih menurut kali ini.

"AAHHH!" Pekik Aileen keras karena jatuh karena oleh wanita yang baru saja menyengkol ku tadi.

"Ups, lihat orang biasa ini. Apa kau mau sup makanan ini sisa ini?" Melihat makanan Aileen yang sudah jatuh dan dia injak beserta bungkusannya.

Semua orang tidak mempedulikan Aileen, tapi karena kejadian tadi pagi mereka penasaran dengan sosok Aileen yang sekarang sedang dibuli.

Sistem kasta ini sangat menyulitkan. Tahan Aileen, tahan. Kau tidak boleh marah.

Aileen segera membereskan makanan nya yang masih bisa dimakan dan membawanya tidak mempedulikan wanita itu.

"Aku bicara kepada mu. Apa kau tuli? Berhenti!"

Perintah itu segera membuat tubuh Aileen berhenti sekejap. Apa yang terjadi?

Wanita yang sedang berusaha menyudutkan Aileen karena sudah mendengar dia menjadi murid didik penyihir agung Marvin membuatnya kesal.

Kalung yang diberikan Lunar dan Elios bercahaya sebentar berhasil mematahkan sihir yang baru saja Aileen terima.

Aku sudah kesal dengannya. Apa dia tidak punya kegiatan lain apa?

Aileen menoleh. Menatap tajam Wanita yang ada di depan nya. Tanpa Aileen sadari netra keemasan nya muncul menatap tajam wanita yang sudah mengganggu nya. Aileen sadar jika saat dia marah Lunar akan menggantikan dirinya dan membuat masalah makin runyam. Aileen segera memejamkan mata nya.

"Maafkan kecerobohan saya tadi Nona." Tutur Aileen segera beranjak pergi berlari menuju toilet perempuan tadi. Yang membuat Aileen tanpa sadar ternyata wanita bangsawan itu tidak terima dan mengikuti ku hingga di depan pintu toilet.

"Kau! Keluar kau! Berani sekali kau menatap seperti itu kepada keluarga Grimgar. Keluar kau gadis kampung!" Dobrak wanita bangsawan itu dan tidak menemukan siapa pun di dalam toilet. Mereka berdua terkejut buka main karena jelas-jelas Aileen tadi masuk ke toilet ini dan sekarang menghilang.

"Akhirnya aku bisa tenang sekarang." Gumam Aileen yang sudah tiba-tiba muncul dari balik pohon tempatnya beristirahat. Tidak ada seorang pun yang bisa mengganggu ditempat yang sepi ini.

"ARGHHH!"

"WAH!"

Pekik Aileen bersamaan dengan seseorang yang tidak dia tau siapa itu.

"A-aileen?"

Aileen melihat siapa orang yang harus saja menyebut nama nya itu. Itu Nicholas. Kenapa lelaki ini ada di bawah pohon ku?
.
.
.
Nicholas gabut makannya ketemu Aileen 😹 maaf keasikan ngetik ga kerasa banyak 😿 makasih buat yang sudah baca bab terbaru DK hari ini 😻

Continue Reading

You'll Also Like

839K 82.2K 29
Kaylan Saputra anak polos berumur 12 tahun yang tidak mengerti arti kasih sayang. Anak yang selalu menerima perlakuan kasar dari orangtuanya. Ia sel...
5.4K 760 43
PINDAH KE BABEL NOVEL Vestele memiliki kesempatan kedua untuk hidup kembali. Terlahir sebagai peri membuat hidupnya menjadi sangat mudah. Hidupnya be...
5.8K 460 53
Ini adalah cerita tentang seorang gadis kecil yang berpetualang dalam dimensi yang berbeda melalui sebuah pintu usang dengan simbol-simbol berbentuk...
1.1M 107K 61
Vyora Angeline Jhonson adalah seorang gadis cantik yang terkenal tidak memiliki akhlak, barbar,suka penasaran dengan hal sesuatu,mudah overthinking,s...