DARAH KAISAR I & II [SELESAI]

By ss_avina

684K 82.6K 2.8K

"Apa ini karma bolos daring?" Gadis yang masih di bangku sekolah ini mati. Siapa yang menduga jika dia masuk... More

BAB 1 : KECELAKAAN
BAB 2 : MIMPI YANG ANEH
BAB 3 : LUNAR & ELIOS
BAB 4 : LEDAKAN
BAB 6 : KETAKUTAN TERBESAR AILEEN
BAB 7 : EMELY ROSEBELL
BAB 8 : TERLAMBAT
BAB 9 : HINAAN PERTAMA
BAB 10 : FAMILIAR NAGA
BAB 11 : SESUATU DI WAJAH NICHOLAS
BAB 12 : MARVIN SI MANIAK SIHIR
BAB 13 : AKU CAPEK
BAB 14 : DUEL DENGAN FREYA
BAB 15 : TERPESONA
BAB 16 : KARAKTER BARU
BAB 17 : AMETHYST
BAB 18 : VARDEN & VIAN
BAB 19 : RINTIHAN KESAKITAN
BAB 20 : SEMINGGU
BAB 21 : PROFESOR ARION
BAB 22 : GOSIP
BAB 23 : PETIR
BAB 24 : TAMPARAN
BAB 25 : AMARAH LUNAR DAN ELIOS
BAB 26 : KEBENARAN TENTANG AILEEN
BAB 27 : AILEEN SI ANTAGONIS
BAB 28 : HANS
BAB 29 : KETURUNAN ALDRICH
BAB 30 : AYAH AILEEN
BAB 31 : KECUPAN
BAB 32 : KABUR
BAB 33 : MARVIN KHAWATIR
BAB 34 : AILEEN TUMBANG
BAB 35 : WUJUD MANUSIA LUNAR & ELIOS
BAB 36 : AILEEN ALMORE DE ALDRICH
BAB 37 : EMELY SI PENGKHIANAT
BAB 38 : MELAYANG
BAB 39 : INI TENTANG AIR MATA
BAB 40 : TAMU
BAB 41 : KEHILANGAN
BAB 42 : HARI KELULUSAN
spesial πŸ‘€
berita bagus πŸ‘€
✨HANS?✨
πŸ‰πŸ’¨

BAB 5 : KELAS KESATRI JAMES

17.2K 2.4K 50
By ss_avina

"Angkat bahumu! Apa kau gadis lemah!"

"Tapi aku memang seorang gadis." Gerutu Aileen dalam hati.

Apa yang Aileen lakukan sekarang adalah menggenggam pedang kayu setelah seminggu penuh berlatih membawa ember penuh bolak balik dari sumur ke kandang kuda dan juga jangan lupa latihan tubuh seperti push up. Bahkan kesatria James memberi jadwal latihan pagi dan sore. Waktu santai Aileen semakin berkurang mengingat Lunar yang semakin ketat memberi nya pelatihan sihir mengingat kejadian terakhir kali.

"Hentakkan pedang kedepan seratus kali mulai dari sekarang."

"Apa?!" Pekik Aileen yang tidak percaya.

"Apa itu masih kurang. Lakukan seratus lima puluh kali, cepat!"

Aileen merasa saat melihat kesatri James seperti seorang jenderal yang menakutkan. Tanpa banyak komentar Aileen segera menghentak kan pedang kayu yang terasa ringan seratus lima puluh kali ke depan.

"Satu! Dua!"

"Bagus lakukan itu terus sementara aku pergi berganti penjaga. Lakukan dengan benar. Aku akan mengawasimu dari benteng." Ucap James menatap tajam Aileen yang dari tempat kuda terlihat benteng yang terbentang luas sepanjang perbatasan.

"Ya, sir!"

Kesatri James yang sudah pergi dan sampai di benteng, tempat dimana dia bisa mengawasi Aileen sembari melakukan tugasnya.

Senja bahkan terasa lebih pendek hari ini dan juga malam perlahan menjemputnya. Aileen masih melanjutkan latihan nya sembari istirahat sejenak dan melanjutkan lagi latihan teknik pedang yang dapat Aileen lihat kesatri James sedang menatap nya tajam dari benteng.

"Seratus empat puluh."

Kurang sedikit lagi Aileen kau pasti bisa.

"Seratus empat puluh sembilan. Seratus lima puluh. Haa!"

Segera Aileen membuang pedang berkayu itu dan berbaring diatas tanah setelah berhasil menyelesaikan latihan pedang hari ini.

"A-akhirnya, selesai juga, tapi... Masih ada latihan sihir setelah ini. Aku harus alasan apa ke Elios dan Lunar agar bisa bolos latihan hari ini. Belajar teknik pedang sudah sangat berat hari ini." Gerutu Aileen menatap langit malam yang terlihat bulan yang bersinar terang dengan planet yang terlihat besar berada di dekat nya. Bahkan galaksi yang terlihat indah menuntun nya ingin istirahat lebih lama lagi.

"Tidak Aileen. Kau harus bangun dan mandi hari ini. Air panas, aku datang."

Aileen mencoba bangun membawa pedang kayu ke dalam gudang dan membawa pakaian ganti menuju gua tempat dimana Elios dan Lunar menunggu.

"Aileen, sebaiknya kau makan malam dulu!" Pekik paman Carlos yang melihat Aileen pergi begitu saja.

Aileen hanya diam dan segera membawa sekantung makanan yang terbuat dari tepung menuju gua. Paman Carlos untungnya tidak tau jika Aileen menghabiskan waktu di dalam gua.

Jalan menuju gua yang melewati hutan terasa lebih terang dari yang Aileen ingat. Bunga kecil yang berserakan dimana mana perlahan bersinar terang. Seperti membentuk jalan menuju gua. Aileen tidak kaget lagi. Hembusan angin membawa serbuk bunga yang bersinar itu terbang seperti kunang-kunang.

Gua terlihat di depan mata. Aileen segera mandi sembari makan menunggu Elios dan Lunar datang.

"Meow, Aileen."

Aileen tidak menjawab. Aileen hanya ingin tidur setelah semua ini. Bahkan sepertinya dia tidak bisa berpikir dengan jernih hari ini.

"Maaf, aku tidak bawa daging hari ini." Cicit Aileen segera mengusap seluruh tubuh nya.

Lunar tiba-tiba datang mendekat dan menunjuk nunjuk bahu Aileen. Karena Aileen malas merespon. Aileen membalikkan badan dan Lunar tiba-tiba mencium pipi Aileen.

"Biarkan aku mandi sebentar. Aku pasti berlatih kok." Jawab Aileen menenangkan Lunar yang sepertinya tidak sabaran melatih nya.

"Aileen, meow."

"Apa bola kapas?" Jawab Aileen menatap Elios yang memang seperti bola kapas dengan bulu seputih salju itu.

"Hari ini kita liburan saja." Terang Elios yang menatap tidak tega dengan keadaan Aileen yang terlihat jelas dia kelelahan.

"Aku pasti membunuh bocah itu." Gumam Lunar yang dapat di dengar jelas oleh Elios. Aileen terlalu lelah untuk mendengarkan bahkan dia bisa saja tidur di dalam kolam sumber air panas ini.

Lunar pergi. Meninggalkan Elios bersama Aileen. Bisa dikatakan Elios antara setuju atau lebih tepat tidak peduli dengan apa yang akan Lunar lakukan nanti. Lagi pula dia juga kesal dengan manusia bernama James itu. Bisa bisanya dia membuat Aileen kelelahan.

Air panas adalah obat terbaik yang pernah Aileen temukan selama di dunia ini. Jika bisa Aileen juga ingin mandi pagi juga, tapi sepertinya itu sia-sia saja. Bahkan sehabis bangun dari tidur dia harus upacara pagi memberi hormat kepada matahari pagi dan juga segera ke kandang kuda atau ke ladang.

"Ely, Luu, kalian berdua disana kan?" Panggil Aileen kedua kucing itu, tapi tidak ada sautan meongan masuk ke telinga nya.

"Ely, Luu? Jika seseorang memanggil nama kalian harus dijawab."

Aileen menoleh dan tidak mendapatkan satu pun kehadiran dari kedua kucing itu. Mereka berdua tadi masih duduk tidak jauh kolam dan sekarang sudah menghilang saja.

Apa mereka marah karena aku malas berlatih?

"Aku sudah mandi kok. Jangan marah kalian berdua. Aku janji besok bawa daging lebih banyak sebagai gantinya." Seru Aileen bangkit dari kolam dan segera berganti pakaian. Bahkan setelah berganti pakaian kedua kucing itu masih belum juga muncul. Aileen yang masih bingung memutuskan melanjutkan latihannya sendiri sembari menunggu kehadiran Lunar yang jadwalnya menjadi guru nya hari ini.

Aileen berjalan menuju bibir gua. Mungkin berlatih di depan pintu gua sembari menunggu Lunar dan Elios datang lebih baik dari pada tidak melakukan apa pun.

Jauh di luar hutan tempat Aileen mulai berlatih Lunar terang-terangan menunjukkan dirinya di pinggir benteng yang menjulang tinggi. Kucing hitam yang awalnya menutup matanya ini perlahan terbuka, menatap tajam pria yang berhasil membuatnya kesal untuk hari ini. Lunar menghilang dalam kepulan asap hitam dan berpindah tempat di depan pria bernama James yang sedang menjaga benteng barat yang kebetulan sendirian.

"Aa! Siapa?!" Pekik James tanda tanya menatap Lunar yang masih dalam wujud kucingnya.

[AKU TIDAK PERLU MENUNJUKKAN WUJUD ASLI KU UNTUK SEORANG MANUSIA RENDAHAN SEPERTI MU.] Ucap Lunar menatap tajam James yang melangkah mundur menatap Lunar isyarat ketakutan.

James melihat wujud kucing di depannya seketika berubah menjadi makhluk besar hitam berkepala tiga yang biasa dikenal sebagai penjaga pintu neraka.

"T-tolong! Tolong!" Teriak James menatap Cerberus yang netra ya bercahaya merah darah menatap geram kepadanya.

Elios yang mengikuti Lunar segera menghampiri James yang bertingkat gila dengan tatapan kosong yang habis diberi ilusi oleh Lunar.

"Luu, sebaiknya kau jangan terlalu kasar kepada manusia ini. Jika Aileen mendengar kematian James secara mendadak apa yang akan dia pikirkan tentang kita?" Terang Elios yang mencoba menenangkan saudara nya.

"Tapi sebelum itu biarkan aku ikut bermain juga." Ucap Elios melirik tajam kepada James yang mendongak ke langit malam dengan mulut menganga dengan tatapan kosong yang tidak berdaya.

Elios yang ingin juga melampiaskan kekesalannya melesat melewati leher James dan seketika darah keluar deras dari lehernya dan seketika itu juga Elios menyembuhkannya dan melukai bagian tubuh lainnya dan kembali menyembuhkannya.

"Lihat siapa yang lebih kejam disini. Meskipun warna bulu ku hitam, tapi warna putih tak selamanya sepolos manusia pikirkan." Ujar Lunar menghentikan ilusinya dan membuat James yang terlelap tidur dengan semua luka yang perlahan kembali pulih. Pria berseragam itu seakan mengalami mimpi terburuk yang pernah ada karena kehadiran dua kucing itu.

"Aileen menunggu kita. Ayo kembali." Ujar Elios yang melayang dan melesat pergi masuk ke dalam hutan sedangkan Lunar menghilang dalam asap hitam, menjadi bayangan mengikuti Elios.

Sedangkan gadis yang sedang mereka berdua pikirkan mencoba memikirkan beberapa sihir tingkatan yang bahkan belum dijelaskan Elios.

"Kalau aku laper ya tinggal makan. Tapi, apa ada sihir yang bisa memunculkan makanan?" Gerutu Aileen yang duduk termenung di dekat pintu gua sembari menunggu Elios dan Lunar muncul.

"Aku ingin daging ayam. Apa tidak ada ayam di dekat kandang kuda?" Gerutu Aileen sekali lagi yang membayangkan makanan berbagai olahan ayam.

Dalam renungannya Aileen memejamkan mata. Berusaha mengalahkan segala pikiran tentang makanan dikehidupan nya dulu.

"Meow, Aileen?" Tanya Elios yang menatap Aileen tidak percaya apa yang sudah di lihat.

Aileen yang mendengar kucing berbulu seputih salju itu segera menoleh dan membuka mata.

"Ely, Aaaa!! Ini? Turunkan aku cepat!" Teriak Aileen yang menggema disekitar hutan. Bagaimana tidak dia melayang tanpa dia sadari sedangkan Elios yang duduk diam menatap Aileen melayang sama sepertinya.

"Meow, coba, coba mendekat." Ujar Elios yang hanya berjarak dua meter dari Aileen melayang.

"Tidak mau! Aku takut! Aku akan mati!" Pekik Aileen yang ketakutan.

"Hei, kau tidak akan mati. Hanya patah tulang itu saja, meow." Terang Lunar dari atas gua yang menatap kedua makhluk yang sedang asik melayang di udara.

"Meow, Aileen." Panggil Elios lembut yang berhasil membuat Aileen sedikit lebih tenang.

"Sekarang coba hampiri aku." Tambah Elios yang menggoyang goyangkan ekor nya di udara yang pandangannya tidak lepas menatap Aileen dengan manik matanya yang seperti kristal, sama seperti Lunar.

Aileen meneguk ludah. Apa yang dipikirkan kedua kucing ini?

"Ayo Aileen maju atau tidak sama sekali." Ucap Aileen yang mencoba menyemangati dirinya sendiri.

Aileen mencoba mendekati Elios, tapi hasilnya malah menjauh hanya karena terhempas oleh angin kecil.

"Ely~" Rengek Aileen yang tidak mendapatkan respon apa pun. Setidaknya mereka tidak menghina seperti kesatria James. Apa semua kesatri punya mulut sekotor itu?

Aileen mencoba mengganti posisi kini dia mencoba melangkah ke depan membayangkan di depannya ada sebuah pijakan dan untungnya idenya itu berhasil. Satu pijakan dua pijakan bisa di lampaui dan akhirnya dia segera menggapai Elios dan memeluknya.

"Cepat turun kan aku!"

"Gadis tak sabaran, meow." Ucap Lunar yang tiduran di atas batu.

Elios segera membawa Aileen turun dan segera tubuh gadis itu luluh ke rumput hijau yang terasa dingin.

"Aileen ayo main, meow." Ajak Lunar yang mendekat dan mengusapkan tubuh nya ke Aileen.

Aileen yang mengiyakan tidak tau apa yang akan kucing hitam ini ingin mainkan.

"Permainannya, ayo lihat ketakutan terbesar Aileen, meow."

"Huh? Apa?"

"Luu, jangan!"

Elios yang sudah terlambat mencegah nya segera menatap Aileen yang dirinya masih di dalam pelukan gadis ini.

"Apa yang kau lakukan?! Ini sudah keterlaluan!"

"Ayolah, aku hanya penasaran dengan pasangan kita. Sebagai familiar bukan kah wajar. Lagi pula-" Lunar menatap Aileen yang bola matanya memancarkan warna keungunan yang sangat terang. "Bukan kah dia sudah pernah melihat wujud asli kita, Ely."

Elios tidak menyangkal hal itu. Sama seperti Lunar dirinya juga penasaran dengan ketakutan terbesar Aileen.
.
.
.
Kalian tim Lunar atau Elios?

Continue Reading

You'll Also Like

2.7M 261K 78
Bercerita tentang Labelina si bocah kematian dan keluarga barunya.
5.4K 760 43
PINDAH KE BABEL NOVEL Vestele memiliki kesempatan kedua untuk hidup kembali. Terlahir sebagai peri membuat hidupnya menjadi sangat mudah. Hidupnya be...
293K 19.7K 58
[Romance-(minor)Fantasy] Takdir kini membawa seorang pelayan pada nasib yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Apa jadinya bila satu orang gadis...
836K 82K 29
Kaylan Saputra anak polos berumur 12 tahun yang tidak mengerti arti kasih sayang. Anak yang selalu menerima perlakuan kasar dari orangtuanya. Ia sel...