BAB 29

1.7K 136 23
                                    

Yakin 100% kalian udah pada nungguin kelanjutannya. 😂 Syukur deh yang mesum bukan authornya doang.😂😂😂

Langsung baca aja ya, happy reading😘😘😘

*****

"Lo.....yakin?"

Dina mengangguk tanpa ragu. Lalu Dina melanjutkan kembali melepas branya dan meletakkan branya diatas tumpukan kaos dan sweaternya yang ia letakkan di atas sofa disamping Gavin duduk.

Gavin sampai tak berkedip melihat apa yang Dina suguhkan dihadapannya saat ini. Lagi-lagi Gavin terlihat menelan ludahnya.

Gavin menghirup nafasnya dalam-dalam, lalu menghembuskan nafasnya perlahan. Gavin merasa perlu melakukan itu agar ia bisa mengontrol dirinya untuk tidak langsung menerkam Dina saat itu juga.

Dan saat Gavin mendongakkan wajahnya untuk menatap wajah Dina, pertahanan Gavin langsung runtuh begitu Gavin melihat Dina yang sedang menatapnya dengan tatapan sayunya seolah meminta Gavin untuk segera melahapnya.

Gavin menangkup kedua pipi Dina, lalu menariknya mendekat ke wajahnya. Kemudian, Gavin melumat bibir Dina dengan rakus, seolah bibir Dina adalah ice cream yang akan segera meleleh jika Gavin tidak segera memakannya. Dan Dina reflek melingkarkan lengannya di leher Gavin.

Masih dengan posisi berciuman. Gavin menarik kaki Dina lalu melingkarkan kaki Dina ke pinggangnya. Kemudian kedua tangan Gavin berpindah memeluk pinggang Dina, lalu  mengangkatnya dan membaringkan Dina di atas ranjang.

Gavin melepas pangutannya dari bibir Dina hanya untuk melepas baju kaosnya dan setelah itu kembali menindih tubuh Dina untuk melanjutkan ciuman mereka yang sempat terhenti.

Dina memejamkan matanya dan mengerang saat Gavin mulai meremas dan memainkan kedua gundukan payudaranya.

Ciuman Gavin berpindah ke leher dan terus turun sampai ke payudara Dina. Mulanya Gavin hanya sekedar mengecup ujung payudara Dina, tapi mendengar desahan yang keluar dari mulut Dina seolah memberinya lampu hijau untuk membuatnya semakin berani mengakses lebih pada dua gundukan kembar milik Dina itu.

Tiba-tiba Gavin menghentikan semua itu.
"Sorry Din, gue nggak bisa!" Ucapnya merasa bersalah.

Dina merasa kecewa.
"Ke...kenapa? A...apa karena aku pasif? A...aku bisa belajar kalo kamu mau ngajarin aku dulu!" Ucap Dina panik.

Gavin tersenyum lalu mencium kening Dina.
"Bukan masalah itu. Gue nggak bisa lanjutin karena gue takut lo terpaksa ngelakuin ini hanya buat nyenengin gue doang. Gue masih bisa menunggu sampai lo bener-bener siap. Gue nggak mau lo nyesel belakangan!"

Mata Dina tampak berkaca-kaca karena terharu. Setelah mendengar ucapan Gavin, memang tadinya Dina merasa ragu, tapi kini Dina malah merasa sangat yakin. Dina yakin keputusannya kali ini adalah tepat.

Dina mendorong Gavin kesamping, lalu berbalik menindih Gavin.

"Din..." Ucap Gavin terkejut.

Belum sempat Gavin melanjutkan ucapannya, Dina sudah membungkam mulut Gavin dengan bibirnya.

Gavin dengan cepat kembali diliputi nafsu.
BRUUGH! Gavin membalik keadaan. Kini Gavin kembali menindih Dina.

"Jangan nyesel karena elo sendiri yang minta! Kali ini gue nggak akan berhenti meski elo mohon-mohon minta gue buat berhenti!" Ucap Gavin lalu membuka kancing celana jeans Dina dan menariknya lepas beserta celana dalamnya. Kini tak ada sehelai benang pun yang menutupi tubuh Dina. Dan itu membuat wajah Dina merona merah karena malu.

"Aku nggak akan nyesel Gavin, dan aku nggak akan minta kamu untuk berhenti! Kamu boleh lakuian apa aja, aku nggak akan berhentiin kamu!" Jawaban Dina semakin membuat Gavin bergairah.

Be Mine (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang