BAB 25

1.5K 131 11
                                    

Dari kejauhan Gavin sudah melihat Dina yang berdiri di pinggir jalan sambil melambaikan tangan padanya.

"GAVIN! DI SINI!" Teriak Dina memberitahukan keberadaannya.

Motor Gavin berhenti tepat di depan Dina berdiri. Gavin turun dari motornya, lalu mengambil helm yang ia kaitkan di belakang motornya, kemudian ia memakaikannya di kepala Dina.

"Kok nunggu disini?" Tanya Gavin.

"Iya, biar cepet. Hihi." Jawab Dina sambil memamerkan gigi putihnya.

"Lain kali tunggu dirumah aja! Bahaya!" Omel Gavin. Lalu setelah itu naik kembali ke motornya.

"Siap boss!" Jawab Dina.

"Naik!" Perintah Gavin.

Dina mengangguk lalu menaiki motor dengan dibantu oleh Gavin.

"Kok bisa nyokap lo tiba-tiba kasih ijin?" Tanya Gavin penasaran.

"Umm... umm...." Dina tampak berfikir saat akan memberi jawaban dan Gavin menyadarinya.

"Lo maksa ya?" Tanya Gavin.

"He he... iya!" Jawab Dina pada akhirnya.

"Ck.... Lain kali nggak boleh gitu! Nanti dikira nyokap lo gue yang suruh." Ucap Gavin.

"Enggak. Kamu nggak usah khawatir. Mama aku tau kok kalau itu keinginan aku sendiri. Udah yuk jalan! Keburu panas nih." Ucap Dina mengalihkan pembicaraan lalu memeluk pinggang Gavin.

Gavin mengangguk lalu menyalakan mesin motornya dan melajukannya.

Disepanjang perjalanan, senyum Gavin tak lepas dari bibirnya. Penyebabnya adalah Dina yang tak pernah melepas tangannya yang melingkar pada pinggang Gavin. Bahkan kini kepala Dina juga ia sandarkan pada punggungnya. Gavin merasa, Dina sudah benar-benar nyaman saat bersamanya. Dan itu membuatnya senang.

"Laper nggak? Mau makan dulu?" Tanya Gavin dengan berteriak agar Dina mendengar ucapannya.

"Mau!" Jawab Dina dengan berteriak juga.

Mereka makan di outlet makanan siap saji yang terkenal dengan logo M-nya.

"Aku kenyang banget. Kamu mau kentangnya nggak?" Tanya Dina setelah menghabiskan 1 big max ukuran besar.

Gavin mengangguk, lalu Dina menyuapinya satu persatu kedalam mulut Gavin.

"Lo aneh hari ini." Ucapnya sambil tersenyum. "Tapi gue suka."

Mendengar ucapan Gavin malah membuat Dina terlihat sedih. Lalu ia memaksakan bibirnya untuk tersenyum.
"Seharusnya aku lakuin ini dari dulu. Gavin... maafin aku yah!"

"Gue maafin kalo lo tiap hari giniin gue!" Ucap Gavin lalu tertawa.

Tertawa Gavin menular dan membuat Dina juga ikut tertawa.

Beep beep! Beep beep!
Bunyi notif pesan di ponsel Gavin. Gavin mengambil ponselnya lalu membaca pesan tersebut.

"Siapa?" Tanya Dina.

"Anak-anak mau ke curug. Tapi katanya nungguin kita dulu. Ya udah kita berangkat sekarang yuk!" Ucap Gavin.

"Oke." Jawab Dina.

Mereka pun melanjutkan kembali perjalanan mereka dan tiba di Vila tujuan mereka setelah menempuh kurang lebih 2 jam perjalanan.

"Vilanya gede banget." Ucap Dina takjub.

"Punya Nauval." Ucap Gavin.

"Waaaah!" Ucap Dina takjub.
"Kalian sering kesini?" Tanya Dina.

"Lumayan." Jawab Gavin.

Be Mine (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang