BAB 21

1.6K 128 6
                                    

1 bulan kemudian, para siswa dan siswi sudah melewati ujian kenaikan kelas. Dan sekarang mereka berada didalam kelas masing-masing sedang menunggu pembagian rapor yang sebentar lagi akan dibagikan oleh wali kelas mereka.

Rasa deg-degkan, rasa takut, rasa gelisah dan cemas akhirnya terbayarkan saat wali kelas mereka mengumumkan bahwa semuanya naik kelas.

"YEAAAAY KITA SEMUA NAIK KELAS!!!" Teriak salah satu teman sekelas Dina.

"Kita sekelas lagi kan dikelas 3?" Tanya Dina pada Bunga hanya untuk memastikan saja.

"Katanya sih gitu, kelas 3 biasanya nggak di rolling lagi." Jawab Bunga.

"Yes, kita sekelas lagi." Ucap Dina kemudian.

"Vin, liburan ini jadi ke Puncak yuk! Tahun kemaren kan batal nih. Ntar gue yang koordinasi deh ma anak-anak yang lain." Ajak Dito.

"Cowok doang?" Tanya Gavin.

"Kayak lo nggak tau anak-anak gimana, mereka pasti ngajak Imel, dan pasti Olla ikut meski nggak diajak. Emang lo nggak mau ngajak Dina? Gue aja mau ngajakin Mela." Ucap Dito.

"Lo mau ikut?" Tanya Gavin pada Dina.

Wajah Dina terlihat sedih.
"Aku pengen ikut tapi aku nggak tau mama aku ngijinin apa enggak. Apalagi nginep sama cowok."

"Lo ikut kan Nga?" Tanya Gavin pada Bunga.

Bunga sebenarnya ingin ikut, tetapi setelah mendengar Dito akan mengajak Mela, Bunga mengurungkan niatnya.
"Enggak bisa, gue mau liburan sama keluarga gue." Jawab Bunga.

"Bunga juga nggak ikut. Kayaknya mama nggak ngijinin deh." Ucap Dina kecewa. Sebenarnya Dina juga pengen banget ikut. Apalagi disana ada Olla. Dina nggak rela, tetapi pasti mamanya nggak akan kasih ijin.

"Dina nggak ikut, gue juga nggak ikutan." Ucap Gavin.

Mendengar ucapan Gavin, Dina langsung tersenyum lebar.

"Eh nggak bisa! Lo harus ikutan dong Vin! Lo nggak ikut, anak-anak pasti juga nggak bakalan mau. Oke gini aja deh Din, gue sama Gavin yang pamitin ke nyokap lo gimana? Nyokap lo pasti ngijinin deh, kan ada Mela juga." Ucap Dito.

"Gimana Vin?" Tanya Dina.

"Boleh." Jawab Gavin.

Diskusi tentang ke Puncak berakhir. Gavin dan Dito pergi ke kantin membeli minuman, sedangkan Dina dan Bunga duduk di bangku di depan kelas menunggu mereka.

"Nga, kamu yakin nggak mau ikut ke Puncak?" Tanya Dina membuka percakapan.

Bunga menggelengkan kepalanya.
"Enggak deh. Gue mau move on aja. Gue capek sama yang namanya cemburu." Jawab Bunga lalu tersenyum miris.

"Kamu nggak coba cari tau dulu tentang kebenarannya?" Tanya Dina.

"Gue kenal Imel. Imel temen gue SMP. Info dari Imel nggak mungkin salah." Jawab Bunga.

"Yang dibilang Imel belum tentu bener loh Nga. Bisa aja salah. Kenapa kamu nggak tanya langsung sama Dito?"

"Lo kenapa sih belain Dito terus?" Tanya Bunga mulai marah.

"Kamu jangan salah paham sama aku Nga, please!" Ucap Dina panik.

"Trus ngapain lo ngomong gini lagi?" Tanya Bunga marah.

"Gini.... aku pernah nanyain masalah ini ke Gavin."

"Lo cerita ke Gavin? Kok lo cerita ke Gavin sih?" Ucap Bunga kaget.

"Denger dulu ish!" Ucap Dina.

Bunga diam, tetapi tampak raut muka marah masih terlihat diwajahnya.

Be Mine (TAMAT)Where stories live. Discover now