BAB 26

1.5K 125 11
                                    

Sore readers😊

Langsung baca aja ya! Happy reading everyone!😉😘😍

Teman-teman Gavin sudah berada diteras saat Dina dan Gavin keluar dari kamarnya.

Sebenarnya Dina malas ke Curug karena ada Olla dan Imel juga yang ikut kesana. Tetapi Dina tidak bisa egois. Disini ada Gavin yang harus ia jaga perasaannya. Dina tidak ingin terlihat manja dan membuat teman-teman Gavin merasa tidak nyaman karena dirinya. Karena itu demi menghargai teman-teman Gavin yang sudah sangat baik kepadanya, Dina memaksakan diri untuk tetap ikut meskipun moodnya sudah berubah menjadi buruk semenjak melihat sosok Olla yang kini menatapnya dengan sinis.

"Kalian udah siap?" Tanya Nauval pada Gavin dan Dina.

"Udah." Jawab Dina.

Sedangkan Gavin hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Ya udah yok kita berangkat sekarang!" Ucap Nauval kemudian.

Mereka berangkat berdelapan dengan naik motor berbonceng-boncengan. Gavin dengan Dina, Sammy dengan Dito, Gandi dengan Olla dan Nauval dengan Imel.

Perjalanan dari Vila ke Curug kurang lebih 30 menit. Dan selama itu pula Dina hanya diam sampai mereka tiba diparkiran sepeda motor dan Gavin menyadari ada sesuatu yang terjadi dengan Dina.

"Langsung turun aja ya!" Ucap Nauval.

"Kalian duluan aja, nanti kita nyusul!" Ucap Gavin.

"Oke!" Sahut yang lain. Kemudian mereka meninggalkan Gavin dan Dina untuk turun duluan ke Curug.

"Lo kenapa hm?" Tanya Gavin setelah mereka berdua turun dari motornya.

"Nggak apa-apa." Jawab Dina dengan wajah cemberut.

Gavin mengerutkan alisnya.
"Lo marah sama gue?" Tanyanya.

"Enggak. Kamu kenapa sih? Aku kan udah bilang nggak apa-apa." Ucap Dina bertambah kesal.

Gavin mengusap tengkuknya karena bingung dengan mood Dina yang tiba-tiba berubah.

"Tadi nggak gini?" Tanya Gavin tidak menyerah.

Dina menatap Gavin lalu menangis.

Melihat Dina menangis, Gavin menjadi panik, lalu memeluknya.
"Lo kenapa?" Tanyanya sambil mengusap punggung Dina untuk menenangkannya.

Dina menggelengkan kepalanya, lalu mengusap air matanya.
"Maaf. Aku nggak apa-apa kok. Udah yuk kita turun aja!" Ucap Dina lalu menggandeng tangan Gavin.

Saat Dina melangkah, Gavin tidak ikut melangkah. Gavin hanya diam ditempatnya. Dina menoleh, lalu mendapati tatapan mata Gavin yang kini terlihat marah. Dan itu membuat Dina takut.
"Gavin." Panggilnya lirih.

"Kita nggak akan turun kesana kalo lo belum ceritain ada apa sebenarnya sampai membuat lo nangis!"

Dina menunduk.
"Aku nggak bisa kasih tau."

"Kenapa?"

Dina menatap Gavin dengan dengan wajah cemberut. Lalu mulai menangis lagi.

Gavin menghela nafasnya lelah.
"Ya udah kita pulang aja ke Vila!" Ucap Gavin kesal kemudian berbalik.

"Iiiih jangan gitu!" Ucap Dina menahan lengan Gavin. Gavin berhenti melangkah, tetapi ia tetap diam membelakangi Dina. Dan Dina akhirnya menyerah.
"Ya udah aku cerita."
"Gavin... lihat aku!" Pinta Dina karena Gavin masih enggan untuk berbalik menghadapnya.

Gavin berbalik dan mendapati Dina sedang menunduk sambil menggenggam pergelangan tangan kanan Gavin dengan kedua tangannya.

"Aku.... takut!" Ucap Dina kemudian mendongakkan wajahnya untuk menatap mata Gavin.

Be Mine (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang