BAB 31

1.4K 123 61
                                    

Drrrrrt drrrrrt drrrrrt!

Gavin menatap layar ponselnya, lalu menghela nafasnya.

"Nyokap lo lagi?" Tanya Dito yang berada disebelah Gavin. Mereka saat ini sedang duduk di warung makan di dekat kampus bersama dengan beberapa mahasiswa yang lain.

Mereka berdua, Gavin dan Dito kuliah di Jogjakarta dengan jurusan yang sama. Sedangkan Gandi, Sammy dan Nauval memilih tetap berkuliah di Jakarta.

"Iya, siapa lagi." Jawab Gavin.

Gavin masih menatap layar ponselnya tanpa berniat mengangkatnya.

"Nggak lo angkat?" Tanya Dito lagi.

Tak lama panggilan telepon dari Bianca pun berhenti.

"Gue bingung mau kasih alasan apalagi." Jawab Gavin.

Gavin menghela nafasnya. Mommynya meneleponnya setiap hari untuk mengingatkannya agar pulang saat liburan semester. Kali ini ia bingung dengan alasan apalagi yang harus ia buat agar ia tidak pulang ke Jakarta.

Sejauh ini, selama hampir 1 tahun Gavin berada di Jogjakarta, Gavin merasa ia sudah menemukan ketenangan disini. Ditambah keberadaan Dito yang selalu mendukungnya, membuatnya mampu melewati masa-masa terpuruknya setelah kepergian Dina.

"Kenapa? Bukannya lo baik-baik aja ya sekarang? Atau lo masih belum bisa lupain Dina? Sudah 2 tahun Vin. Kenapa nggak lo coba buka hati lagi buat cewek lain? Misalnya si Sienna? Dia suka sama lo udah lama. Anaknya baik dan nggak neko-neko. Saran gue, coba lo ajak dia jalan! Siapa tau lo cocok sama dia." Ucap Dito.

Gavin terdiam. Ia tampak memikirkan saran Dito.

Sienna, teman sekelasnya. Sienna adalah gadis pintar dan periang. Karakternya hampir mirip dengan Dina. Bedanya, Dina adalah gadis polos tapi pemberani. Gavin tersenyum teringat saat dulu Dina begitu gigih mengejarnya. Dina yang dengan berani melawan Olla saat Olla mengintimidasinya. Dina yang...., Gavin dengan cepat menggeleng-gelengkan kepalanya. Gavin menyadari, Dina dan Sienna sangat berbeda. Tak ada kemiripan satu pun diantara mereka.
"Sienna? Mungkin gue harus mencobanya. Membuka hati lagi dan memulai dari awal." Ucap Gavin dari dalam hati.

Lamunan Gavin terhenti saat Dito menyikut lengannya.
"Hm?" Tanyanya.

"Tuh Sienna kesini." Ucap Dito.

Tak lama suara Sienna terdengar saat memanggil nama mereka.
"Vin, Dit!"

Gavin menoleh dan mendapati Sienna sedang tersenyum lebar padanya.
"Mungkin emang ini udah saatnya untuk gue membuka lembaran baru."

Gavin menghela nafasnya lalu membalas senyuman Sienna.

-----

Gavin sampai di apartemennya sudah cukup malam. Setelah masuk keapartemennya, Gavin menghempaskan pantatnya di sofa ruang tamunya.

Baru akan membaringkan tubuhnya disofa, bunyi suara ponsel membuatnya membatalkan niatnya.

"Ya mom?" Jawab Gavin malas dengan bersandar di sandaran sofa.

"Vin, kenapa tadi nggak angkat telepon dari mommy? mommy kan kangen banget sama kamu!"

"Mom, jangan mulai deh! Tiap hari mommy kan telpon Gavin."

"Habisnya liburan semester 1 kemarin kamu nggak pulang. Bulan depan libur semester 2, kamu pulang kan?"

"Gavin belum bisa pulang mom."

"Ck, kali ini apalagi alasan kamu?"

"Gavin mau ambil SP biar cepet selesai kuliahnya."

"Kamu kan setiap Sabtu dan Minggu libur kuliah. Sebenernya kamu bisa pulang di setiap hari itu nggak usah nunggu liburan semester juga!"

Be Mine (TAMAT)Where stories live. Discover now