BAB 36

1.4K 146 61
                                    

"Dimas lepas!"

Dina menyentak kasar tangannya sampai terlepas saat Dimas memaksanya untuk masuk kedalam mobilnya.

"Masuk dulu Din, gue mau ajak lo kesuatu tempat! Kita bicara disana!" Ucap Dimas masih berusaha menyuruh Dina masuk kedalam mobilnya.

"Enggak! Kita bicara disini aja!" Jawab Dina kekeh. Dina sebenernya takut kalau-kalau Dimas nekat dan membawanya kabur.

"Oke!" Ucap Dimas terpaksa setuju karena tidak ingin memancing keributan dan membuat teman-temannya tau dengan kondisi hubungannya dan Dina yang sebenarnya.
"Kenapa lo pindah kost?"
"Kenapa lo nggak ngasih tau gue dulu?" Tanya Dimas marah.

"Dim! Inget kamu itu bukan siapa-siapa aku! Jadi nggak semua yang aku lakuin itu kamu harus tau dan ijin dulu sama kamu!" Ucap Dina marah.

Melihat Dina marah, Dimas akhirnya mengalah.
"Oke-oke, sorry!"
"Tapi kenapa lo bisa kost ditempat pacarnya Dito?" Tanya Dimas penasaran.

"Bunga temen deket aku saat di Jakarta dulu. Karena itu, pas tau dia juga di Jogja, aku milih pindah kost di deket dia."

Dimas mengernyitkan dahinya bingung.
"Kalau pacarnya Dito temen deketnya Dina, brarti nggak mungkin dong cowok yang disukai Dina selama ini adalah Dito? Berarti dugaan gue selama ini tuh bener. Cowok itu adalah Gavin! Ah brengsek!" Batin Dimas marah.

Dimas menghirup nafasnya dalam-dalam untuk mengontrol emosinya. Disaat itulah Dimas melihat Gavin sedang berdiri disamping Bunga dan sedang mengawasi dirinya dan Dina. Lalu Dimas tersenyum miring saat ada ide yang terlintas dibenaknya.
"Pas banget!" Batinnya.

GREP! Dimas tiba-tiba memeluk Dina.

Dina terkejut, lalu berusaha melepas pelukan Dimas.

"Eh..eh... Dimas apa-apaan sih kamu? Lepasin nggak?" Ucap Dina tetapi tidak diindahkan oleh Dimas.
"DIMAS!" Bentaknya kemudian.

Setelah melihat Gavin pergi, barulah Dimas melepaskan pelukannya.

"Sorry Din! Gue cuma khawatir sama elo. Lain kali kalo ada apa-apa lo bilang dulu ke gue Din! Jangan main ngilang gitu aja! Lo kan tau sendiri nyokap lo nitipin elo ke gue. Dan hanya gue yang dipercaya nyokap lo buat jagain elo selama disini. Kalo pas nyokap elo telp gue nanyain elo trus gue nggak tau kan nanti gue yang nggak enak sama nyokap lo." Ucap Dimas. Dimas sengaja menyinggung soal mamanya Dina agar Dina takut dan mau menurut padanya.

"Aku nggak suka ya kamu main peluk-peluk aja kayak tadi!" Ucap Dina marah.
"Dan kamu nggak perlu khawatir lagi sama aku, Dim! Mama aku udah tau kalau aku tinggal sama Bunga. Mama aku juga jauh lebih tenang pas tau kalau ada Bunga di deket aku. Mama aku udah aku kasih tau juga nomernya Bunga. Kadi kamu bisa tenang sekarang karena mama aku nggak akan nanya-nanyain kamu lagi tentang aku!" Ucap Dina.

"Kok lo gitu sih Din? Lo kok nggak bisa banget ngertiin perasaan gue?" Ucap Dimas kembali marah.

"Din!" Panggil Bunga.

Dina menoleh lalu merasa lega saat Bunga sudah berada didekatnya.

"Denger ya Dim! Kamu tolong dengerin ucapan aku baik-baik! Aku cuma anggap kamu sebagai teman. Aku nggak punya perasaan apa-apa sama kamu. Jadi kalau kamu kayak gini terus, sorry Dim, aku nggak bisa! Aku risih! Mending kita nggak usah kenal aja deh!" Ucap Dina kemudian.

Dimas marah mendengar ucapan Dina. Dimas juga kesal, mengapa tadi dia tidak memaksa Dina saja sampai mau masuk kedalam mobilnya dan  membawa Dina pergi dari sini. Jika saat itu hanya ada dirinya dan Dina, Dimas yakin bisa membuat Dina luluh dan akhirmya mau menerima perasaannya.

Be Mine (TAMAT)Where stories live. Discover now