Chapter 38 : Kau sangat nikmat

196K 12.7K 2.1K
                                    

Di dalam tidurnya, Rhea menyadari bahwa Javier masih memperhatikannya. Rhea terus memejamkan matanya, mendengarkan detak jantungnya yang memompa kuat. Detik terus berlalu. Rasanya begitu cepat. Besok ia akan pergi untuk menemui kehidupan baru.

Tapi kenapa hatinya berkata lain? Kenapa ia tak merasa bersemangat untuk menyambut hari esok?

Jam terus berlalu. Dan Rhea tak ingin malam ini berakhir. Pria bajingan ini memiliki sesuatu dalam dirinya yang membuat Rhea tak ingin berpisah. Kebencian yang dulu berubah begitu cepat. Padahal jika diingat-ingat, Javier sudah melakukan hal yang begitu buruk dalam hidupnya. Mungkin lebih buruk dari Alaric yang hanya meninggalkannya.

Tapi kenapa bajingan ini malah membuat Rhea menjadi manusia lemah?

Rhea tak percaya dirinya sudah jatuh cinta. Dunianya terasa jungkir balik. Besok ia dan pria bajingannya benar-benar akan berpisah.

Pertahanannya runtuh.

Rhea membuka matanya perlahan-lahan dan melihat Javier terpejam, tidur dengan lelap. Jam sudah menunjukkan pukul empat pagi.

Dengan ragu Rhea mencoba menyentuh rahang Javier, pada bulu-bulu halu di rahangnya. Jantungnya berdegup kencang dan air matanya kembali menetes. Dalam dua jam malam ini akan berakhir. Tapi Rhea harus melakukannya. Ia harus pergi dari segala hal yang membuatnya hancur.

Rhea bangun dengan pelan agar tak menimbulkan suara. Ia tak ingin membangunkan Javier. Ia tak ingin berubah pikiran jika melihat bola mata sebiru lautan milik pria itu. Rhea pun membereskan semua keperluannya, lalu memakai jaketnya. Ia berdiri menatap Javier. Dadanya kembali sesak.

Dan hatinya pun membawanya mendekat, duduk di tepi ranjang sambil mendekatkan wajah pada Javier. Rhea mengecup pipi Javier sambil menahan rasa sakit di relung hatinya.

"I love you, Daddy cheetah." Bisiknya pelan.

Kemudian Rhea bangun sambil mengusap air matanya. Menatap sosok itu untuk terakhir kalinya.

"Goodbye, Javier..."

Dan ia pun mendorong kopernya keluar dari kamar itu dengan wajah penuh air mata. Astaga kenapa airmatanya tak bisa berhenti! Rhea memasuki lift lalu berjongkok, menangis tersedu-sedu. Kenapa harus dia? Kenapa harus kembaran Jasmine? Kenapa harus wanita itu terus yang berputar di roda kehidupan Rhea?

Rhea yakin hubungannya dengan Javier tak akan menemui titik bahagia jika masih ada hubungannya dengan Jasmine. Yang lebih parahnya Javier adalah kembarannya. Kenyataan itu membuat Rhea memilih untuk menutup hatinya pada Javier. Tapi kenapa malah tidak bisa? Kenapa dia malah semakin menginginkan Javier?

"Are you okay, dear?"

Seorang wanita paruh baya menatap Rhea dengan khawatir. Oh Rhea sampai tak sadar lift sudah berhenti dan ada orang lain yang memperhatikannya sesenggukan.

"Ya, aku baik-baik saja." Rhea mengusap air matanya sambil berdiri lalu menyeret kopernya keluar dari lift.

Sesampai di luar, Rhea mendongak ke atas sambil tersenyum.

Selamat tinggal, Javier.

Rhea pun melangkahkan kakinya ke dalam taxi sambil menatap nanar keluar jendela.

Goodbye New York.

Semuanya akan baik-baik saja setelah ini.

Apakah begitu?

Kenapa rasanya seperti sebuah kebohongan? Semakin ia menjauh dari hotel dimana Javier berada, hatinya semakin tak tenang. Semakin berkecamuk dan semakin tak karuan. Kekosongan terus melanda lebih parah.

LAS VEGASTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon