Chapter 41 : Berbahagialah, sayang

145K 11.1K 2.4K
                                    

New York, USA

Alaric duduk melamun di kursi kebesarannya. Tangannya mengetuk-ngetuk meja sambil menatap kosong pada layar komputer. Di lantai sudah terlihat banyak botol kosong pertanda bahwa pria itu selama ini hanya mabuk-mabukan.

Tak lama dari itu, Jasmine pun masuk ke dalam ruang kerja Alaric. Sial. Alaric lupa mengunci pintu hari ini.

"Acara 100 tahun Madeline Corp minggu depan bukan? Apa kau sudah menyiapkan pakaian yang akan kau pakai?"

Alaric tak menjawab.

"Aku akan pergi berbelanja. Apa kau akan ikut? Kau butuh jas baru sepertinya. Dan aku butuh kau untuk memilihkan gaun terbaik. Javier akan mengenalkan kekasihnya, bukankah aku harus tampil secantik mungkin?"

Mata Alaric menatap Jasmine kini. Wanita itu pun duduk di sudut meja Alaric sambil menggenggam tangan pria itu. Tapi pikiran Alaric melalang buana.

Kekasih Javier? Rhea?

Alaric tak dapat membiarkan ini terjadi. Ataukah harusnya dia menyerah saja? Rhea begitu membencinya dan dia juga sudah menghancurkan hati Rhea dengan parah. Tapi mampukah ia hidup jika Rhea tak menjadi miliknya? Mampukah ia menikmati hidup jika Rhea benar-benar tak dapat ia gapai lagi?

Tubuh Alaric mendadak lemas. Ia lelah. Sangat lelah dengan semuanya.

"Aku benar-benar penasaran siapa kekasih Javier." Jasmine terkekeh."Hei ayolah, Javier tak pernah memiliki kekasih. Apa ini hanya akal-akalannya saja?"

"Dia benar-benar memiliki kekasih?"

"Tak dapat dipercaya bukan? Aku sangat penasaran. Mungkin saja hanya wanita bayaran."

Apa benar-benar Rhea?

Alaric melepaskan tangannya dari Jasmine lalu bangun dari kursinya, berdiri menghadap ke kaca pada hamparan kota New York. Hatinya berkecamuk kini. Dia tak dapat membendung rasa sesak. Apakah Rhea benar-benar sudah tak memiliki perasaan apapun padanya?

Dan Javier... bisakah dia membahagiakan Rhea?

Jika memang Javier dapat membahagiakan Rhea, maka Alaric akan mengikhlaskannya. Setidaknya inilah yang bisa ia lakukan untuk cintanya. Walaupun separuh hatinya tak dapat menerima itu.

Ia tak dapat membayangkan akan seperti apa hidupnya setelah ini. Tapi kebahagiaan Rhea lah yang menjadi prioritas bukan?

Mungkin sudah saatnya menyerah.

Rhea memang tak pantas mendapatkan seorang pendosa seperti dirinya. Dia harus bertemu Rhea sekarang. Dia ingin bertanya langsung dan memastikan semuanya.

"Aku benar-benar harus tampil cantik di pesta itu. Please ikutlah bersamaku untuk memilih gaun."

"Aku harus ke rumah Freya."

"Apa? Untuk apa?"

"Untuk membicarakan sesuatu." Alaric melepaskan tangan Jasmine dari pinggangnya lalu mengambil ponselnya dari atas meja.

"Bukannya Freya sudah melarangmu menginjakkan kaki di rumahnya?"

Alaric mengambil jas nya lalu memakainya tanpa menjawab pertanyaan Jasmine.

"Kapan kau mau menganggapku ada, Alaric? Aku sedang bicara padamu."

"Aku selalu menganggapmu ada. Tapi yang tidak ada itu adalah cinta. Aku tak bisa. Berapa kali aku harus mengatakannya? Sampai kiamat pun aku tak bisa mencintaimu seperti yang kau inginkan."

Jasmine tersenyum miring."Terserah. Aku tak akan memintamu mencintaiku lagi. Tapi sekarang, ikutlah bersamaku memilih gaun. Kau bisa melakukannya kan? Bukan perkara sulit. Kau hanya duduk dan memilih. Seperti dulu, saat kita masih berteman."

LAS VEGASWhere stories live. Discover now