Chapter 11 : Masih perawan

251K 13.6K 1.6K
                                    

Kedua tangan pria itu terkepal di dalam saku celananya. Lewat kacamata hitamnya, dia menatap tajam pada tumpukan debu hitam dan tulang tengkorak di sudut gudang. Kemudian ia menjatuhkan rokok yang tengah di hisapnya ke lantai, menginjaknya keras.

"Seluruh cctv mati saat itu, Sir. Kita kesulitan melacak pelakunya. Sepertinya dilakukan oleh orang yang punya power."

"Hmmm." Gumam Alaric tenang. Di dalam kepalanya, api berkobar cukup parah.

Siapa keparat yang sudah berani bermain dengan The Patlers? Dia pasti tau dengan siapa dia sedang mencari masalah. Ck. Permainan yang sangat halus.

Alaric pun berbalik lalu keluar dari gudang itu.

Di dalam mobil, dia menghantam sebuah tinju ke kaca dan mengumpat berulang lagi di dalam hatinya. Lagi-lagi dia kehilangan gadisnya oleh keparat yang tampaknya punya dendam mendalam.

Bukan hal baru jika orang-orang berani mencari gara-gara dengan The Patlers. Hei ayolah dengan bisnis yang cukup besar dan kekayaan yang melimpah ruah, musuh yang mereka miliki pun tak secuil.

Karena alasan itu pula hubungan percintaan Alaric selalu ditutup dengan rapat. Yah meskipun hanya satu yang dia tutup dengan sangat rapat yaitu...

Hubungannya dengan Rhea O'Brian.

Gadis itu adalah kelemahannya.

Bagai sebuah berlian yang dia jaga dengan sangat baik. Dan hilangnya Rhea terjadi semenjak bedebah sialan yang berani mengungkap hubungan mereka. Alaric tau Rhea terpukul dengan pernikahan dan rumor sampah tentang dirinya yang dituduh memiliki affair.

Sampai saat ini Alaric masih terus mencari bajingan yang sudah menyebarkan rumor itu. Dia benar-benar harus habis di tangannya. Dan satu hal yang dia tau bahwa pelakunya pasti seseorang yang sangat mengenalnya.

Sialan.

Alaric memejamkan matanya, merasa bersalah yang cukup mendalam dengan rasa sakit dan amarah menjadi-jadi di hatinya. Dia sadar dia sudah bermain api di belakang Rhea dengan menjadi brengsek yang mudah tergoda oleh para wanita.

Dia tak bisa berhenti dari kebrengsekannya.

Dia sadar dia bajingan.

Sayangnya, dia menyadari semua itu ketika orang yang dia cintai sudah pergi. Oh tuhan, inikah karma untuk seorang Alaric Patlers?

Oh maki saja dia sepuasnya!



***


"Kau sudah pulang?" Sambut Jasmine saat melihat Alaric memasuki kamar sambil melepaskan kancing kemejanya dengan wajah kusut.

"Yang kau lihat?"

Pria itu melempar kemejanya ke lantai lalu menarik handuk dan masuk ke dalam kamar mandi.

"Mau mandi bersama?" Jasmine segera mengekor suaminya."Mandi dengan air hangat dapat merileks kan ototmu. Aku akan menyiapkannya."

"Tak perlu."

Alaric langsung menghidupkan shower kemudian berdiri di bawah guyuran air dalam keadaan telanjang. Membiarkan setiap tetesan air memukul kepalanya. Pria itu menopang tubuhnya dengan tangan di dinding, dan dahi menempel pula di dinding. Matanya lagi-lagi terpejam.

Namun di belakangnya, menyusup dua tangan lain, memeluk pinggang lalu membelai dada bidangnya dengan sensual. Tangan itu kini perlahan-lahan bergerak ke bawah.

LAS VEGASحيث تعيش القصص. اكتشف الآن