Chapter 26 : Pillow talk

160K 11.1K 2K
                                    

"Aku bisa jalan sendiri, Javier." Kata Rhea lemas sepulang dari rumah sakit. Dokter mengatakan Rhea hanya kelelahan dan disarankan untuk istirahat yang cukup.

"Nanti pingsan lagi." Javier berjongkok untuk melepaskan heels yang dipakai Rhea lalu ia segera menggendong gadis liar itu kembali.

Reflek Rhea mengalungkan tangannya di leher Javier. Namun ia tak melihat wajah Javier. Tatapannya sedikit nanar. Semuanya kembali berputar di dalam kepalanya. Hatinya masih tak karuan saat ini. Dia tak mampu menjelaskannya.

Luka yang belum sepenuhnya hilang itu kini terbuka kembali.

Sedangkan Javier terus memperhatikan wajah Rhea ketika mereka memasuki lift. Javier terluka. Dia mengakui itu. Tadi Javier mendengarkan semua yang Alaric dan Rhea bicarakan. Dan rasa bersalah hinggap dalam dirinya. Bahwa ia telah menganggap Rhea jalang dan memperlakukannya dengan buruk dihari pertama mereka bertemu. Bahkan ia mengatai Rhea pelacur dengan kejam dan melemparkannya ke kolam.

Keparat. Dia memang keparat.

Bisa-bisanya dia memperlakukan Rhea seperti itu? Tapi siapa yang menyangka dirinya akan jatuh cinta pada gadis ini? Bahkan sangat amat jatuh cinta hingga Javier merasa dunianya sekarang ada di telapak kaki Rhea.

Dia benci perasaan itu.

Tapi ia juga tak ingin menghilangkannya.

"Apakah kau masih mencintainya?" Javier tak mampu memendam kegundahannya.

Dan Rhea tak mampu menjawab.

"Jawab aku, Rhea. Apa kau masih mencintainya?"

"Bisakah kita tak membicarakan ini. Aku ingin melupakan semuanya."

"Dia masih mencintaimu."

"Dia sudah punya istri. Tak seharusnya dia mencintaiku lagi."

"Jika dia bercerai, apa kau akan kembali padanya?"

"Javier, tolong jangan bahas ini."

"Kau akan kembali padanya bukan?"

"Hari dimana kau menculikku, aku sedang melarikan diri darinya. Aku ingin memulai hidup baru. Jadi aku tak akan pernah kembali padanya saat aku sudah memutuskan untuk pergi. Aku bukan seseorang yang asal mengambil keputusan. Dan satu lagi, masa lalu ku tak ada hubungannya denganmu. Jadi kuharap kau tak perlu tau apapun tentang itu."

Javier mengertakkan giginya. Keparat. Dia tak rela jika Rhea masih memiliki perasaan pada Alaric.

"Omong-omong terimakasih." Rhea berkata pelan.

"Untuk apa?"

"Aku tak tau. Hanya ingin berterimakasih."

Rhea tak ingin mengatakan bahwa dia sangat senang Javier muncul ketika dirinya berada dalam jeratan Alaric. Yah dia sendiri tak ingin mengakui perasaan aneh itu. Dia harus kuat pada tekadnya untuk tak menyakiti dirinya dengan melompat ke dalam api.

"Karena sudah datang tepat waktu?"

"Mungkin. Tapi aku belum lupa bahwa kau tak jauh berbeda dari dia. Aku begitu bodoh untuk mengucapkan terimakasih."

"Jangan asal bicara, Rhea. Aku jauh berbeda dari keparat itu. Atau keparat manapun yang ada di dunia ini."

"Kau keparat limited edition?" Rhea mencoba mencairkan suasana.

Javier menunduk sedikit hingga ia dapat melihat bola mata Rhea dan ekspresi menahan tawa yang ada di wajah cantik itu. Oh shit. Dia bersumpah tak akan melepaskan gadis ini bahkan satu detikpun.

LAS VEGASWhere stories live. Discover now