Chapter 12 : Misi menjebol Rhea

301K 14.4K 1.8K
                                    

Pagi itu tepat saat Javier keluar dari kamarnya, Rhea berdiri di depan pintu kamar, dengan celana pendek se pangkal paha dan kaos berwarna putih. Rambut coklatnya tergerai indah. Membuat Javier terpaku sejenak. Padahal gadis itu hanya berdiri mematung.

"Apa aku boleh melihat cctv di kamarmu?"

Javier nyaris tersedak airnya sebelum tertawa keras. Setelah selesai dengan tawanya, pria itu menatap Rhea dengan senyum licik.

"Kenapa ingin melihat cctv?"

"Aku tidak mempercayaimu."

"Tentang?"

Rhea tampak sedang menelan ludahnya."Aku tidak percaya semalam... semalam... kau..."

"Memperkosamu?"

Rhea tak menyahut, hanya menatap bola mata Javier lama, menunggu jawaban.

"Kau tau hm?" Desis Javier di telinga Rhea dengan nada sensual."Aku tak suka bercinta dengan mayat."

"Tapi kau itu brengsek."

Javier menyunggingkan senyum menawan."Aku tak akan memberi kepuasan pada wanita yang berada dalam ketidaksadaran, Rhea."

Bulu kuduk Rhea meremang saat deru napas Javier membelai lehernya.

"T-Tetap saja aku ingin melihat cctv... boleh?"

"Tidak ada cctv di kamarku, baby."

"Jadi kau memang sengaja membawaku ke kamarmu agar kau bisa memperkosaku?"

"Sesungguhnya," desis Javier lagi."Rumah ini tak memiliki cctv karena aku akan menggunakan setiap sudutnya untuk bercinta denganmu."

Dengan takut Rhea bergegas masuk ke kamarnya tapi tangannya segera di tarik oleh Javier hingga tubuh mungil itu kini berada dalam dekapannya, menempel pada dada yang tak dilapisi sehelai benangpun.

"Apa yang kau takutkan, hm? Keperawananmu hilang? Ingin kau berikan untuk siapa memangnya? Pada akhirnya aku juga yang akan mengambilnya."

"Kau meracau, Ramsay."

"Ramsay? Call me Ramsay again." Javier mendekatkan bibirnya pada bibir Rhea, membuat gadis itu terus bergerak menjauhi wajahnya.

"J-Javier... maksudku... Javier..."

Rhea berusaha mendorong Javier namun selalu gagal. Dasar sial. Mana pandangan pria itu sangat mengintimidasi pula!

"Jika kau ingin membuktikannya, ayo kita lakukan sekarang. Jika saat penisku masuk ke dalam vaginamu dan milikmu mengeluarkan darah, artinya kau masih perawan, kalau tidak, artinya semalam aku sudah mengambilnya."

"Sama saja!"

Javier terkekeh lucu. Shit gadis ini kenapa sangat menggemaskan di matanya?

"Ayo kita sarapan dulu. Selagi aku berbaik hati dan dan tak memberikanmu makanan sisa."

Javier melepaskan jeratannya dari Rhea lalu berjalan gontai ke meja makan. Suasana hatinya sangat indah setiap kali dia berhasil mengganggu Rhea. Gadis itu terlalu lugu dan polos. Sial.

"Rhea, come here, baby."

Rhea masih tak percaya bahwa Javier tak melakukan apapun semalam. Kalau tidak, kenapa ada bercak darah? Pria cabul sepertinya pasti tak akan membuang waktu bukan?

Entahlah!

"Kuhitung sampai tiga. Satu... dua..."

Dengan sebuah hentakan kaki, gadis itu pun berjalan ke meja makan. Lagi-lagi Javier tersenyum tipis menatap tubuh gadisnya.

LAS VEGASWhere stories live. Discover now