Penjelasan

5.5K 552 4
                                    

Pikiran Hanin sedang tidak karuan sekarang. Nyatanya setelah perdebatan dia dengan Adit soal kabar mengabari, ternyata tidak membuat hatinya tergerak untuk menghubungi Hanin walau hanya sekedar basa-basi saja.

"Mau dia apa sih sebenarnya?. Katanya serius, tapi gak mau ngehubungi duluan. Gak berperasaan sama sekali." Mulut Hanin sedari tadi menggerutu tak jelas.

"Kenapa muka ibu kusut begitu sih?"

"Astagfirullah" Hanin mengelus dada akan kedatangan Manda yang tiba-tiba. Manda terkekeh geli melihat wajah kaget guru matematikanya itu.

"Makanya bu jangan ngelamun sendirian, ntar kesurupan baru tau." Manda ikut duduk lesehan disamping Hanin.

"Kamu ngapain masuk kesini? mau solat?" tanya Hanin tanpa menoleh sedikitpun pada Manda.

"Aku itu Kristen kalau ibu lupa" dengus Manda tak suka.

"Mana tau kamu udah Muallaf hihihi" Hanin tertawa sendiri menyadari pertanyaan konyolnya.

"Emang kalau masuk musholla itu musti harus solat gitu bu?"

"Yah gak gitu juga sih". Hanin menggaruk tengkuknya karena sedikit malu.

"Nih dimakan bu" Manda memberikan sebungkus basreng kepangkuan Hanin.

"Apaan nih?" Hanin mengerutkan dahi mendapati sebungkus makanan dipangkuannya.

"Yah makanan lah bu masa sambal blacan dikeringin". Kali ini tawa Hanin benar-benar lepas.

"Yakin kamu?, ini gak ada racunnya kan Manda?"

"Gak!. Tapi campuran babi nya ada"

Uhukk uhukk

Hanin tersedak basreng yang barusan ia telan. Manda memberikan botol minuman yang ia bawa sedari tadi. Setelah dirasa kerongkongannya sudah bersih dari makanan barulah Hanin bicara lagi.

"Gila kamu Manda!. Dosa apa saya sampe dikasih makanan begini?" Hanin cepat-cepat memberikan bungkusan yang ia buka tadi kembali pada Manda.

"Aihhhh malah udah ketelan lagi. Gara-gara kamu sih Manda!" Hanin mencubit perut Manda hingga  siempunya mengaduh.

"Hahahahahaha muka ibu kocak banget" dia ketawa keras hingga memegangi perutnya.

"Anak durhaka kamu ketawain orang tua!"

"Habis ibu lucu sih. Nih Manda kembaliin lagi basrengnya" Manda memberikan kembali basreng tersebut kepangkuan Hanin, namun dengan secepat kilat Hanin menolaknya.

"Ogahhh. Ibu masih waras, jadi gak bakalan makan babi."

"Aelah sensi amat sih bu. Ini HALAL ibuku sayang. Noh ada bacaannya ini." Manda menunjuk logo halal didalam kemasan basreng.

Mata Hanin melotot tidak percaya. Tangannya kembali memutar perut Manda dengan jarinya dan tak memperdulikan ringisan orang yang ia cubit.

"Adudududuhhh bu sakit. Ampun bu"

"Makanya jangan suka ngusilin orang tua kamu!" Hanin kembali memakan basreng rasa balado itu dengan rakus.

Ia tadi kesal, kini kekesalannya bertambah gara-gara murid sengklek disampingnya ini.

"Ngapain kamu cengengesan begitu?" Hanin melotot tajam pada Manda.

"Habis ibu lucu. Coba aja kita seumuran bu, pasti Manda bakal macarin ibu deh" dia tersenyum nakal dihadapan Hanin.

"Dasar anak kurang ajar! mau saya cubit lagi kamu?"

"Engak bu enggak" Manda menggeser badannya menjauh dari jangkauan Hanin. Dia tidak mau perutnya jadi sasaran lagi.

PARIBAN (End)Where stories live. Discover now