Kirana Hanindya

14.4K 1K 27
                                    

KIRANA POV

Pagi ini aku mengajar diruang kelas XII IPA1. Jujur saja aku deg degan banget, wajarlah ini hari pertama aku mengajar. Mendekati ruangan kelas tersebut aku mengatur napas agar gak kelihatan panik.

"Selamat pagi anak - anak". Kelas yang tadinya ribut kembali hening, namun itu hanya sebentar saja, setelah beberapa detik mereka kembali berbisik - bisik.

"Tolong perhatiannya!" Aku memukul papan tulis dengan spidol. "Perkenalkan saya Kirana Hanindya. Disini saya akan menggantikan pak Hasan Basri sebagai guru Matematika kalian. Untuk itu mohon kerja samanya".

Mulut mereka kembali terbuka dan mulai berbisik - bisik satu sama lain.

"Tolong suaranya dikecilkan!. Kalau ada yang mau kalian ketahui tanyakan kepada saya langsung jangan berbisik kesana kemari" aku kembali memukul papan tulis dengan menggunakan spidol agar perhatian mereka tefokus kepadaku.

"Udah nikah buk?" Nah ini pertanyaan dari anak laki - laki yang duduk dibangku paling pojok, dia salah satu murid yang  sedari tadi suaranya paling besar.

"Tinggalnya dimana buk?"

"Umurnya berapa buk?"

"Skin carenya apa ibu?"

"Buk bajunya beli dimana?"

"Sebelumnya kuliah dimana buk?"

Kepalaku mendadak berdenyut mendapat pertanyaan bertubi - tubi dari mereka, tak ada yang mau mengalah sedari tadi. Mereka semua sekaligus bertanya, aku memijit pelipis lalu kembali mengambil fokus mereka dengan memukulkan spidol kepapan tulis.

"Oke stop! biar saya jawab pertanyaan kalian satu - satu" akhirnya kelas kembi hening, kupandangi wajah mereka satu - satu, lalu kemudian memberikan senyuman yah walaupun sebenarnya cukup terpaksa.

"Saya dulu kuliah di Amerika, dan kebetulan baru lulus dua bulan yang lalu" dan yaahh mereka kembali membuka suara. Dengan mengucapkan istighfar dalam hati, aku mengangkat tangan tanda agar mereka diam kembali.

"Saya selama ini tinggal di Jakarta, dan baru kemarin sampai di Medan. Kalau masalah alamat tinggal saya sekarang, tak perlu saya kasih tau, itu sebuah privasi" jawabku dengan tersenyum. Terdengar helaan kecewa dari mereka.

"Tapi tenang saja, saya itu asli orang sini. Kebetulan saya juga lahir di Medan hingga berusia 5 tahun dan kemudian keluarga kami pindah ke Jakarta".

"Udah nikah belum ibu?"

"Alhamdulillah..." aku menggantung ucapanku dan sontak saja mereka terdengar kecewa. Aku tertawa dalam hati melihat ekspresi mereka. "Alhamdulillah saat ini saya belum menikah"

Yeee si ibu kirain tadi udah

Ibunya suka bercanda ih

Wesss ada kesempatan nih

Tarikkkk sissstt....

Masih banyak lagi celotehan mereka yang lain.

Begitulah untuk pembuka pelajaranku pagi ini dikelas XII IPA, kami hanya membahas sedikit pelajaran, selebihnya untuk perkenalan. Gapapa untuk hari aku biarkan, tapi untuk besok - besoknya tidak akan lagi.

Di jam istirahat aku duduk dikursiku yang sudah disediakan oleh pihak sekolah. Karena ini masih jam sepuluh dan pertku juga belum lapar, aku memutuskan untuk memahami bab yang akan aku ajarkan dikelas setelah istirahat nanti.

"Gak ikut kekantin bu?" Tanya seorang guru laki - laki yang duduk disebelah ku.

"Nanti aja pak di jam istirahat ke dua" aku menatap kearahnya lalu tersenyum. Dari yang aku liat sepertinya dia masih muda, dan menurutku dia lumayaan manis?. Ah bodohlah.

PARIBAN (End)Where stories live. Discover now