Pulang Kampung

35.7K 1.4K 48
                                    

Ayah mohon sayang ini hanya untuk sementara, ayah janji setelah guru yang biasanya sudah menyelesaikan studinya kamu boleh kembali kesini. Terserah nantinya kamu mau mengambil S2 atau mau kerja dimana ayah gak bakalan ngelarang. Tolong yah.

Hanin menghembuskan nafas kasar disela - sela duduknya disalah satu kursi di bandara. Ia sedang menunggu sepupunya untuk menjemput dan mengantarkannya kerumah yang akan ia tempati selama dua tahun kedepan. Bayangkan saja ia baru sampe Indonesia itu seminggu yang lalu, dan tiba - tiba disuruh kekota asalnya untuk menjadi guru.

Hanin jelas menolak permintaan sang ayah,tapi akhirnya ia pasrah juga lantaran tak tahan melihat wajah memelas yang ditunjukkan sang ayah padanya.

Setelah menunggu hampir 20 menitan, sang sepupu yang ditunggu akhirnya datang juga.

"Lama bangat sih lo, pantat gue udah panas tau dari tadi duduk mulu" mulutnya langsung nyerocos saat Fahmi muncul dihadapannya.

"Weee santai dong, aku bukannya ngulur waktu Nin, cuman kau taulah aku ada jam kuliah tadi pagi" jawab Fahmi tak terima.

"Dahlah buruan bantuin gue bawak barang, udah capek pengen istirahat" Hanin bangkit dari duduknya lalu menyeret satu kopernya.

"Heh Hanin, disini tuh Medan jadi gak usah bawak -bawak bahasa lo gue disini, gak bakalan laku tau" Hanin gak memperdulikan ocehan Fahmi padanya.

"Nin... Hanin,tungguin napa elahh" Fahmi mengejar langkah panjang Hanin yang meninggalkannya dibelakang. "Hehh gak usah sok sok an ngambek kau Nin, kubuang koper kau ini nanti baru tau" Hanin yang mendengar itu langsung menghentikan langkahnya.

"Yaudah buruan, aku tuh pengen istitahat Mi"

"Sabar kenapa sih, lagian kita ini juga mau pulang ko".

Didalam mobil Hanin curhat panjang kali lebar sama saudara sepupunya tersebut, Fahmi sesekali tertawa mendengar celutukan Hanin.

"Padahal yah, gue tuh masih pengen manja-manjaan sama mamah,pengen istirahat, eh ayah malah nyuruh seenaknya saja. Dia gak kangen apa sama putri semata wayangnya ini, padahal udah setahun gak jumpa".

"Hahahaha namanya juga kepepet Nin, kan kau tau sekolah disini itu sekolah pavorit, jadi kalau dibiarkan mata pajaran itu kosong lama, bakalan diprotes sama orang tua murid"

"Yah kenapa musti aku coba?" Hanin tetap tak terima penjelasan dari Fahmi.

"Yah karena cuman kamu yang kebetulan menguasai bidang itu. Lagian terima ajalah, itung - itung nyari pengalaman".

Hanin kembali diam dan lebih memilih memejamkan matanya sambil mengistirahatkan badannya didalam mobil Fahmi.

"Kita langsung ke kontrakan kau, apa kerumahku dulu?"

"Ke kontrakan aku aja lah, mau langsung tidur soalnya" jawab Hanin tanpa membuka matanya sedikitpun.

"Yah padahal tadi mama mesannya kamu kerumah dulu, baru kekontrakan"

"Besok - besok ajalah baru aku main kerumah. Aku mau istirahat dulu biar besok gak terlalu capek ke sekolah" Fahmi hanya menganggukan kepala mendengar penuturan sepupunya itu. "Besok pagi antarin aku yah, aku kayaknya udah lupa jalan kesekolah deh".

"Beres, besok pagi bakalan aku anterin kalau perlu pulangnya aku jemput lagi"

"Mmmm" Hanin hanya bergumam.

Setelah perjalan yang memakan waktu hampir satu jam, keduanya sudah sampai dikontrakan yang akan ditinggali Hanin nantinya. Kontrakan yang sangat biasa, jauh dari kata mewah namun Hanin biasa saja menanggapinya.

PARIBAN (End)Where stories live. Discover now