Dia Kembali

4.7K 369 4
                                    

Malam ini sama kayak malam-malam biasanya. Aku selalu mendekam di Boutiqe sehabis jam kuliah. Baik untuk mengerjakan tugas ataupun mendesign. Aku selalu rutin menyibukkan diri agar tidak terlalu fokus kepada rinduku yang semakin hari makin menjadi.

Sehebat apapun pertengkaran kami waktu itu, tidak mengubah perasaanku kepadanya. Bahkan malah semakin bertambah setiap harinya. Karena itu jugalah aku jarang mengubungi, bukan karena malas, tapi ini demi kebaikanku sendiri. Aku takut ketika aku selalu berhubungan dengannya nanti malah menuntut yang lebih. Misalnya pertemuan.

Kami berpisah sudah hampir dua tahun. Dalam dua tahun ini juga tak sekalipun bang Adit pulang ke tanah air. Aku juga tidak tahu apa penyebabnya, mungkin karena sibuk. Itu yang selalu aku tanamkan didalam hati.

Disaat sedang termenung hp ku berbunyi, dan ternyata dari Rama.

"Halo kenapa Ram?"

"Mpok lu harus pulang sekarang, cepet!"

"Kenapa, ada apa Ram?" tanyaku panik.

"Pokonya lu harus segera pulang ka, gue gak tau mau bilang apa. Pokoknya harus pulang sekarang!"

"Jelasin dulu ada apa?"

"Ada tamu tak diundang di rumah. Dia terus-terusan nanyain lu. Gue bingung cara ngusirnya gimana"

"Emang ayah sama mamah....." belum siap aku ngomong Rama sudah memutus panggilan.

Tak perlu berpikiran banyak, aku memutuskan mengemas barang, lalu keluar dari ruanganku. Keadaan boutiqe sudah gelap, karena memang sudah tutup.

Aku berdecak sebal di dalam mobil, nyatanya di jam segini jalanan masih aja rame, dan sesekali macat. Inilah yang membuat aku malas untuk pulang cepat kerumah.

Biasanya aku pulang jam sepuluh keatas. Beberapa kali aku menghela napas. Kepalaku sedikit pusing sekarang, ditambah lagi panik lantaran mendapat telepon dari Rama.

Siapa tamu yang dia maksud?, kalau memang dia orang yang aku kenal, kenapa tidak menghubungiku saja. Ah sudahlah.

Aku menyandarkan kepala dikursi mobil, menunggu lampu merah menjadi hijau. Di jam segini ibukota masih saja bising, anak-anak jalanan yang menyanyi diiringi alat seadanya sedang mengamen di antara mobil yang berhenti.

Setelah lampu hijau, aku kembali melajukan mobil dengan kecepatan sedang. Hampir setengah jam dijalan, kini aku tiba didepan rumah. Kubunyikan klakson agar pintu gerbang dibuka.

"Pak Mamad, dirumah beneran lagi ada tamu?" tanyaku pada satpam yang sedang membukakan gerbang.

"Iya dek Hanin, lagi ada tamu didalam"

"Kira-kira bapak pernah liat gak?" pak Mamad menggelengkan kepala. Aku menghela napas, melajukan mobil kedalam pekarangan rumah setelah mengucapkan terima kasih pada pak mamad.

"Assalamu'alaikum" aku mengucapkan salam ketika masuk kedalam rumah.

Ketika masuk kedalam ruang tamu badanku tiba-tiba menegang melihat punggung seseorang yang sedang duduk disofa depan tv. Aku geleng-geleng kepala, tidak mungkin dia kan. Mungkin karena terlalu rindu aku malah berhalusinansi.

"Datang juga lu ka" Rama menghampiriku.

"Mana tamunya?" tanyaku to the point.

"Itu yang lagi duduk" tunjuknya dengan dagu pada seseorang yang sedang duduk didepan tv.

"Siapa?" tanyaku sedikit berbisik. Rama menggidikkan bahunya. Lalu kemudian menyeretku kearah sofa.

Deg

PARIBAN (End)Where stories live. Discover now