Bersyukur

3.1K 314 0
                                    

Aku sedari tadi mondar mandir gak jelas di ruang tamu. Aku khawatir karena sudah seminggu bang Adit gak ada kabar. Emang sih biasanya juga jarang ngehubungi, yah tapi kan selama ini walaupun pesan aku gak dibalas setidaknya di read. Ini jangankan di read, yang ada hanya ceklis doang. Gimana aku gak khawatir coba.

Tok tok tok

Disaat aku sedang sibuk berfikir pintu rumah diketok. Ini lagi siapa yang bertamu malam-malam begini?, walau sedikit kesal aku tetap melangkahkan kaki membuka pintu utama.

Ceklek

"Selamat malam ibu cantik" jawab seseorang didepan pintu dengan cengiran khasnya.

"Ngapain kamu kesini?" dengusku.

"Mau ketemu sama bidadari lah" jawabnya cengengesan.

Tuk

Aku menyentil keningnya.

"Sakit tau bu" dia mengusap keningnya yang barusan aku sentil. "Lagian ibu ko gak nyuruh aku masuk rumah?, kan aku tamu bu" jawabnya cemberut.

"Gak ada acara masuk rumah!. Kalau mau duduk, noh ada kursi" tunjukku pada kursi yang terletak diteras rumah.

"Iya deh bu iya" Manda melongos lalu mendudukkan pantatnya diatas kursi. Iya tamu itu adalah Rumanda.

"Ayo bu duduk dulu gak bayar ko" aku mendengus lalu berjalan kearah kursi didekatnya.

"Yang tuan rumah itu sebenarnya siapa sih?"

"Hehehehe habisnya bu Karina diam aja dipintu. Aku kan jadi kasihan sama ibu, takutnya darah ibu malah habis karena kelamaan berdiri"

"Heleehh banyak kali cerita kau, sejak kapan pulak kelamaan berdiri malah kehabisan darah" jawabku terkekeh.

Iya aku tak pernah bisa marah lama kalau didekat Manda.

"Nah gitu dong bu senyum. Jangan manyun kayak tadi gak cantik tau" jawabnya dengan tersenyum.

"Ibu mah mau senyum atau enggak tetep aja cantik ko" Manda mendengus tak suka.

"Kamu mau ngapain kesini?" tanyaku kemudian.

"Gak ada sih bu, cuman lagi kangen aja hehehe"

"Kangen sama ibu gitu?" tanyaku antusias.

"Enggak lah, aku kangen duduk di kursi ibu aja"

"Dasar anak durhaka kamu" dengusku tak suka.

"Hahahahaha ibu kalau marah tuh lucu yah, aku jadi tambah suka" jawabnya sambil main mata.

Astaga nih anak gak ada berubahnya, tetap aja centil kayak cabe-cabean.

"Segitu cantiknya kah saya sampe kamu sejatuh cinta itu?" tanyaku heran.

"Yang bilang ibu cantik siapa deh?" tanya Manda sambil mengerutkan dahinya.

"Dah lah, kamu memang tetap aja nyebelin yah Manda." Jawabku sambil menggelengkan kepala.

"Aku gak nyebelin loh bu, tapi ngangenin hehehe"

Aku hanya bisa menggeleng kepala melihat tinggah Manda.

"Udah deh mending kamu to the point aja kenapa datang ke rumah ibu malam-malam begini?" tanyaku serius.

"Manda di usir sama bapak bu" jawabnya sambil menunduk.

"Serius kamu?" Dia menganggukkan kepala. " ko bisa?, kamu buat masalah apalagi Manda?, ya Allah"

Aku geram sendiri melihat Manda. Mau marah tapi kasihan.

PARIBAN (End)Where stories live. Discover now