Kejutan

6.7K 722 4
                                    

Kalau kalian kira aku bakalan nekat buat mencari tau tentang Aditya, kalian salah. Aku lebih memilih mengikuti alur. Kalau memang jodoh pasti ketemu lagi. Buktinya selama pertemuan kita selama dua kali itu gak ada yang direncanakan, murni karena kebetulan dan juga campur tangan Tuhan.

Oke sampe disitu saja.

Siang ini aku menghadiri pesta pernikahan anak kepala sekolah yang diadakan disebuah hotel berbintang di Medan. Dan yah kalian pastinya bakalan tau dong kalau aku itu ngajak Fahmi sebagai partner. Aku gak mau ngambil resiko yah, nanti pasti dipesta gak ada yang ngajak aku ngobrol. Secara kalian tau kan para guru disekolah gak terlalu suka samaku.

"Penampilan aku gak berantakana kan Mi?" Tanyaku  untuk kesekian kalinya pada sepupuku tercinta ini.

"Sedari berangkat tadi, ituuu aja yang kau tanya." Fahmi menggerutu mendengar pertanyaanku.

"Ck, apa susahnya sih Mi kau jawab iya atau tidak?. Gak ada sopan-sopan nya kau samaku, iya."

"Bukannya gak sopan Maimunah! Bosan aku tau gak denger pertanyaan kau yang itu-itu aja."

"Dahlah malas aku, punya sepupu ko gini amat yah?" Aku memutar bola mata malas.

"Fix aku pulang nih." Sontak saja aku kaget.

"Ehh jangan dong Mi, kalau kau pulang aku nanti sama siapa coba?. Jangan pulang yah please?." Aku memasang tampang memelas agar dia mau nurut.

"Iya deh iya." Walaupun jawabannya kayak gak niat banget, tapi itu udah cukup buat aku senyum. Terima kasih Tuhan, gak tau deh kalau nih anak pulang.

"Aaaa makasih adek gantengku."

Ah iya, Fahmi itu masih adekan aku, usia kami beda satu tahun. Tapi walaupun begitu, tuh anak gaada sopan-sopannya samaku, gak ada acara mangil kakak, udah macam sebaya aja. Tapi aku juga gak terlalu ambil pusing sih.

Kugandeng tangannya ke pelaminan buat ngasih selamat kepada putri kepala sekolah dengan senyuman paling manis.

Dikala aku sedang menikmati makanan pesta, pak Lutfy mendatangiku.

"Sendirian aja bu?." Tanya nya, lalu menarik kursi tepat dihadapanku.

"Ah iya nih pak. Tadi sih berdua sama sepupu, tapi dia pamit ketoilet sebentar."

Kami mengobrol banyak. Entahlah aku sama pak Lutfy ini sangat nyambung dalam hal apapun. Dia orangnya friendly bangat dan pastinya dia ganteng. Sebelas dua belas lah sama Aditya, tapi tetap aja masih menang Aditya hehehe.

"Ikut saya sebentar mau gak bu?" Tanya nya padaku.

"Kemana?." Aku bingung dong, mana tau dia mau bawa kepelaminan kan bahaya. Aku gak mau yah, aku tuh masih setia sama abang Adit.

"Ayo ikut saja." Dia menarik lenganku pelan dan membawaku kesebuah meja. Dan disana sudah ada sepasang suami istri kalau gak salah yah.

"Mah kenalin, ini Karina." Eh tetiba dia ngenalin aku. Dan tunggu, ini orang tuanya?. Astaga apa-apaan ini pakai acara kenalan segala, jangan bilang dia benaran mau ngajak aku nikah? oh No.

"Karina bu, pak." Dengan sopan aku menyalami kedua orang tua nya pak Lutfy.

Bisa aku lihat kalau ayahnya tersenyum ramah, berbeda dengan mamahnya yang menatapku intens dari ujung kaki sampe kepala. Aku yang bingung juga ikutan menatap penampilanku.

 Aku yang bingung juga ikutan menatap penampilanku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
PARIBAN (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang