RUMANDA SIRAIT

8.2K 806 2
                                    

Aku mencoba tetap biasa saja dengan kejadian dikantor barusan. Benar - benar merusak mood ku pagi ini. Niat hati kesini buat ngajar murid, eh malah ngajar guru, eh?. Sudahlah lupakan saja.

"Selamat pagi semua..." sapaku pada mereka ketika memasuki ruangan.

"Selamat pagi juga bu...." jawab mereka dengan serentak.

"Bagaimana dengan PR nya sudah selesai?"

Hening

Aku mengerutkan dahi, melihat seisi ruangan tidak ada yang menyahut.

"Jadi ceritanya kalian tidak ada yang mengerjakan PR, begitu?" Tanyaku dengan bersidekap dada.

"Enggak bu, bukan begitu" lagi - lagi mereka menjawab dengan serentak.

"Terusss?" Tanyaku lagi.

"Kami gak bisa mengerjakan soal no 5 bu". Oke salah satu murid akhirnya mau angkat bicara.

Tapi tunggu? Emang sesulit itu apa?. Aku membuka buku dan memperhatikan soal yang menurut mereka sulit. Aku memperhatikan soal lalu mengerjakannya sebentar, dan benar saja jawabannya tidak ada yang cocok dengan jawaban A, B, C, D dan E yang ada di buku.

"Oke, soal no 5 kita bahas sama - sama, sekarang kumpul PR matematika kalian. Kita akan bahas satu per satu biar yang gak paham bisa memahami  kembali."

Adalah satu jam pelajaran kami habiskan hanya untuk membahas kelima soal yang menjadi PR mereka. Sekalian aku memeriksa, mereka kusuruh mencatatat kembali pembahsan dari soal tersebut.

Asik memeriksa soal, aku terkaget sendiri melihat jawaban satu murid yang bisa menyelesaikan soal no 5 dengan benar. Aku kembali membaca namanya untuk memastikan apa aku tidak salah lihat. RUMANDA SIRAIT, anak ini bisa menjawab soal dengan benar. Luar biasa, bahkan penjabarannya sangat mudah dipahami, aku melirik kebangkunya dan lihat saja, anak itu sedang tertidur dimejanya.

Anak nakal itu bisa menjawab soal yang bahkan sang juara satu saja tidak bisa?. Luar biasa, ini benar - benar diluar nalar. Karena belum yakin, aku mencoba mengetes dengan memanggil namanya.

"Rumanda Sirait"

Tidak ada sahutan, gimana mau nyahut coba, orangnya aja tidur. Namun teman sebangkunya membangunkan.

"Iya saya bu" jawabnya dengan suara serak khas orang baru bangun tidur.

"Kemari sebentar!" Dengan malas dia akhirnya bangkit dari kursi.

Mampus kau Manda

Hayolohhh terus aja terus

Cubit aja bu,kerjaannya molor terus tiap hari

Aku hanya tersenyum mendengar ocehan para murid yang lain.

"Apa bu?" Tanyanya kembali setelah sampai didepan meja.

"Ini beneran kamu yang ngerjain?" Dia mengerutkan dahinya tanda tidak paham. "Ck anak ini. Ini PR kamu yang ngerjain Rumanda?" Tanyaku menahan kesal.

"Iya kenapa emang bu?" Jawabnya datar.

Astaga, ingin sekali aku menghajar anak ini saking gedegnya liat muka datarnya.

"Gak kenapa - kenapa sih. Ibu bangga aja kamu bisa ngerjain ini sedang temanmu yang lain gak bisa."

"Owh"

What the hell , cuman dijawab owh doang?

Aku aja sampai melongo mendengar jawaban anak ini. Saking kesalnya aku pengen ngerjain ini anak.

PARIBAN (End)Where stories live. Discover now