Sixteen

5.6K 769 115
                                    

Bertemu dengan saya manusia tersantuy sejagat raya.

Jangan lupa Vote dan Commen yah guyss😂😂 😂 makasih yah aku sayang semua readerss yang membaca ceritaku ini.

Semoga pada sehatyah😚😚

Tiga orang sedang menahan seorang pemuda yang Sedari tadi memberontak setelah bangun dari pingsannya.

"Tenang oke." Naya berbicara lembut kepada Kai. Sejak bangun dari pingsannya Kai memaksa pergi ke rumah sakit. Masalahnya bukannya mereka melarang tapi Kai ingin pergi dengan kondisinya yang tidak baik-baik saja.

Sungguh mereka tidak masalah kalau Kai ingin kebut-kebutan di jalan raya lalu jatuh. Ini masalahnya Aca sedang sakit kalau Kai membuat tubuhnya terluka maka Aca akan merasakannya. Itu sungguh merepotkan bukan.

"Biar gue yang nyetir oke," usul Chandra, dia terus meyakinkan Kai untuk tidak pergi sendiri.

"Lo masih lemes."

"Kita bakal ikut lo ke rumah sakit," ucap Naya.

Kai mengembuskan nafasnya pelan, dia menganggukan kepalanya lalu berjalan beriringan dengan Naya. Tepat saat mereka sampai di parkiran bel pulang berbunyi. Arlan berbicara sebentar kepada yang lain tentang Aca yang dirawat di rumah sakit.

Mereka sepakat untuk pergi ke rumah sakit menengok Aca. Tidak mungkin bukan Ratu Aspro sakit sedangkan mereka tidak menjenguknya.

Kai tidak melakukan apapun, dia hanya duduk di belakang Naya sambil menekan kepalanya diceruk leher Naya. Dia tidak ingin terlihat lemah dihadapan para anggotanya.

Mereka sudah siap untuk berangkat, Kai lebih memilih dibonceng oleh Naya.

"Kai!"

Suara teriakan membuat mereka tidak jadi pergi.

"Su," umpat Ale, sahabatnya Naya saat melihat iblis jadian-jadian menghampiri mereka.

"Ayo pulang yang," ucapnya menarik tangan Kai.

"Pulang sendirian aja deh lo. Kai gak bisa nganterin," ucap Ale sinis. Arlan menyikut tangan pacarnya agar diam.

"Gamau, ayo yang."

Dia menatap semuanya. "Kalian mau kemana? Ikut dong," ucapnya lembut.

"Gak!"

"Kenapa?!"

Naya mencekal tangan Ale yang akan menghampiri Ara, pacarnya Kai. Naya tahu kalau Ale tidak menyukai Ara, karena dia pun sama. Dia tidak menyukai orang yang sering dipanggil iblis betina oleh Ale.

"Kita mau ke rumah sakit," ucap Naya lembut.

"Emang siapa yang sakit?" tanya Ara bingung.

"Aca lah," ucap Ale ngengas.

"Cuma sakit kan gak mati kok pada heboh," ucapnya santai.

Kai sebenarnya tidak memperhatikan apa pembicaraan mereka karena pikirannya sedang sibuk berkeliaran dimana-mana.

"Minggir anjir jangan pegang gue. Gue mau ngasih pelajaran sama tu iblis betina," ucap Ale, memang tangannya langsung ditahan Arlan saat Ale tiba-tiba meloncat ke arah Ara.

Ara memegang tangan Kai lembut. "Kai aku ikut boleh?"

Kai menganggukan kepalanya dia senang Ara ingin ikut menjenguk Aca. Naya mengabsen semua nama binatang di dalam hatinya.

"Tapi aku yang bonceng kamu yah," ucapnya sambil mendorong Naya agar turun dari motor Kai.

Naya mengalah, dia berjalan menuju tempat motornya berada. Menahan gejolak untuk tidak membogem Ara. Kalau Ara bukan pacar sahabatnya sudah dipastikan dia akan membuat Ara bersimpuh di bawah kakinya. Apalagi saat mendengar ucapan Ara tentang Aca.

Malus [Sudah Terbit] Where stories live. Discover now