Twenty Six

5.3K 701 83
                                    


Persiapkan emosi kalian guys🎊🎊😋

Gak deng becanda 🤣😣

Yuk vote dan Comen.
Bantu share jika kalian menyukai cerita absurd ini😊


A-zzura?

°
°
°
°
°

°

Aca mengacak-ngacak semua tempat sampah di rumahnya, bahkan semua pelayan menatapnya bingung. Aca tadi berlari dengan tergesa-gesa melempar tas sekolahnya asal lalu berlari menuju tempat pembuangan sampah di rumahnya. Dia baru mengingat sesuatu tadi.

"Gara-gara bajingan itu gue harus gini," gerutu Aca tanpa jijik mengangkat sampah satu persatu.

"Nona, sedang mencari apa?" tanya salah satu pelayan rumahnya.

"Tempat sampah," balas Aca datar.

Pelayan itu mengerutkan keningnya.

"Punya siapa?"

"Aku."

"Oh, yang di kamar?" tebak pelayan itu.

Aca menatap pelayan itu lalu mengangguk.

"Udah di bakar tadi," ucap pelayan itu.

Aca melemas. "Sudah di bakar?" tanyanya lirih.

Pelayan itu menatap Aca dengan raut wajah bersalah. Aca memberikan isyarat tidak apa-apa walaupun dalam pikirannya dia kebingungan. Dia berlari keluar saat tahu apa yang harus dia lakukan.

Tanpa sabar Aca menggerakkan pagar rumah milik Hugo dengan kencang sambil berteriak sesekali.

"HUGO!"

"KELUAR LO HUGO!"

Aca sesekali memencet bel tidak sabaran. Karena tidak kunjung mendapatkan jawaban Aca menaiki pagar rumah Hugo yang untungnya lumayan pendek dari dirinya.

"HUGO. OY!"

"GO. SAHABAT LO LAGI KESUSAHAN INI LO GAK MAU BANTU!"

Aca tidak peduli sekalipun nanti banyak warga yang keluar. Dia membutuhkan Hugo saat ini karena penting, bukan penting lagi tapi darurat.

"Ya ampun, Aca. Kamu kayak ngajak tawuran," ucap Mamah Lutfi membuka pintu gerbangnya.

"Eh, eh," balas Aca saat gerbangnya bergerak.

"Tan, mana Hugo?" tanya Aca melompat turun.

Lutfi menatapnya bingung. "Bukannya Hugo lagi ngerayain ulang tahun pacarnya, yah?" tanya Lutfi.

Aca tersenyum canggung lalu mengangguk. "Aku lupa," balas Aca cengengesan.

Dia berpamitan, sepertinya dia harus pergi sendiri. Jika boleh menurutnya hari ini adalah hari yang berat. Dia membuka Google Maps nya. Mengetikan lokasi yang ingin dia tuju.

Aca memesan taksi online, sepanjang jalan Aca dilanda gelisah. Dia ingin cepat-cepat sampai ke tempat itu. Dia membutuhkannya sekarang. Matanya berbinar saat taksi yang dia tumpangi sudah sampai ke bangunan megah berwarna putih.

"Ketua Sirius nih."

Alby terkekeh sinis, dia tidak suka dengan orang yang baru saja menyapanya.

"Gue gak punya urusan sama lo," sahut Alby datar.

Alby tidak mau menatap orang itu, menurutnya tumpukan sampah lebih menarik dari pada dia.

"Megan, kenapa semua orang nolak gue?" tanyanya lirih.

Malus [Sudah Terbit] Where stories live. Discover now