Twenty Seven

5.2K 627 81
                                    

Lama gak jumpa🚫

Jangan lupa vote dan comen. Kuy ramaikan

Terus saja berbohong aku tidak apa-apa

°
°°
°
°
°

°

"La la la la la la."

Senandungnya sambil mengusap-ngusap perutnya. Tadi dia langsung mampir ke warteg lalu meminum obatnya. Lega sekali rasanya setelah mengkonsumsi obat itu. Tidak ada yang perlu dipikirkan kecuali bagaimana caranya dia cepat mati.

Matanya berbinar saat dia menemukan tempat yang dia cari. Tidak ada maksud apapun hanya sekedar ingin memastikan saja setelah itu pulang.

"Menarik."

Dia bersiul masuk ke dalam bangun itu. "Misi."

"Aca?" tanya Kai gugup.

Aca berjalan lalu duduk di sofa, dia datang ke basecamp Aspro tanpa memberikan tahukan siapa pun.

"Hm," balas Aca singkat.

"Kamu ngapain di sini?" tanya Kai.

"Emang gak boleh gue ada di sini?"

"Boleh, cuman lo ngasih tahu gue lah," balas Kai kikuk.

Aca melihat sekitar, basecamp yang biasanya bernuansa elegan dan misterius sekarang malah terlihat lucu. Banyak balon serta makanan terjajar rapih. Seperti kelas taman kanak-kanak.

"Lagi mau ngerayain apa nih?" tanya Aca membuat semua yang ada di sana menelan ludah gugup.

"Happy Birthday," ucap Aca membaca tulisan di dinding. Aca tersenyum miring saat Ricky menutupi tulisan itu dengan tubuhnya. Tenang saja Aca sudah membacanya.

"Itu Ara ulang tahun," balas Kai.

Dia melipat kedua tangannya di dada. Kai tidak pintar berbohong kepadanya.

"Kok gak ada yang ngundang gue?" tanya Aca santai."Gue yang katanya Queen."

Kai duduk di sebelah Aca. "Baru mau Hugo jemput," balas Kai santai.

Aca bersiul tangannya memberikan isyarat jika dia butuh minum. "Ulang tahun Ara atau yang lain?" tanya Aca sambil menatap mereka tajam di balik gelasnya.

"Yang lain siapa?"

Aca mengangkat bahunya. Dia malah fokus menatap gelas berisi cairan merah. Dia bukan menyukai rasanya tapi dia menyukai warnanya. Pikirannya berfantasi membayangkan cairan di gelas itu adalah darah.

Aca berdehem saat Kai tidak sengaja menyikutnya. "Terus ini mana yang ulang tahunnya?" tanya Aca normal.

"Macet kayaknya lagi di jalan," balas Kai tanpa curiga.

Aca mengangguk tidak apa-apa karena dia sudah memiliki mainan sekarang. Dia berjalan menuju arah dapur matanya berbinar menemukan apa yang dia temukan. Tepat saat dia akan menggapai pisau itu seseorang menepuk bahunya.

"Lo harusnya gak di sini," desis Ara.

Aca memiringkan kepalanya menatap gadis yang katanya pacar Kai lucu. "Anda siapa ngatur-ngatur saya."

"Ganggu tahu gak!"seru Ara.

"Lo gak liat mereka udah pada laper?! "

Aca menatap Ara tajam. Dia tidak suka dengan gadis aneh ini. "Tinggal makan lah," balas Aca.

Malus [Sudah Terbit] Where stories live. Discover now