25 - Melindungimu

425 51 3
                                    

Selamat membaca teman-teman💖

Klik tombol vote-nya dulu yaa biar ga sider. Ayo jangan maless yok!💖

Bantu author buat menghidupkan cerita ini yaaa💖

*****

Dengan tergesa-gesa, Javas menarik Ghesya untuk keluar dari tempat itu. Ghesya hanya menurut saja. Walaupun tangannya terasa sakit karena genggaman Javas yang kuat. Perempuan itu tidak berani memberontak. Karena Javas terlihat berbeda. Laki-laki itu seperti singa yang siap menerkam mangsanya hidup-hidup.

Javas membawa Ghesya ke parkiran. Laki-laki itu tidak melihat satpam tadi. Mungkin sudah pergi atau sedang bersembunyi. Javas tidak perduli akan hal itu. Yang penting sekarang ia harus pergi agar amarahnya bisa mereda.

Ghesya mendongak ketika Javas berhenti. Javas malah mendudukkan Ghesya di anak tangga.

"Javas kenapa berhenti?" tanya Ghesya heran.

Javas tidak menjawab. Raut wajahnya dingin dan datar. Ia menatap Ghesya sekilas lalu membuka kemeja putihnya. Menyisakan baju kaos berwarna putih juga. Ia menyampirkan kemeja itu pada kedua lengan Ghesya yang terekspos jelas.

"Kenapa ... kenapa buat aku?" tanya Ghesya lagi. "Ini malam lho. Nanti kamu dingin. Udah jan ..."

"Diam Ghesya." ucap Javas dingin membuat Ghesya bungkam.

"Iya maaf Javas. Aku cuma nggak mau kamu sakit nanti karena ked..."

"Gue bilang apa tadi hah?! Diam." ucap Javas sekali lagi. Pandangannya begitu menyeramkan di mata Ghesya. Perempuan itu menunduk.

Cowok itu berdiri sedangkan Ghesya duduk. Ia berkecak pinggang dan pandangannya tertuju ke segala arah. Perasaannya tidak enak. Seperti akan terjadi sesuatu. Ya Javas melihatnya. Dua orang laki-laki datang dari samping Kanan. Laki-laki yang kini sudah menjadi bagian dari keluarga Javas.

"Samuel, Remon," ujar Javas pelan. "Ternyata kalian berdua sudah sedekat ini,"

Javas bertepuk tangan sembari terkekeh. Sementara Ghesya berdiri di belakang Javas. Ia semakin banyak mengetahui informasi baru mengenai siapa mereka dan ada hubungan apa. Sekali lagi Ghesya bertemu dengan Samuel. Kakak kandung Javas.

"Gue tahu lo sebangga ini bisa saudaraan sama gue. Nggak nyangka ya, kita berempat bisa jadi gini," ujar Remon sembari terkekeh sinis. Remon adalah orang yang sering Chairul temui di atap sekolah. Yang setiap paginya selalu Chairul antarkan sarapan. Saudara Chairul yang menginap di rumah nenek mereka lantaran tak pernah menyetujui akan perceraian kedua orangtua mereka. Dan Javas, sudah lama ia tahu bahwa Remon adalah anak kedua Wanda. Mereka pernah bertemu. Hanya saja ia tidak tahu bahwa Chairul adalah kakak Remon.

"Bukannya lo yang bangga bisa dapetin bokap gue? Karena itu sumber keuangan lo kan?" ujar Javas pada Remon.

"Brengsek! Gue nggak pernah pakai uang Bokap lo buat apapun!" ucap Remon membela diri.

"Diam lo Javas. Seharusnya lo ngaca karena selama ini Mama selalu perhatian sama lo, selalu belain lo sampai Mama sama Papa bertengkar. Sekarang puas lo bikin rumah tangga Mama Papa hancur?!" ujar Samuel penuh kebencian.

GHEVASDonde viven las historias. Descúbrelo ahora