26 - Tanggung Jawab

375 47 3
                                    

Selamat membaca teman-teman💖
Mungkin update kali ini beneran lama yaa. Karena ini juga bener-bener disempetin buat update. Sorry guys, aku lagi fokus buat PTN2021 ini. Jadi kadang lupa kalo masih ada wattpad yang harus dilanjutkan😭❤️

Untuk dipart ini, aku rasa kalian bakalan oleng dari pasangan Ghesya & Javas ke Naomi & Chairul. Diriku yang ngetik aja sampe oleng😭

Klik tombol vote-nya dulu yaa biar ga sider. Ayo jangan maless yok!💖

Bantu author buat menghidupkan cerita ini yaaa💖

*****

"Gue nggak bisa sekarang Naomi!"

Teriakan itu membuat seorang perempuan tersentak. Naomi. Ia mengeratkan jaket pada tubuhnya. Ruangan gelap itu membuat Naomi sedikit merinding. Pandangan laki-laki dengan tuxedo biru itu sangat intens. Membuat semua pikiran dan kata-kata Naomi buyar begitu saja.

"Kalo emang lo nggak bisa, kenapa lo melakukan hal sekeji ini sama gue Rul?" lirih Naomi pada Chairul. Ya itu Chairul. Keduanya tengah berada di ruangan bawah gedung pernikahan Janson.

Naomi dengan modal nekatnya memberanikan diri untuk bertemu Chairul. Tujuannya masih sama. Membutuhkan pertanggung jawaban atas perbuatan Chairul.

"Gue mau tanggung jawab tapi bukan sekarang! Lo paham bahasa manusia nggak sih?!" bentak Chairul pada Naomi yang duduk di bangku. Sedangkan laki-laki itu berdiri di depan Naomi.

Naomi menunduk di tempatnya. "Gue harus nunggu sampai kapan Rul? Perut gue bakalan membesar nantinya ..."

Chairul mengacak rambutnya kasar. Ia menarik napas panjang dan menghembuskannya perlahan. Melihat keadaan Naomi sekarang membuat hati Chairul sedikit tergerak.

"Di sekolah lo selalu melindungi gue biar nggak luka. Biar anak ini nggak kenapa-napa. Tapi sekarang gue minta tanggung jawab, lo nggak mau," ujar Naomi dengan suara serak. Tangannya tergerak untuk mengelus pelan perut yang mulai membuncit itu.

Chairul memejamkan matanya dan bergerak ke arah dinding. Ia menyentakkan kepalan tangannya pada dinding menimbulkan sedikit suara dentuman. Hal itu membuat Naomi terkejut di tempatnya. Tapi Naomi sama sekali tidak berani untuk mendekat pada Chairul. Tangannya semakin erat menyentuh perutnya. Takut sesuatu terjadi pada kandungannya.

"Naomi,"

Telinga Naomi tak salah dengar kan? Suara laki-laki itu sangat pelan. Ia berlutut di depan Naomi. Bahkan tangannya mengenggam lembut tangan Naomi.

"Gue bakalan tanggung jawab. Tapi bukan sekarang. Gue butuh waktu. Biarin gue selesain sekolah dulu," ucap Chairul lembut.

"Lo masih bisa sekolah, tapi gue nggak," ujar Naomi sedih.

Chairul tersenyum padanya. "Maaf atas perbuatan gue yang melebihi batas gini ya. Padahal cita-cita lo banyak. Tapi gue menghancurkan semuanya,"

GHEVASWhere stories live. Discover now