9 - Ingin Selalu Bersama Ghesya

1.4K 111 19
                                    

Happy Reading🤗

Vote sebelum membaca akan terasa indah🤭

Baca part ini sambilan dengerin lagu Hymn For The Weekend - Coldplay

***


Ghesya memanyunkan bibirnya saat Javas terus saja memamksanya untuk makan bubur hambar itu. Mulut Ghesya rasanya pahit ditambah makan seperti itu. Yang ada Ghesya akan kembali mengeluarkan makanan itu.

Lelaki itu tidak menyerah untuk memaksa Ghesya makan. Javas tidak akan membiarkan perut Ghesya kosong. Sekalipun harus menerima wajah tidak suka Ghesya, Javas akan terus berusaha.

"Ayo dong, Sya. Udah hampir satu jam gue megang mangkuk ini," kata Javas memohon.

"Tetep nggak mau. Itu pahit. Lo aja yang makan!" ketusnya.

Baru beberapa menit yang lalu Ghesya berbicara hal-hal romantis pada Javas. Sekarang malah jutek dan ketus. Benar-benar menggemaskan.

"Mau sampe kapanpun gue tunggu asal lo mau makan," kata Javas membuat Ghesya mengerjapkan matanya beberapa kali.

"Nunggu gue?" ucapnya tak percaya.

"Hm. Kan gue mau berubah, Sya. Mau jadi pacar yang siaga buat lo!" balasnya mantap. "Tapi lo harus makan. Kasian perut lo nggak ada kerjaan kalo gitu,"

Ghesya sekali lagi menatap mangkuk bubur yang ada di genggaman Javas. Astaga bubur itu sangat lembut membuat Ghesya mual sendiri. Bagaimana bisa makan kalau melihatnya saja sudah seperti melihat musuh sendiri.

"Sya ... makan dong!" bujuk Javas sekali lagi.

Ghesya menghembuskan napasnya, "Iya gue makan."

Javas tersenyum senang. Dengan sigap lelaki itu menyuapkan sendok kepada Ghesya. Wajah Ghesa mengerut dan memaksa untuk menerima suapan Javas. Dia tidak ingin Javas kecewa.

"Gitu dong! Habiskan, ya." ucap Javas sembari menyuapkan sendok kepada Ghesya.

"Jav, gue udah kenyang." ucap Ghesya seperti menahan sesuatu.

"Baru juga dua suap. Lagi, ya?"

Ghesya menggeleng, "Nggak Jav, please gue mual,"

Javas segera mengambil gelas berisikan air dan memberikannya pada Ghesya. Javas menatapnya khawatir. Ghesya yang sedang minum air melirik lelaki itu. Begitu cemasnya 'kah seorang Javas pada dirinya?

"Jangan dipaksa lagi kalau sudah nggak mau," kata Javas sembari menerima gelas dari Ghesya.

"Punggungnya masih sakit?" tanya Javas khawatir.

"Sedikit. Kata dokter juga sudah sembuh," balasnya sembari tersenyum.

"Kalau lo sudah benar-benar sehat, gue mau ajak lo jalan-jalan," kata Javas.

Ghesya kaget. Benarkah Javas mengajaknya jalan-jalan? Ah, ini semu rasanya seperti mimpi. Ghesya tentunya sangat mau. Bagaimanapun ia dan Javas tidak pernah pergi jalan-jalan berdua.

"S-serius?"

Javas mengangguk, "Sangat serius. Kita pergi kemanapun yang lo mau!" kata Javas semangat.

"Jav ... sumpah ini berasa ... mimpi," kata Ghesya menatap langit-langit ruangan itu.

Javas menatapnya datar. "Maafin gue, Sya. Gue nggak pernah bisa bahagiain lo,"

GHEVASWhere stories live. Discover now