1 - Batal Pergi Bareng

4K 245 10
                                    

Jangan lupa untuk selalu klik tombol vote yaa. Gratis kok❤️

Selamat membaca❤️

*****



Ghesya sekali lagi memperhatikan penampilannya di cermin apakah ada yang kurang atau ada yang lebih. Senyum gadis itu tidak pernah luntur karena semalam Javas mengabarinya bahwa pagi ini ia akan menjemput Ghesya untuk berangkat ke sekolah bersama.

"Gue harus rapi," gumamnya.

Setelah selesai, Ghesya menarik tasnya yang ada di atas nakas dan menggenggam handpone-nya dengan bahagia. Suatu bayangan tiba-tiba muncul di mana Ghesya duduk di atas motor Javas yang tak pernah ia lakukan. Bahkan ketika kesulitan pun Ghesya tidak pernah merasakan pundak Javas. Tapi hari ini. Mungkin adalah hari yang paling membahagiakan untuk Ghesya.

Ghesya keluar dari dalam kamar menuju lantai bawah melihat Ridho yang sedang membaca koran diruang tengah.

"Pagi papa." sapanya.

Ridho, Papa Ghesya, menutup korannya saat mendengar sapaan putrinya.

"Sudah mau berangkat?" tanya Ridho dengan tersenyum lembut.

"Iya Pa. Hari ini Caca berangkat bareng Javas."

Caca, panggilan kesayangan sang papa untuk Ghesya.

"Javas? Pacar kamu?"

"Iya Pa. Ya udah kalo gitu Caca kedepan ya Pa. Mau nunggu Javas."

Ridho tersenyum lembut. "Hati-hati ya."

Ghesya keluar dari dalam rumah lalu berdiri di depan pagar, menunggu sang pacar menjemputnya. Untuk sedikit menghilangkan bosan, Ghesya bersenandung kecil. Senyum perempuan itu tak luntur. Walaupun hatinya sedikit gusar karena seseorang yang ia tunggu tak kunjung menampakkan batang hidungnya.

Sudah tiga puluh menit Ghesya berdiri. Tapi Javas belum juga datang. Kemana dia?

Handpone yang digenggam oleh Ghesya berdering menandakan ada pesan masuk. Ghesya segera membuka pesan itu untuk melihat siapa pengirimnya.

Javas Nagendra Pranaja
Sorry, gw g jd jmpt lo
Gw ad urusn mnddk

Ghesya rasanya ingin menangis saat itu juga. Ini adalah kelima kalinya Javas membatalkan janjinya. Ghesya kira, kali ini Javas akan benar-benar membuatnya senang. Ternyata hanya kebohongan semata. Ingin rasanya marah. Apa susahnya menjemput Ghesya? Hanya sampai persimpangan saja Ghesya tak masalah. Jangan membatalkan seperti ini.

Ghesya meremas pelan benda pipih berwarna putih itu lalu berjalan pelan meninggalkan halaman rumah, Ghesya harus mencari angkutan umum sebelum terlambat. Juga ia harus menemui Javas saat di sekolah nanti.

*****

Laki-laki berjaket jeans hitam itu menepikkan motornya diarea parkiran sekolah. Lalu membuka helm sembari turun dari atas motor. Ia sedikit mengacak-acak rambutnya membuat beberapa siswi memandangnya dengan minat besar. Javas sama sekali tidak memperdulikan hal itu. Di sini tujuannya ingin mencari prestasi. Bukan sensasi.

"Javas!"

Javas mengenal suara itu, suara yang membuat Javas harus kehilangan mood-nya pagi-pagi seperti ini.

"Javas, kenapa tadi nggak jadi jemput gue?" Tanya Ghesya.

"Ada urusan," Javas menjawabnya lalu meninggalkan Ghesya. Namun, gadis itu berhasil menarik tangan besar Javas.

"Apaan sih lepas!" Javas menyentak tangan itu.

"Oke maaf," Ghesya memandang bersalah mata tajam itu.

Javas menatapnya sinis lalu kembali berjalan meninggalkan Ghesya yang membuang nafasnya gusar.

"Selalu kayak gini," gumam Ghesya.

Ghesya menarik nafas pelan lalu berjalan masuk kedalam halaman sekolah. Mungkin untuk rasa bahagia bukan hari ini. Ghesya hanya berharap semoga kebahagiaan itu cepat datang. Terkadang untuk merasa lelah, Ghesya ingin mengeluh. Cuma, apakah dengan cara mengeluh Ghesya bisa mendapatkan kebahagiaan itu?





































----------









Part. 1
Vote komen ya:)

GHEVASWhere stories live. Discover now