24 - Pernikahan yang Tidak Diinginkan

449 53 4
                                    

Selamat membaca teman-teman💓

Rajin-rajin vote dan komen biar ga sider ya💓
Biar aku semangat juga ngetiknya🥺💖

*****

Tanpa ada minat sedikit pun untuk pergi ke sekolah, Javas malah kembali merebahkan tubuhnya. Ponselnya sengaja ia mute agar tidak terdengar notif dari siapapun. Bahkan dari semalam, Javas enggan untuk memberi kabar pada Ghesya. Rasa 'bodo amat' itu mulai kembali. Ia menatap langit-langit kamarnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

Hari ini mungkin akan menjadi hari yang tidak ia minati. Janson akan bersanding dengan mempelai wanitanya malam ini. Pagi-pagi sekali, Elina sudah mengetuk pintu kamar Javas dan memberikan Javas sebuah tuxedo. Laki-laki itu melihat tatapan sendu dari Elina. Wanita kuat itu seolah menutupi semuanya dengan senyumnya. Bukan hal yang tak wajar jika Elina belum bisa melepaskan Janson. Hubungan Elina dan Janson berjalan sangat lama. Dan hancur begitu saja karena orang ketiga.

Karena Elina dan Ghesya, Javas jadi tahu bahwa perempuan adalah makhluk pandai dalam menyembunyikan luka.

"Javas? Kamu lagi ngapain? Di depan ada teman kamu." ujar Elina dari luar pintu Javas.

Javas menoleh ke arah pintu. "Siapa Ma?"

"Lihat sendiri sana. Lagian, kamu nggak berangkat sekolah apa?"

Javas menegakkan tubuhnya. "Jangan-jangan Ghesya. Iya Ma nanti Javas keluar. Ini lagi siap-siap,"

Cowok itu berjalan ke arah pintu sembari mengacak-acak rambutnya. Jika dugaannya benar seseorang yang datang adalah Ghesya, untuk apa perempuan itu kemari. Apa karena Javas yang tidak menjemputnya pagi ini?

Saat di anak tangga, Javas melihat seorang perempuan yang duduk dengan tenang. Henar  itu Ghesya. Dengan seragam sekolahnya yang rapih dan bersih. Javas mendekat padanya. Perempuan itu tersenyum dan menepuk sofa kosong di sampingnya. Menganjurkan Javas untuk duduk di sana.

"Ghesya," sapa Javas. Laki-laki itu duduk di samping Ghesya. "Kamu ada apa pagi-pagi ke sini?"

"Cuma mau main sebentar sebelum berangkat," jawab Ghesya. "Kamu sendiri kenapa belum siap-siap?"

Javas melipat kedua tangannya di depan dada. "Aku mau libur hari ini,"

"Libur? Kan ini hari sabtu," kata Ghesya. "Kamu nggak di-skors kan?"

"Nggaklah. Aku ..." Haruskah Javas memberi tahu Ghesya bahwa hari ini adalah hari pernikahan Janson? Tapi, apakah nanti Ghesya akan menjauhinya karena tahu Javas anak broken home?

"Kalo nggak bisa cerita nggak masalah, Jav. Mungkin nanti kam--"

"Hari ini hari pernikahan Papa." potong Javas datar.

Ghesya sedikit menegakkan tubuhnya. "Pernikahan Papa kamu? Itu artinya kamu harus siap-siap buat datang dong,"

Sejujurnya Ghesya kaget. Tapi Ghesya masih bisa menetralkan wajahnya. Apa yang ia dengar semalam bukanlah salah. Semuanya benar. Pria dan wanita yang datang semalam ada hubungannya dengan Javas. Janson Pranaja adalah orangtua Javas. Namun, kembali lagi bahwa Ghesya harus tenang dan tidak boleh menyinggung perasaan Javas.

GHEVASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang