21 - Rahasia di Sekolah

356 53 8
                                    

Selamat membaca teman-teman❤️

Jangan lupa vote dulu ya biar ga sider. Yok yok gratis kok!💓

*****

Sebelum berangkat ke sekolah, Javas datang ke cafe untuk memeriksa kembali apakah ada yang kurang. Tidak lupa Javas pergi ke sana bersama Ghesya. Javas sengaja mengajaknya agar Ghesya tahu. Cafe itu belum dibuka. Javas ingin membukanya nanti saat tanggal kelahiran Ghesya. Biar special menurutnya. Istilahnya, sebagai kado. Javas pun berniat ingin mengajak perempuan itu untuk mendirikan cafe ini bersama-sama. Memulai sesuatu dari hal kecil itu tidak salah, 'kan?

"Keren banget kamu, Javas. Warna dindingnya bagus juga," ucap Ghesya sembari melihat-lihat.

"Kamu suka warna coklat, 'kan?" tanya Javas sembari berdiri di belakang cewek itu.

Ghesya mengerutkan dahinya. "Iya emang suka, sih. Tapi kenapa pakai warna kesukaan aku? Ini kan cafe punya kamu,"

"Warnanya bagus dan yang suka warna ini orangnya cantik," ujar Javas menggombal.

"Ish! Apaan sih," Ghesya salah tingkah sendiri jadinya. "Ini debutnya kapan, Jav?"

"Debut? Maksudnya?" tanya Javas bingung.

Ghesya tertawa ringan saat bahasa k-pop-nya keluar. Ia lupa bahwa Javas tidak mengerti. "Launching gitu maksudnya,"

"Debat debut apaan. Nggak paham. Kalo ini paham. Emang bener, ya. Cewek tuh susah dipahami," ujar Javas lagi-lagi dengan quote-nya. "Aku maunya tanggal satu,"

"Tanggal cantik. Sebentar lagi berarti, Jav. Kamu harus siapin pidato, dong," ujar Ghesya memberi saran.

"Pidato?"

"Iya. Nanti kamu harus ngomong banyak. Misalkan, kenapa kamu bikin cafe ini, kenapa kamu memutuskan untuk bekerja, kenap..."

"Kenapa aku ganteng?" ujar Javas.

"PD BANGET!" sergah Ghesya cepat. "Kamu harus bikin pidato pokoknya nanti,"

"Nggak penting juga, Sya." jawab Javas.

Ghesya meliriknua sinis. Cewek itu berjalan ke meja kasir. Cewek itu penasaran nanti siapa yang akan menjadi kasir cafe ini. Ingin bertanya tapi takut menyinggung Javas.

"Tanya aja, Sya kalo ada yang mau kamu tahu," Javas memeriksa kursi dan meja di sana. Baru ada beberapa. Tidak banyak namun cukup jika ada teman sekolah mereka yang ingin berkunjung ke sini.

"Nanti yang jaga di sini siapa?" tanya Ghesya.

"Aku. Kalau bisa sih, aku sendiri yang pegang penuh cafe ini," ujar Javas. Mendekat pada Ghesya dan berhadapan dengan perempuan itu. "Kamu juga bisa kalau mau,"

"Mau apa?" tanya Ghesya bingung.

"Mau jaga tempat ini bareng-bareng," ujar Javas.

Ghesya mengerutkan dahinya tak mengerti. "Maksudnya gimana?"

Javas menepuk pelan meja kasir. "Nanti aja aku jelasinnya. Sekarang, kita ke sekolah. Sebentar lagi bel. Mau telat?"

"Nggak! Capek kena hukum lagi nanti," ujar Ghesya.

"Yang jalanin hukumannya waktu itu juga aku sendiri, Sya," Javas terkekeh.

"Y-ya maksudnya ... nama kita jadi jelek di depan guru gitu," ujar Ghesya malu.

GHEVASWhere stories live. Discover now