"Aya pulang tan, makasih tadi makanannya enak," pamit Aya sambil tekekeh.

Alia mengangguk dan tersenyum. Aya menyium punggung tangan Alia. Setelah itu dia pergi berjalan menuju ruang keluarga rumah Darel. Terlihat Fany dan Baron yang sedang menonton acara televisi.

"Om, Aya pamit pulang."

"Ohh, iya hati-hati. Darel jaga dia, jangan sampai kenapa-napa. Kalo ingin mendapat restu dari orang tuanya," kata Baron membuat Fany terkikik geli sedangkan Darel hanya mendengus. Aya yang mendengar ucapan Baron hanya bisa tersenyum kaku dan menutupi rasa malunya.

"Nginep sini aja ya," kata Fany.

"Kapan-kapan aja deh fan," balas Aya membuat Fany mengangguk.

"Hati-hati dijalan bye," pesan Fany.

🐝🐝🐝

Aya menikmati angin malam yang menerpa wajah cantiknya. Malam ini, diatas motor pria yang sudah membuatnya merasa gila dan juga bingung dengan perasaannya sendiri, Aya merasa tenang dan nyaman.

"Aya pegangan!" teriak Darel membuat Aya mengangguk dan melingkarkan kedua tangannya diperut Darel.

"Langsung pulang, apa mau mampir kepasar malem depan?" tanya Darel dengan sedikit berteriak.

"Mampir kepasar malem dulu sebentar," jawab Aya membuat Darel mengangguk.

Darel dan Aya memasuki pasar malam yang sangat ramai. Kebanyakan pengunjung pasar malam adalah remaja seusia mereka berdua.

Darel menggengam jari jemari Aya yang sangat dingin. "Mau beli jagung bakar nggak?" tanya Darel.

Aya menggeleng dan menunjuk kedai es krim yang tak jauh dari tempat mereka berdua berdiri. "Gue pengen es krim rasa vanila," kata Aya membuat Darel menatap datar Aya.

"Nggak boleh, ini dingin banget," balas Darel membuat Aya memgerucutkan bibirnya. Darel menatap gemas gadis didepannya ini. "Besok deh gue beliin lo es krim, sekarang beli apa terserah lo asalkan jangan es krim," bujuk Darel membuat Aya kembali tersenyum dan mengangguk sambil memeluk lengan tangan Darel. Tanpa Aya sadari, kini orang yang sedang dia peluk lengannya sedang menahan detakan didalam jantungnya yang sangat kencang dibanding biasanya.

"Gue pengen coklat panas," kata Aya sambil mendongak menatap Darel. Tatapan mereka bertemu untuk beberapa saat hingga Aya yang memyadari posisinya sekarang.

"Ehh sorry," ucap Aya sambil melepas pelukannya.

Darel tersenyum dan mengangguk. "Gitu aja, gue nyaman," balas Darel sambil mengembalikan posisi Aya seperti tadi saat Aya memeluk lengan Darel.

Kali ini, Aya yang merasa bahwa dunianya berputar dengan cepat. Aya menatap Darel yang juga sedang menatapnya kemudian dia menatap kedepan dengan jantung yang terus bertedak kencang.

"Ayo rel, gue takut pingsan kalo kita diem berdiri disitu terus," Aya berjalan masih dengan kedua tangannya yang memeluk lengan Darel. Darel menggeleng melihat tingakah Aya yang sangat menggemaskan.

Darel dan Aya berjalan menuju penjual coklat panas. Darel memesan dua coklat panas.

"Masih dingin gk?" tanya Darel membuat Aya menoleh.

"Nggak ada yang dingin," jawab Aya.

"Tangan lo dingin," ucap Darel sambil menempelkan telapak tangannya ketelapak tangan Aya.

Aya menatap kedua tangannya yang sedang ditiup-tiup oleh Darel. Dengan jantung yang sudah mau lompat dari tempatnya Aya berusaha tenang.

Aya menghembuskan napasnya dengan tenang saat pesanan mereka sampai. Darel mengambil satu kap coklat hangat yang tadi sudah dia pesan dan dia berikan kepada Aya. Setelah itu dia mengambil satu kap lagi untuk dirinya sendiri.

"Emm besok berangkat sama siapa?" tanya Darel.

"Lo nanya gue?" Aya bertanya balik membuat Darel mengangguk. "Biasanya si berangkat bareng bokap," jawab Aya.

"Mau berangkat bareng gue, nggak?" tanya Darel.

"Nanti pacar-pacar lo marah lagi," Aya menjawab sambil memalingkan mukanya.

Darel tersenyum geli kearah Aya. Aya tidak menyadari jika sekarang Darel sedang tersenyum dibelakangnya.

"Pacar? Gue nggak punya pacar," kata Darel. "Tapi bentar lagi gue bakal nembak cewek," lanjutnya, Aya menoleh dengan rasa penasaran dan takut jika orang yang ingin Darel tembak bukan dirinya. Aya berfikir bahwa harapan dia terlalu tinggi pada Darel, mana mungkin Darel akan menembaknya.

"Siapa yang mau lo tembak?" tanya Aya dengan raut wajah yang sudah dia buat sesantai mungkin.

"Intinya dia cantik," kata Darel.

"Gue nggak cantik," gumam Aya yang terdengar oleh Darel.

Darel terkekeh mendengar gumaman Aya. Dia melanjutkan ucapannya, "dia juga baik, dia nggak terlalu tinggi, dia pinter, dia ngeselin, intinya dia istimewa buat gue."

"Gue baik nggak, gue pinter nggak ya, tapi kemaren gue ulangan IPA nggak remidi," gumam Aya sambil memalingkan pandangannya dari Darel.

Darel memajukan wajahnya sambil tersenyum menatap Aya dari belakang. Dia menopang dagunya dengan kedua tangannya.

"Udah mikirnya?" tanya Darel.

"Gue nggak mikir," kata Aya kesal sendiri.

"Galak banget," titah Darel sambil terkekeh.

"Diem lo, nggak ada yang lucu," Aya melotot kearah Darel. "Gue mau pulang," kata Aya membuat Darel mengangguk.

Darel mengantar Aya pulang kerumahnya. Tapi saat mereka sedang berada dijalan yang lumayan sepi, ada beberapa orang pria dengan motor sportnya menghentikan motor Darel.

Dengan mendadak, Darel menghentikan motornya saat itu juga reflek Aya meneluk Darel daro belakang.

Darel turun dari motornya diikuti oleh Aya.
"Lo nggak papa kan ya?" tanya Darel khawatir membuat Aya menggeleng.

Darel menatap mereka dengan nyalang. Salah satu dari mereka maju setelah melepas helemnya. Aya menatap Darel yang sepertinya sedang sangat marah. Entah kenapa Aya baru melihat Darel yang seperti ini. Dia memegangi lengan Darel dengan kencang.

"Hay Darel, apa kabar?" tanya pria itu menatap Darel tanpa melihat kearah Aya.

Darel menatap dingin pria itu. "Gue baik banget," jawab Darel santai.

Pandangan pria itu jatuh pada Aya. Aya juga menatap pria itu. Sepertinya dia pernah melihat pria itu tapi dimana, dia tidak ingat.

Pria itu tersenyum menatap Aya yang sepertinya sedang berusaha mengingat-ingat sesuatu.

"Hay, Aya, apa kabar? masih inget gue kan?" tanya Pria itu membuat Aya mengerutkan keningnya. Darel menatap Aya yang sedang kebingungan.

🐝🐝🐝

Tbc!
Jangan lupa vote and coment..
See you next part
Makasih😊

After Being With You ([ON GOING])Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon