part 23

1 0 0
                                        

"Lo tarik nafas terus buang nafas," saran Damar.

Zafran menjitak dengan keras kepala Damar membuat sang empu yang dijitak meringis kesakitan. "Sialan lo, sakit tau."

"Lo dari tadi tarik nafas, buang nafas terus, nggak ada yang lain?" tanya Zafran.

"Bentar gue cari dulu," kata Damar sambil berjalan menjauh dari mereka berdua.

"Eh mau kemana lo!" teriak Darel yang sendari tadi hanya menyimak perdebatan antara Zafran dan Damar.

Damar menoleh "mau cari ayam," balas Damar tak kalah berteriak.

Darel dan Zafran saling pandang satu sama lain mengisyaratkan bahwa mereka bingung. "Aya buat apaan?" teriak Darel lagi.

"Buat bantuin lo,"

"Hah! Gue nggak perlu ayam kamprer," kata Darel sambil berlari mengejar Damar. "Gue nggak butuh Ayam, Ayam buat apaan."

"Katanya lo butuh saran," ucap Damar.

"Kan emang, terus apa hubungannya sama ayam?" gemas Darel.

"Nggak ada hubungan apa-apa."

"Bodo amat!" kesal Darel.

Darel berjalan kembali mendekat kearah Zafran dan menjauhi Damar yang masih berdiri ditempatnya dengan wajah sok polos yang malah membuatnya didekati oleh siswi sekolahnya.

"Oke sekarang gini aja, gue bakal lakuian sebisa gue. Kali ini gue bener-bener tulus," batin Darel sambil melihat kembali seorang gadis yang sedang tertawa bersama adik Darel dan sahabatnya.

Zafran menatap Darel. Dia sangat yakin, untuk kali ini, Darel tidak main-main dengan perasaannya, dia juga yakin Darel bisa melakukannya sendiri.

"Lo cowok kan?"

"Menurut lo," ketus Damar.

"Jaga dia, jangan bikin dia kecewa, jangan bikin dia nangis. Dan hati-hati dalam bertindak bisa jadi hal kecil pun yang bahkan nggak lo sadari bisa buat dia sakit hati. Gue percaya sama lo. Lakuin yang terbaik buat diri lo sendiri dan juga buat dia," pesan Zafran panjang sambil menepuk bahu Darel.

Darel tersenyum dan mengangguk "pasti," kata Darel yakin.

Darel kembali menatap gadis itu dia menghembuskan nafasnya dengan pelan dan menyakinkan hatinya. Setelah yakin dengan keputusan yang dia buat, dia berteriak dengan kencang dari lantai atas.

"BUAT LO! CEWEK YANG UDAH BIKIN GUE NGERASA JADI ORANG YANG SANGAT BODOH, BUAT LO YANG UDAH BIKIN GUE NGERASA BERSALAH SAMA CEWEK-CEWEK YANG PERNAH GUE SAKITIN!," Darel berhenti sejenak.

Mendengar teriakan Darel, semua mata kini tertuju padanya bahkan guru yang sedang mengajar olahraga pun ikut menatapnya dan juga kaca kelas yang sudah dipenuhi dengan manusia yang sedang mengintip karena memang saat ini jam pelajaran sedang berlangsung.

"GUE SUKA SAMA LO! GUE BENER-BENER SUKA SAMA LO," lanjut Darel. "NAYARA FIDELYA BAYLOR, LO CEWEK PERTAMA YANG BIKIN GUE JADI KAYA GINI. LO CEWEK PERTAMA YANG BISA BIKIN GUE CINTA SAMA LO! DAN GUE NGGAK BUTUH LO PERCAYA APA NGGAK, YANG PASTI GUE TULUS, GUE NGGAK MAIN-MAIN. GUE NGGAK TAU LO NGERASAIN HAL YANG SAMA KAYA GUE APA NGGAK. TAPI GUE CUMA MAU BILANG LO MAU NGGAK JADI PACAR GUE!" akhirnya setelah mengatakan hal itu, Darel bisa bernafas dengan lega. Setidaknya dia sudah mengutarakan apa yang ada didalam sana, masalah diterima atau tidak Darel hanya bisa berdoa.

Dia menatap Aya yang juga sedang menatapnya dengan pandangan yang entah seperti apa, namun Darel melihat bahwa sepertinya Aya sedang menahan malunya.

"Aya!" teriak Darel saat sebuah bola basket mendarat dengan sempurna tepat dikepala Aya.

🐝🐝🐝

After Being With You ([ON GOING])Where stories live. Discover now