part 11

5 1 0
                                        

Aya sedang duduk dibalkon kamarnya sambil meminum sebuah susu rasa vanila yang masih hangat. Entah kenapa Aya sendari tadi senyum-senyum tidak jelas.

"Masa sih Darel suka sama gue," kata Aya masih dengan senyumnya. "Kok aneh ya," lanjut Aya.

Aya kembali terdiam dengan senyum yang terus mengembang dibibirnya. Dia kembali berkata. "Tapi gue nggak boleh geer, nggak boleh ngarep," kata Aya. "Darel itu play boy, jadi nggak aneh kalo dia kaya gitu."

"Kok gue jadi pusing ya," gumam Aya.
"Tau ah, gue mau tidur," tambah Aya kemudian pergi masuk kedalam kamarnya dan bersiap untuk tidur.

🐝🐝🐝

"Bang," panggil seorang gadis membuat Darel yang sedang duduk ditepi kolam renang rumahnya menoleh.

"Apaan?" tanya Darel. Fany duduk disebelah Darel.

"Lo lagi mikirin apa si?" tanya Fany.

"Nggak mikirin apa-apa." Darel berbohong padahal sendari tadi diotaknya berputar-putar nama Aya seakan layaknya kaset rusak.

"Bohong dosa," kata Fany dengan tenang. "Lo suka sama Aya?" tanya Fany membuat Darel menoleh.

Darel terdiam sejenak menatap air kolam yang bergerak. Darel kembali menoleh kearah Fany. "Kok lo mikir gitu?" tanya Darel.

"Sikap lo yang bilang sama gue," balas Fany membuat Darel terlihat bingung.

"Gue nggak paham," kata Darel membuat Fany menepuk kepalanya sendiri.

"Punya abang kok gini amat ya, ganteng-ganteng tapi tolol," Fany berkata sambil memasang wajah prihatin pada Darel.

"Sembarangan lo," ucap Darel.

"Ya gini, intinya sikap lo ke Aya itu beda," kata Fany. "Inget gue adik lo, jadi gue tau gimana sikap lo. Semangat ya berjuangnya, gue tau lo bisa," ujar Fany kemudian berdiri dari duduknya meninggalkan Darel yang terdiam memikirkan ucapan Fany.

"Semangat, berjuang," Darel bingung sendiri. "Berjuang buat apaan emang," bingung Darel. "Masa sih gue suka sama Aya," lanjut Darel.

Darel kembali mengingat saat dia pertama kali bertemu dengan Aya. Saat Aya pertama Aya masuk sekolah. Saat mendapat hukuman bersama Aya, dan Saat ditaman sekolah.

"Gue kayaknya emang udah gila," kata Darel yang sadar bahwa dia senyum-senyum tidak jelas.

"Kamu emang gila," kata seorang wanita paruh baya dari belakang Darel.

"Bunda tega banget," balas Darel.

"Emang kamu kenapa kok dari tadi senyum-senyum sendiri?" tanya Alia membuat Darel bingung harus menjawab apa. Karena dia sendiri pun tidak tau mengapa dia senyum-senyum sendiri.

"Kamu lagi suka sama cewek?" tanya Alia membuat Darel mengerutkan keningnya.

"Enggak," ragu Darel.

"Kalo kamu bener-bener suka dia siapapun ceweknya, jaga dia karena dengan itu kamu bisa ngehargain perasaan bunda. Kalo kamu nyakitin dia sama aja kamu nyakitin bunda," pesan Alia kemudian mengelus rambut Darel dan mengecup pipi Darel sekilas. "Udah malem tidur, jangan dipikirin mulu," lanjut Alia kemudian pergi meninggalkan Darel sendiri.

"Kenapa sih?" bingung Darel. Darel menggelengkan kepalanya kemudian pergi menuju kamarnya sendiri.

🐝🐝🐝

"Mama sepatu Aya lari kemana!" teriak Aya dari kamarnya.

"Mana mama tau, lari kekebun binatang kali. Udah bosen tinggal disini," jawab Nia asal.

After Being With You ([ON GOING])Where stories live. Discover now